TUJUH

8.2K 689 34
                                    

GEBETAN YA?
***

"Sekali lagi maaf ya, Bu." Daffin memberikan senyum bersalah pada Fara.

"Ah iya, tidak masalah." jawab Fara kikuk.

"Kalau begitu saya pergi dulu." setelah mendapatkan jawaban dari Fara, Daffin berjalan meninggalkan ruang guru. Mama nya benar benar nekat. Kenapa bisa begini?

"Kak Daffin." Daffin tersentak saat ada yang memanggilnya. Daffin menengok, dia bernafas lega. Hanya Lintang.

"Ngagetin tau nggak!" Lintang mengerti mendengar ucapan Daffin.

"Kenapa sih? Aneh banget?!" tanya Lintang, laki laki itu berjalan bersisian dengan Bintang dan dibelakangnya ada Dery dan Nico.

"Mama emang nekat. Masa--" Daffin tidak melanjutkan ucapannya saat dia melihat seorang gadis yang berdiri disebelah Lintang. Lintang mengangkat sebelah alisnya, bingung dengan Daffin. "Gebetan ya?"

Lintang menatap datar Kakanya. "Du weißt es immer."

Bintang, Nico dan Dery melongo mendengar ucapan Lintang. Mereka tidak mengerti dengan bahasa Jerman. Terlalu membingungkan. "Lo ngomong apa, Lin?"

Lintang menggeleng mendengar ucapan Nico. Dia melihat kakaknya yang memberikan senyum misterius. "Lebih baik kita pergi."

"Keluarga Vernando memang tidak ada yang gagal. Kakaknya aja ganteng banget." Nico berbisik ke Dery.

"Bener, Co. Gue kalau jadi anak mereka pasti ganteng ya?" pernyataan Dery membuat Nico langsung memukul kepalanya. "Sakit bego!"

"Baru tau gue kalo cowok juga suka ghibah." ucapan menusuk Bintang membuat kedua temannya tersenyum kecil.

"Wah Bintang, lo cenayang ya? Lo bisa tau kita lagi ngapain." Nico terkekeh, sedangkan Bintang hanya memutar bola matanya malas.

"Lin--"

"Sstt! Diem!" Lintang memotong. Dia melirik Daffin, menyuruhnya diam. "Kakak ngapain sih sampe masuk kesini? Lintang udah gede, ngga usah sampe dijemput juga."

Daffin memutar bola matanya malas. Nico dan Dery sudah sangat ingin tertawa mendengar gaya berbicara Lintang sedangkan Bintang hanya tersenyum kecil mendengarnya. Walaupun begitu, itu adalah ciri khas Lintang. Pasti semua orang tau kalau menyebutkan ciri cirinya disekolah.

"Siapa juga yang mau masuk kesini. Tadi disuruh Mama buat nganter Bu Fara karena Kakak ngga sengaja nabrak." penjelasan Daffin membuat keempat orang itu langsung menatapnya.

"Bu Fara yang cantik bukan, Kak?" tanya Dery cepat.

Daffin mengangguk. "Iya cantik, Mama sampe.."

Lintang mengernyit, dia melirik Daffin bingung. "Kenapa Kak? Kok ngga dilanjutin?"

Daffin menggeleng. "Ngga. Kakak duluan ya." tanpa menunggu jawaban adiknya, Daffin langsung berlari meninggalkan Lintang.

Lintang memiringkan kepalanya bingung. Bintang menggeleng. "Kakak lo kenapa, Lin?"

"Ngga tau. Dia emang aneh." ucap Lintang cuek.

"Aneh juga kakak lo, Lintang." ucap Nico yang berdiri dibelakangnya.

"Iya. Tapi--"

"Hai Lintang." sapaan itu berhasil menghalangi jalan Lintang dan teman temannya.

Melihat siapa yang berada didepan mereka, Nico dan Dery berdiri disebelah Lintang dan Bintang. Angel dan kacung kacungnya terkadang berbuat aneh. Walaupun Bintang tidak pernah dibully, namun pengkhianatan yang dilakukannya membuat Angel bisa kapan saja membully Bintang walaupun itu tidak mungkin.

LINTANG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang