38 ~ Panas?

557 31 18
                                    

Sahabat, bukan tentang siapa yang lebih baik siapa yang lebih kaya. Tapi, tentang seberapa tulus ia menemani kita tanpa menuntut apapun, dan menerima setiap perbedaan maupun kekurangan kita
~vch~

🎶🎶🎶🎶

"Gue temenin yuk," Devano langsung memutus omongan Naura, menarik lengan Naura secara halus.

"Ngga usah kak." Naura menjauhkan lengannya dari genggaman Devano, Devano menatap Naura penuh tanya.

"Kenapa? Loe mau sendiri? Bahaya Nau," Devano menaikan sebelah alisnya, tak mengerti dengan jalan pikir Naura.

"Aku sama kak Aldi aja. Kak Aldi mau kan nemenin?" tanya Naura yang kini tengah menatap Aldi yang berdiri tak jauh darinya.

Aldi melongo tak percaya, begitupun dengan yang lainnya.

"Gue?" tanya Aldi menunjuk dirinya sendiri.

"Iya astaga. Mau ngga?" tanya Naura.

Seketika perasaan Anneth menjadi tak karuan, dadanya terasa sesak. Begitupun dengan Devano, ia merasa sedikit sesak kala mendengar ucapan Naura yang lebih memilih Aldi dibandingkan dirinya.

"Mau kok. Ayok" Aldi berjalan menghampiri Naura.

"Sama gue aja kenapa sih?" tanya Devano yang heran dengan tingkah Naura yang mendadak berbeda.

Naura tak merespon ucapan Devano, ia malah langsung menghampiri Aldi yang kini tengah berdiri di dekat pintu keluar lobby.

"Duluan ya semua, dadah!" Naura melambaikan tangannya, sebelum akhirnya keluar meninggalkan lobby tersebut.

"Hareudang-hareudah-hareudang, panas panas panasss!" teriak Fatih menyanyikan lagu tersebut, kala melihat reaksi Devano dan juga Anneth yang menatap miris ke arah Aldi dan Naura yang telah beranjak keluar.

"Berisik kali! Terngiang-ngiang lagunya di kupingku, bikin panas telingaku." jelas Toran yang terngiang-ngiang lagu tersebut.

"Kenapa sih dia?" tanya Devano polos kepada Nashwa, yang langsung membuat Nashwa menaikan kedua pundaknya.

"Cemburu loe?" tanya Steffi yang kini tengah menatap Devano tajam.

Devano menggeleng, kemudian berjalan ke arah Anneth dan menarik tangan Anneth.

"Buset dah! Naura ngga ada, Anneth pun jadi." celetuk Fatih yang langsung membuat Devano menatap tajam ke arahnya.

"Bacot!" satu kata, namun menusuk. Itulah Devano.

"Nah, mampus lah kau." ledek Toran yang melihat Fatih langsung menciut.

Devano membawa Anneth untuk duduk di sofa, terletak tak jauh dari tempat yang lain berdiri. Anneth menatap Devano heran, ia tak mengerti mengapa pria itu membawanya ke sofa tersebut.

"Hm, loe cemburu?" tanya Devano tanpa basa-basi, membuat Anneth langsung membulatkan matanya tak percaya.

Anneth menggeleng, namun Devano kembali menatap Anneth dengan intens. Yap, Devano mampu menebak apakah orang tersebut berbohong atau tidak, hanya dari sorotan matanya.

"Ngga usah bohong, gue juga tau kok kalau loe bukan cuman ngefans sama Aldi. Gue tau loe suka sama dia," lagi-lagi Anneth terkejut mendengar pernyataan Devano.

"G-gue sendiri ngga tau suka atau ngga, yang jelas gue cemburu kalau dia deket sama Naura. Tapi, gue seneng kalau kak Aldi deket sama gue, kasih perhatian ke gue, bikin gue ngerasa spesial." jelas Anneth.

The Sound Of Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang