ENAM BELAS

6.8K 628 36
                                    

UNGKAPAN

Apa kita hanya akan tetap terjebak dalam hubungan yang dinamakan, FRIENDZONE?
***

Lintang sudah berada didalam mobilnya, dia tengah menunggu Bintang keluar dari rumahnya. Lintang mengetuk jarinya diroda stir mobilnya, menatap kearah pintu rumah berlantai dua milik Bintang. Kenapa gadis itu tidak kunjung keluar?

Saat akan keluar dari mobil, Bintang keluar dari rumahnya. Lintang tersenyum saat Bintang melihatnya. Matanya tidak beralih sama sekali dari wajah cantik Bintang. Dia mengikuti gerakan Bintang sampai gadis itu duduk disebelahnya. Entah kenapa, gadis pujaannya itu makin terlihat cantik.

"Ayo, jalan." Lintang tersenyum saat mendengar suara Bintang. Laki laki itu menjalankan mobilnya menuju sekolah.

"Bintang."

"Ya?"

"Mau liat pertunjukan gak nanti disekolah?"

"Pertunjukan apa?" tanya Bintang bingung. "Lo mau ngerjain Angel sama yang lainnya lagi ya?"

Lintang terkekeh. Dia mengangguk kecil. "Tentu saja. Aku belum puas. Kita lihat apa yang akan terjadi dengan princess dan prince kita."

Bintang bergidik ngeri saat melihat seringaian diwajah Lintang. Laki laki berwajah imut disebelahnya ini memang penuh kejutan, Bintang memang belum mengetahui Lintang dengan dalam. Dia hanya sekedar tau sifat Lintang yang sering laki laki itu tunjukan.

"Lo serem." cicit Bintang, dia melirik Lintang yang sekarang malah terkekeh tampan. "Lo udah mirip psikopat gitu."

Lintang menggeleng, dia menatap Bintang sebentar lalu kembali fokus kejalan. "Emang keturunan psikopat kok."

Anjir! Bintang memaki didalam hati. Apa yang Lintang ucapkan tadi? Lintang berbicara seakan akan dia memang benar benar keturunan keluarga psikopat. Bintang menggeleng, dia terkekeh kecil tidak percaya dengan pendengarannya. "Lo bohong."

"Aku gak bohong." bantah Lintang. "Papa sama Kakek emang psikopat. Kalo gak percaya, tanya aja sendiri."

Sekarang, Bintang menatap Lintang sepenuhnya. Laki laki itu tidak ragu sama sekali untuk memberitahu siapa keluarganya yang sebenarnya. Ucapan Lintang yang tenang dan tegas membuat Bintang tau kalau Lintang tidak bohong.

"Lo gak bohong?" Lintang menggeleng. "Psikopat? Yang bunuh bunuh orang kan?"

Lintang kembali mengangguk. "Iya. Memangnya Bintang pikir, sifat licikku datang dari siapa? Gak mungkin dari tetangga kan?"

Bintang meringis mendengar ucapan Lintang. Disaat serius begini kenapa Lintang mengajaknya bercanda? Jantung Bintanh berdetak cepat, sekarang dia merinding. Tidak takut, hanya saja kelewat kaget.

"Gak usah takut. Aku gak kek Papa sama Kakek kok." Lintang tersenyum, dia mengacak acak poni Bintang dengan gemas. "Sifat kejam mereka gak nurun ke aku. Cuman liciknya aja. Jadi, Bintang tenang aja. Untuk sekarang, aku gak akan bunuh orang."

Untuk sekarang. Tolong pikirkan baik baik, mungkin sekarang tidak tapi entah nanti kedepannya. Tidak ada yang tau. Semoga saja pikiran jeleknya tidak terjadi.

 Semoga saja pikiran jeleknya tidak terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LINTANG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang