TIGA

11.8K 811 21
                                    

MAMA LINTANG!
***

Lintang mendengus saat kakak kembar Papa nya terus saja bertanya pada dirinya apakah dia mempunyai kekasih apa tidak. Jawaban Lintang tetap sama, dia tidak mempunyai kekasih. Dia tidak menyukai gadis Jerman. Lokal saja seperti Mama nya. Kalau bisa, dia ingin memiliki kekasih yang benar benar mirip dengan Mama nya.

"Kenapa ngga punya pacar sih, Lin? Padahal aku yakin, cewek cewek Jerman cantik cantik." ucap Daisy dengan nada menggoda. "Apa tidak ada yang bisa meluluhkan hatimu?"

Lintang memutar bola matanya malas, dia menyenderkan kepalanya pada pundak Hanabi yang tengah bermain dengan anaknya Gevan dan Zanna. Leon, anak laki laki berumur sepuluh tahun itu terlihat sangat menggemaskan. "Diamlah, Kak. Ucapanmu itu sungguh tidak bermutu."

"Tidak bermutu? Dev, sebenarnya kamu mengajarkan apa pada anakmu itu?" tanya Cacha bingung. Biasanya, remaja seumuran Lintang tengah mengalami manisnya jatuh cinta. Ini, kenapa Lintang tidak pernah tertarik pada seorang wanita?

"Aku mengajarkan hal benar." jawab Devan sekenanya.

"Memangnya kenapa sih? Lagi pula itu bagus, Lintang ngga bakalan mainin wanita." ucap Nia membuat semuanya terdiam.

"Mom, nyindirnya alus banget." ucap Devan dan Gevan secara bersamaan membuat semua orang yang ada disana terkekeh, kecuali Hanabi, dan para keponakannya.

"Eh kalian ngerasa?" tanya Nia dengan tampang polosnya. Bahkan Brian yang ada disebelahnya harus meremas pelan pinggangnya agar dia berhenti menyindir.

"Nia, jangan begitu." bisik Brian lirih. Dia melirik Zanna dan Hanabi yang sedikit berubah ekspresi.

"Mama, ish!" ucapan Lintang membuat semua mata langsung menatapnya.

"Kenapa?" tanya Hanabi bingung. Dia tengah bermain dengan Leon dan tiba tiba Lintang berucap dengan nada tidak suka.

Lintang mencebikkan bibirnya, dia mengangkat tubuh Leon lalu mendudukan bocah laki laki itu keatas pangkuan Ayahnya. "Lintang balikin Leonnya. Lintang ngga suka Mama lebih perhatian sama Leon."

Ucapan polos Lintang membuat gelak tawa diruang keluar itu terdengar. Lintang tidak peduli, dia malah menyuruh Mama nya agar mengelus kepalanya.

"Aku yakin, tubuhnya saja yang tumbuh, otaknya masih kek umur lima tahun." ucap Gevan yang mendapat delikan tajam dari Devan.

"Biarkan saja, nanti dia juga tidak akan bersikap seperti itu." ucap Devan sambil menatap Lintang.

Tiba tiba Lintang berdiri membuat seluruh keluarganya bingung. Lintang melirik Daffin dan Daniel, anak kedua Cacha dan Chiko. "Kak, Niel, mau ikut mabar?"

Wajah keduanya langsung cerah, mereka mengangguk membuat Lintang langsung berlari menuju kamarnya. Dia merasa, dua gadis cerewet itu akan datang kerumahnya. Daffin dan Daniel hanya menggeleng melihat Lintang yang benar benar tidak menyukai Zevanna dan Alexa.

"Kenapa dia?" tanya Cacha, dia menyenderkan kepalanya ke pundak Chiko. Laki laki itu hanya diam dan memperhatikan interaksi keluarga istrinya.

"Mungkin--"

"Tante Hana, Kak Lintang mana?" pertanyaan itu membuat ucapan Hanabi terhenti. Alexa terlihat sangat bahagia saat dia mendengar kabar kalau Lintang kembali.

LINTANG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang