11. Dosa

3.1K 360 40
                                    

Happy Reading

LABIRIN
11. Dosa

Kualitas fotonya emang gak perlu di raguin lagu walaupun dispatch keturunannya dakjal 

Kualitas fotonya emang gak perlu di raguin lagu walaupun dispatch keturunannya dakjal 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Qilla, kan kak Lintang udah bilang, kakak gak bisa nikah sama kamu." Lintang mencoba berbicara selembut mungkin pada gadis kecil yang berada di pangkuannya.

"Emangnya kenapa?" tanya Qilla, dia mendongak agar bisa melihag wajah Lintang. "Kenapa kak Lintang bisa nikah sama kak Bintang? Sama kak Diandra juga bisa."

"Siapa bilang kak Lintang bisa nikah sama kak Diandra?" tanya Lintang, sampai kapanpun dia tidak akan khilaf lagi. "Kak Lintang gak bakalan bisa nikah sama kak Diandra. Sampai kapanpun, gak bakalan bisa."

Lintang melirik Bintang yang hanya diam memperhatikan. Laki laki itu kembali menatap Qilla yang terdiam. "Kakak mau tanya sama Qilla, tapi Qilla harus jawab jujur."

Kepala Qilla mengangguk. "Apa?"

"Qilla lebih suka kak Bintang apa kak Diandra?" tanya Lintang, dia menatap Qilla yang langsung mengalihkan pandangannya ke Bintang. "Qilla harus jawab jujur loh,"

Qilla menatap Lintang dengan pandangan polosnya, gadis kecil itu turun dari pangkuan Lintang lalu duduk di depan Bintang. Menatap wajah cantik Bintang yang memberikannya senyum.

"Kalo Qilla mau tau, kak Bintang bisa berantem, bisa masak enak kayak masakannya Nenek sama Mama Qilla. Reno juga suka sama kak Bintang." Lintang memuji, dia melakukannya agar Qilla menyukai Bintang. "Kalo Qilla tetep gak suka sama kak Bintang, ya udah gak papa. Kakak gak bakalan jajanin Qilla lagi."

"Kok gitu?!" tanya Qilla protes. "Gak mau, kak Lintang harus jajanin Qilla."

Lintang tersenyum lebar membuat Bintang yang melihatnya memutar bola matanya malas. Kenapa Lintang sangat licik?

"Salah Qilla karena gak suka sama kak Bintang." Lintang menyenderkan punggungnya ke kepala tempat tidur. "Lagi pula, kak Bintang ini baik, gak jahat kek kak Diandra."

"Jahat?" beo Qilla.

"Heem," Lintang menganggukkan kepalanya. "Jahat kayak ibu tiri, nanti kalo kak Diandra tetep di sini, nanti kak Diandra jahatin Qilla gimana?"

"Lintang!" Bintang langsung menegur saat mendengar ucapan Lintang. Lintang nyengir membuat Bintang mencibir pelan.

"Ih! Gak mau! Qilla gak mau deket deket sama kak Diandra lagi." Qilla menggeleng keras membuat Lintang yang melihatnya tersenyum lebar. Pandangan Qilla kembali menatap Bintang, tatapannya begitu intens. "Ini kak Bintang yang sering kakak ceritain bukan?"

Lintang mengerjap, dia melirik Bintang yang menatapnya dengan sebelah alis yang terangkat. Qilla menatap Lintang. "Bener gak? Yang kalo kakak kangen kakak selalu duduk di sana sambil liat langit."

LINTANG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang