Happy Reading
Jangan lupa tinggalkan jejak:*LABIRIN
3. Wejangan"Semakin tinggi harapanku, maka semakin besar pula rasa kecewaku." ~Lintang Sad Boy
Lintang menutup pintu rumah Nando dengan keras membuat sang pemilik rumah dan ketiga temannya terlonjak kaget. Keempat remaja itu menatap kearah Lintang dengan tatapan bingung.
"Lo kenapa?" tanya Nando bingung.
Lintang meletakkan belanjaannya begitu saja, dia menjatuhkan tubuhnya di atas sofa. Rasanya, dia ingin makan orang sekarang juga. Rasanya begitu kesal melihat Diandra kembali. Bagaimana mungkin perempuan itu sekarang terlihat sangat baik baik saja, dia tidak terlihat seperti orang yang pernah mengalami gangguan mental.
"Lo kenapa? Aneh banget," Nando kembali bertanya.
Lintang mengangkat wajahnya, menatap satu persatu wajah teman temannya. "Diandra balik."
"Hah?!" teriak mereka bersamaan.
"Lo gak usah bohong, Lin! Diandra kan sekarang gila." ucap Dian tidak percaya. Perempuan itu meletakkan gelas berisi jus jeruk ke atas meja.
Lintang mendengus pelan, laki laki itu menggeleng. "Gue gak bohong. Gue ketemu sama dia waktu gue lagi bareng Bintang di minimarket."
"Hah?!" teman temannya semakin kaget. Ini hanya kebetulan atau sudah di rencanakan?
"Coba lo ceritain gimana lo bertiga bisa ketemu di tempat yang sama?" Salsa menatap Lintang penuh tanda tanya.
Lintang menghembuskan nafasnya pelan, laki laki itu kembali menceritakan kejadian menyenangkan lalu berakhir menyebalkan saat di minimarket. Lintang berjanji, dia tidak akan datang ke minimarket itu lagi. Satu kali saja sudah cukup.
"Astaga! Bisa gitu ya? Ketemu calon plus mantan istri. Gila emang." ucap Arga sambil tertawa.
"Gue gak punya mantan istri. Anggap aja dia benalu yang pernah singgah di hidup gue." bantah Lintang tidak terima. Laki laki itu tidak akan pernah menganggap kalau Diandra pernah menjadi istrinya.
"Jangan gitu lah. Dia itu nama pertama yang lo ucapin di depan penghulu, Tuhan dan semua orang," Salsa meledek membuat Lintang semakin kesal rasanya.
"Terima aja. Lagian dia gak jelek jelek amat kok buat lo akuin mantan istri." sambung Arga meledek.
"Akhlaknya jelek, ralat gak ada malah. Otaknya juga mungkin tinggal setengah." Lintang berucap dingin.
"Jangan terlalu benci, nanti lo jadi cinta sama dia," tegur Dian. Gadis itu belajar dari pengalaman, karena terlalu membenci Nando, sekarang dia malah berpacaran dengan laki laki itu.
"Buat lo aja. Ikhlas banget gue," Lintang mengibaskan kedua tangannya. Bertemu saja tidak mau, kenapa harus suka?
"Lo gak ada kepikiran buat dia jadi gila lagi?" tanya Salsa tiba tiba.
Lintang membuka oreo yang ia beli, memakannya satu sambil melirik Salsa. Kepalanya menggeleng. "Gak tau. Kalo berulah lagi, gue sekalian bunuh aja. Cewek kek gitu emang harus di basmi."
"Woah! Sadis!" ucap teman temannya bersamaan.
"Tapi gue suka omongan lo. Basmi aja gak papa," Salsa nyengir tipis.
"Terus sekarang lo sama Bintang gimana?" tanya Arga, dia membongkar kantong plastik milik Lintang.
"Kek gitu." jawab Lintang ambigu.
"Jawaban lo ambigu. Gitunya kek gimana?" tanya Nando, sebagai mantan kekasihnya, Nando tau betul bagaimana sifat Bintang.
Bintang itu sebenarnya baik dan mudah memaafkan. Kecewanya juga tidak berkepanjangan. Mudah melupakan hal yang menurutnya tidak penting. Tapi, dalam kasusnya Lintang berbeda. Gadis itu sebenarnya masih menyukai Lintang, tidak ada tatapan benci ataupun kecewa yang Bintang layangkan untuk Lintang. Bintang hanya bingung harus bersikap seperti apa.
"Dia punya bakat pergi mulu. Iya sih dia dingin, ya kali gue ngechat jam dua siang di balesnya jam delapan malem. Itu tanda mundur pelan pelam apa gimana?" gerutu Lintang kesal.
Semua teman temannya tertawa, tepatnya menertawakan nasib Lintang yang selalu gagal dalam menjalin hubungan dengan perempuan. Lintang yang di tertawakan berdecak kesal. "Diem lo pada!"
"Nasib lo kok gitu amat?" tanya Nando setelah dia berhasil menghentikan tawanya.
"Bukan Bintangnya yang mau mundur, tapi lo yang harus mundur. Udah jelas banget tuh kode nya. Lo aja yang cowok gak peka." Arga mencibir dengan tawa kecilnya. Laki laki itu secara tidak langsung menyindir Salsa yang tidak peka dengan perasaannya.
"Mundur aja mundur. Belum tentu Bintang masih suka sama lo. Inget, dia udah tujuh tahun di Jepang, siapa yang tau kalau dia udah suka cowok yang lebih ganteng dari lo, lebih sempurna dari lo, dan lebih--" Dian menggantung ucapannya, dia melirik Lintang yang wajahnya semakin kesal. "Dan lebih baik dari lo. Lebih dari segalanya dari lo."
"Atau lo mau sama Diandra lagi aja?" tanya Nando. Kedua pasangan itu begiru kompak untuk menyudutkan Lintang.
"Gak! Gak! Pantang bagi keluarga Vernando buat cari perempuan lain kalo cinta pertama nya itu masih ada." tolak Lintang tegas.
Teman temannya saling melirik, mereka menggeleng sambil tersenyum. "Yakin? Kalo kek gini gimana?"
Lintang menatap kearah ponsel milik Salsa, dia mengerjap cepat lalu merebut ponsel itu. Menatapnya dengan kening mengernyit. Jantung laki laki itu berdetak sangat cepat saat melihat Bintang membuat instastory fotonya yang tengah di gendong oleh seorang laki laki. Wajah Bintang terlihat sangat bahagia.
Apa Lintang harus mundur? Bintang tampak sangat bahagia di foto itu.
"Liat kan? Kita bukannya gak mau lo balik lagi sama Bintang, tapi liat Bintangnya dulu. Dia mau gak sama lo setelah apa yang semuanya terjadi. Dia cewek, Lin. Pasti sulit buat lupain lo gitu aja," Salsa menarik ponselnya dari tangan Lintang. "Tapi gak ada salahnya juga lo mau berjuang. Mereka juga belum tentu punya hubungan lebih dari seorang teman."
"Bintang mungkin gak terlalu kecewa sama lo karena dia tau, lo gak pernah berniat ngelakuin hal kek gitu. Tapi, ada saatnya seseorang menyerah untuk tetap mencintai seseorang yang bukan lagi untuknya." Nando melanjutkan. "Dia mungkin dulu ngira lo bakalan langgeng sama Diandra, sampe dia milih buat coba buka hatinya buat cowok lain."
"Balik lagi sama lo. Terserah lo mau bersikap kek gimana ke Bintang. Tapi, jangan paksa dia. Dia udah terlalu sering di sakiti." ucap Arga mendadak serius.
Lintang terdiam, ucapan mereka semua benar. Bintang sudah terlalu mendapatkan banyak rasa sakit di hatinya. Keluarganya, di khianati oleh kekasih dan sahabatnya waktu SMA lalu oleh dirinya dan juga Diandra. Apa Lintang akan tega kembali memaksa Bintang agar kembali bersamanya jika gadis itu sudah bahagia dengan laki laki lain?
"Gue balik dulu," Lintang bangkit, berjalan meninggalkan teman temannya.
"Tunggu, Lin!" teriak Dian, Lintang berbalik menatapnya. "Lo gak perlu langsung nyerah gitu aja. Kita kita dukung lo kok. Lagian, ucapan Mama lo mungkin bener. Lo gak boleh nyerah. Gue percaya, kalo lo sama Bintang bisa kembali bersatu. Jodoh mungkin bakal kemana mana dulu, tapi dia juga pasti bakalan balik ke elo lagi kok."
Lintang tersenyum tipis mendengar ucapan Dian, gadis itu memang yang paling tau Bintang. Kepala Lintang mengangguk pelan, dia mengucapkan terima kasih lalu kembali berbalik meninggalkan rumah Nando. Jika Bintang sekarang mencintai laki laki lain, tapi Lintang yakin, mereka berdua akan kembali bersatu.
***
Jadi gimana? Endingnya pasti pada tau ya. Cerita ini gak rumit kok, beneran gak rumit😹
KAMU SEDANG MEMBACA
LINTANG [END]
Teen FictionLintang, Bintang dan Labirin. Setelah tujuh tahun tidak bertemu dan tiba tiba saja kembali di pertemukan. Lalu, bagaimana kisah mereka? *** Terdapat 2 Season Lintang (S1 end) Labirin (S2 end)