TIGA PULUH

5.4K 485 168
                                    

KELAKUAN BURUK DIANDRA!

***

Lintang berbalik, berjalan meninggalkan Diandra yang masih terpaku ditempatnya. Bintang masih menangis dipelukannya.

"Lintang! Lo gak boleh pergi!" teriak Diandra tapi tidak bisa membuat Lintang berhenti. Diandra mengepalkan tangannya kuat kuat. "Lintang! Lo gak boleh pergi atau gue bunuh anak ini."

Sepertinya ucapan Diandra mampu membuat langkah Bintang dan Lintang terhenti. Laki laki itu berbalik, menatap Diandra tajam. "Gak usah main main!"

"Gue gak main main. Kalo lo tetep pergi sama dia, gue bakalan bunuh anak ini." Diandra melirik kearah penjual soto. Perempuan itu berlari mendekat lalu mengambil pisau.

"Hei, jangan--"

"Diam!" bentak Diandra, dia memotong ucapan Ibu penjual soto.

Diandra kembali menatap Lintang dan Bintang yang sekarang tengah menatapnya tajam. Perempuan itu meletakkan ujung pisau ke perutnya sendiri. "Lo gak boleh pergi sama jalang itu!"

"Letakkan itu!" bentak Lintang, dia tidak akan tega melihat anaknya yang merenggang nyawa sebelum lahir kedunia.

"Gak mau. Lo harus janji dulu gak akan pergi dari dia!" Diandra menunjuk Bintang menggunakan pisau yang ia pegang.

"Letakkan, Diandra!" desis Lintang, laki laki itu takut jika Diandra akan melakukan hal nekat.

Diandra menggeleng. "Engga! Gue mau taruh ini kalo lo gak pergi sama dia."

Lintang mengepalkan kedua tangannya kuat kuat. Dia tidak akan mau bersama dengan Diandra, bahkan dalam mimpi pun Lintang tetap tidak akan mau. Lintang perlahan maju mendekati Diandra. "Kalau aku tidak mau bagaimana?"

"Lo bakalan kehilangan anak ini." jawab Diandra, dia kembali meletakkan ujung pisau yang ia pegang ke depan perutnya.

Lintang menatap ujung pisau itu yang siap menembus perut Diandra kapan saja. Walaupun Lintang membenci Ibu nya, namun dia tidak akan pernah bisa membenci anaknya sendiri. "Yakin mau bunuh diri?"

"Yakin lah. Gue cuman pake anak ini biar gue dapetin lo." jawab Diandra yakin, dia menekan pisau yang ia pegang sampai menembus baju seragamnya. Kulit perutnya sedikit tergores membuat baju seragam yang berwarna putih itu berubah warna menjadi merah.

"Jangan nekat, Diandra!" bentak Lintang. Dia tidak menyangka, Diandra lebih licik dari yang ia kira. Perempuan itu tidak peduli pada anaknya sendiri.

Diandra berjalan mundur, dia menatap kearah speaker yang berbunyi pertanda jika sudah menunjukan waktu istirahat. Diandra kembali menatap Lintang. "Lo harus janji mau sama gue. Terima gue dan gue gak akan bunuh anak ini."

Rahang Lintang benar benar mengeras, laki laki itu ingin maju namun setiap langkah Diandra akan semakin menusuk pisau yang ada diperutnya. Lintang masih punya perasaan. "Jangan tusuk semakin dalam lagi!"

"Makanya lo janji sama gue kalo lo gak akan berhubungan sama dia lagi!" Diandra berteriak kesal. Dia menatap Lintang yang hanya menampilkan wajah datarnya.

"Aku gak--"

"Sshh!" Diandra berdesis saat dia sengaja menekan lebih dalam pisau yang ada dimulutnya.

LINTANG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang