47 ~ Ngedate?

650 39 29
                                    

🎤 Ayu ~ Devano Danendra
.
.
.
Setiap detik dan waktu bersama mu, adalah hal yang tak pernah ingin ku lewati begitu saja. Aku bersyukur mampu mengenal dirimu, yang kini telah berhasil membuatku merasakan yang namanya jatuh cinta.
~vch~

🎶🎶🎶🎶

"Ayok lah, buruan turun. Nanti keburu kemaleman," ucap Naura yang langsung berjalan mendahului Devano.

Devano menggelengkan kepalanya kala melihat tingkah Naura yang terkadang hobi meninggalkan dirinya begitu saja.

"Nau, tungguin." teriak Devano cukup keras, namun tak digubris oleh Naura.

Bukan Devano namanya kalau ia tak bisa mengejar Naura dengan mudah. Devano melangkah cepat, berhasil menyusul Naura tanpa perlu berlari.

Devano yang kini telah sejajar dengan Naura, dengan cepat merangkul Naura secara tiba-tiba dan membuat Naura tersontak kaget.

"Ayam monyet!" teriak Naura yang tersontak kaget.

Devano tak menggubris, ia memilih berjalan santai menuju anak tangga, dengan tangan kiri nya yang terpampang sempurna di pundak Naura.

"Ish! Ngagetin aja tau ngga sih! Bisa ngga sih kalau dateng ngga usah ngagetin? Ini juga tangannya, main ngerangkul-rangkul ngga jelas." kesal Naura yang langsung menghentikan langkahnya, membuat Devano ikut menghentikan langkahnya.

"Bawel," ucap Devano menatap sinis ke arah Naura.

"Dih, cuman ngomong gitu doang juga." dumel Naura yang langsung membuat Devano mengkode untuk kembali melanjutkan jalan.

"Ihhh! Kak Devano! Jalannya pelan-pelan, kaki aku sama kaki kamu tuh langkahnya beda kak." oceh Naura yang merasa sulit menyamakan langkahnya yang kecil, dengan langkah Devano yang besar.

"Pendek sih loe," Devano terkekeh melihat ekspresi Naura yang terlihat kesal.

Yap, tinggi Naura hanya sebatas bahu Devano, bahkan tak sampai. Mereka terlihat begitu jauh kala sedang berjalan beriringan seperti saat ini. Naura melempar wajahnya malas, enggan berdebat dengan Devano jika soal masalah tinggi badan.

Ia sadar diri jika tingginya begitu jauh dengan Devano, tak ingin memancing Devano semakin mengejeknya dan ia memilih untuk diam tak merespon.

"Maaaa!" teriak Naura yang masih berjalan menuruni anak tangga, beriringan dengan Devano yang juga masih merangkul dirinya.

"Kenapa kak? Mama di dapur nih," teriak mama Nola dari arah dapur, membuat Naura segera meluncur menuju dapur.

Tante Deswita, tante Mona, mama Iis, dan mama Nola tengah asyik menyantap hidangan kecil di dapur, yang sempat dibeli tadi sore oleh mama Nola. Tak hanya itu, mereka juga saling bertukar cerita atau bahkan membahas hal yang terbilang random, namun yang pasti topik pembahasan ibu-ibu.

Devano dan Naura memasuki area dapur, seketika membuat ibu-ibu rempong tersebut menghentikan aktifitas mereka kala mendapati Devano dan Naura yang berjalan beriringan ke arah mereka layaknya seorang kekasih.

"Kamu laper kak?" tanya mama Nola yang merasa heran dengan kehadiran Naura secara tiba-tiba, membuat Naura hanya menggeleng sebagai tanda jawaban.

"Adek yang laper ya?" kini giliran mama Iis, yang juga mendapat gelengan yang sama dari Devano.

"Terus kalian ngapain turun? Mau join sama mama?" tanya mama Nola yang masih heran, membuat Naura segera menyenggol pinggang Devano menggunakan siku kanannya.

The Sound Of Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang