EKSTRA PART

8.5K 561 107
                                    

Lintang POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lintang POV

"Selamat malam, Lintang. Mimpi indah." ucap Mama lalu mengecup keningku dengan lembut.

Aku hanya tersenyum, wanita yang sudah melahirkanku itu begitu cantik dan juga lembut. Dulu, aku berfikir dengan hanya adanya Mama, aku akan baik baik saja. Aku tidak perlu memerlukan seorang pendamping hidup. Mama sudah memenuhi semua yang aku butuhkan. Cinta, kasih sayang dan yang lainnya Mama berikan untukku.

Walaupun terkadang aku masih bersikap kekanakan diusiaku yang sudah menginjak 23 tahun, aku masih sering merepotkan Mama. Mama sebenarnya tidak mempermasalahkan itu, tapi aku yang selalu merasa tidak enak. Aku selalu diperlakukan seperti putra kecilnya walaupun aku merasa senang.

Mama adalah sosok yang selama ini mendukungku. Menemaniku disaat aku benar benar merasa terpuruk, dulu. Mama bukan hanya mendukungku, tapi Mama selalu berkata. 'Jangan bersedih, Mama yakin kalau dia jodoh Lintang, pasti dia kembali kok.' Hanya kata kata itu yang membuatku sampai sekarang masih percaya kalau perempuan yang dulu aku cintai bisa aku miliki kembali.

Tujuh tahun bukan waktu yang sebentar. Itu cukup lama untuk menunggu hal yang tidak pasti. Dulu, aku pernah merasakan hal seperti ini. Menanyakan dimana Mama waktu aku kecil. Aku tidak tau seperti apa rasanya karena waktu itu aku masih kecil. Sekarang, aku tau bagaimana rasanya. Menunggu tanpa kepastian memang membuatku merasa lelah.

Aku menyibak selimut yang membungkus tubuhku lalu aku berjalan menuju balkon. Membuka pintu kaca membuat angin malam langsung berhembus diwajahku. Aku duduk dikursi yang ada dibalkon, menatap langit malam yang hari ini penuh dengan bintang. Rutinitas favorite ku selama tujuh tahun terakhir ini.

Bagaimana kabarnya sekarang? Apa dia baik baik saja? Sekarang, dia sudah menikah belum? Dia sudah bahagia?

Hanya pertanyaan sederhana yang terus muncul diotakku tanpa bisa aku ataupun orang lain jawab. Aku kembali kehilangannya sejak dia memintaku dan Kak Lukas agar tidak memperebutkannya. Sungguh, waktu itu aku menangis sampai dirumah. Aku tidak pernah merasakan rasa sakit yang begitu kuat menghantam hatiku.

Sejak kejadian itu, dia hilang begitu saja. Hilang bagai ditelan bumi. Aku sudah mencarinya diseluruh Indonesia tapi aku tidak dapat menemukannya. Aku juga sudah menyuruh kenalanku yang tinggal diluar Indonesia untuk membantuku mencari Bintang. Namun, hasilnya tetap sama. Aku tidak dapat menemukannya.

Kak Lukas sudah menikah dua tahun yang lalu dan sudah memiliki satu orang putri. Dia benar benar menuruti ucapan Bintang, namun aku tidak dapat melakukannya. Aku terlalu mencintainya membuatku tidak dapat melupakannya.

Bintang. Satu nama yang selalu sukses membuatku terus merasa rindu. Hanya dia, satu satunya wanita yang dapat membuat hatiku berdetak tidak karuan. Gadis cantik, namun sederhana yang membuatku tau apa itu cinta.

LINTANG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang