14 ~ Lebih Dekat (2)

854 31 26
                                    

Senyumanmu dan kedua manik mata indahmu mampu membuat diriku terbius dan terlarut dalam perasaan yang tak karuan.
~vch~

🎶🎶🎶🎶

"Okay. Makasih cantik udah bantu obatin lukanya."

Naura yang mendengar ucapan Devano menjadi salah tingkah disertai dengan wajahnya yang mulai memanas dan memerah seperti tomat. Devano yang sadar akan perubahan raut Naura yang menjadi memerah seketika, merasa senang dan tersenyum kemenangan karena sejuta ide jahilnya yang tak abis.

"Enak ya Nau," ucap Devano yang membuat Naura semakin bingung.

"H-hah?" Naura begitu salah tingkah, sampai-sampai ia menjadi gugup.

"Kalau cewe-cewe yang lain kan kalau mau pipinya merah harus pake blush on terus bisa luntur kalau kseringetan, otomatis harus bawa blush on kemana-mana. Nah loe enak Nau, soalnya muka loe bisa merah tiba-tiba gitu tuh." Devano menunjuk wajah Naura, membuat Naura spontan menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

"A-apa sih kak," Devano tertawa puas saat melihat Naura yang gelagapan lantaran terlalu gugup.

"Ngga usah gugup gitu kali. Santai aja Nau," Devano menarik kedua tangan Naura, membuat Naura kebingungan dan menatap Devano dengan penuh tanya.

Kini kedua manik mata mereka bertemu, Devano tak mampu mengontrol dirinya untuk tak tersenyum. Naura terlihat begitu salah tingkah, sedangkan Devano mengulas sebuah senyum yang tak dapat diartikan oleh Naura.

"K-kenapa kak?" Naura memberanikan diri untuk bertanya lantaran merasa bingung dengan Devano yang tersenyum tiba-tiba.

"Gue baru nyadar Nau," Devano masih terus menatap Naura. Kali ini tatapan nya lebih intens, membuat jantung Naura berdegup lebih cepat.

"A-apa?"

Devano mendekatkan wajahnya, membuat Naura harus memundurkan wajahnya dan tersandarlah ia pada tembok. Kini jarak antara wajah mereka cukup lah dekat, membuat jantung keduanya sama-sama berdegup kencang.

"Kok gue deg-degan gini ya?" tanya Devano dalam hatinya.

"Ya Tuhan, ini kak Devano mau ngapain sih? Lindungin Naura ya Tuhan," batin Naura yang diam-diam berdoa lantaran merasa panik dan merasa bingung dengan tingkah Devano.

"Gue baru nyadar ternyata loe kayak bocil SD, pendek. Hahahahahahah!" Devano memundurkan wajahnya sembari tertawa puas, membuat Naura menjadi kesal lantaran ulah usil Devano.

"Kak Dev! Nyebelin banget sih!" Naura memukul lengan Devano, membuat Devano malah semakin menjahilinya.

"Gue kira badan doang yang kayak bocil, taunya kekuatannya juga." Devano masih tertawa bahagia, membuat kekesalan Naura semakin bertambah.

"Nyebelin!" Naura segera bangkit berdiri dengan membawa kotak p3k, kemudian berjalan menuju ujung depan ruangan dengan kaki yang dihentakan keras.

Devano yang melihat tingkah kekanak-kanakan Naura hanya bisa tertawa geli (bukan geli jijik ya gais, geli lucu), ia tak dapat berkata-kata lagi melihat tingkah Naura, ia hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat sikap adik kelasnya yang satu ini.

Naura memasukan kotak p3k ke dalam loker, kemudian berbalik badan dan mulai berjalan ke arah Devano yang masih terus menertawai dirinya, membuat ia semakin kesal. "Tawa mulu aja terus, lama-lama mulutnya kaku tar."

The Sound Of Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang