33 ~ Berbeda

601 38 33
                                    

Mungkinkah perasaan baru ini muncul begitu saja? Aku takut jika nantinya aku semakin nyaman dengan keberadaanmu, dan membuatku terobsesi untuk memiliki dirimu dan tak ingin kehilangan dirimu.
~vch~

🎶🎶🎶🎶

"

Ngga salah milih cewe buat jadi calon pacar," Devano terkekeh sendiri, membuat Naura langsung bergidik ngeri mendengarnya.

"Bercanda Nau, gue kan anggep loe adek." jelas Devano yang melihat Naura telah menampilkan wajah flatnya.

"Hm, gitu ya?"

"Iya. Atau loe mau gue anggep gebetan? Tapi guenya ngga mau, gimana tuh?" tawa Devano pecah kala Naura melototkan matanya kembali.

"Berisik ah!" kesal Naura yang terus diganggu oleh Devano.

Devano mendekat ke arah Naura, duduk di bangku panjang piano persis di sebelah Naura. Pandangan mata Devano langsung tertuju ke dua mata indah Naura. Entah mengapa, ia begitu menyukai mata cokelat Naura,  yang selalu berhasil membuat jantungnya berdegup kencang tanpa ia sadari.

"Nau,"

"Hah? Kenapa?" tanya Naura tersontak kaget, tatapan Naura kini tertuju pada kedua mata Devano yang tak terlalu besar.

"Boleh kan kalau gue mau belajar suka sama loe?" tanya Devano yang asal mengucapkan apa yang ada dalam benaknya, tanpa disaring terlebih dahulu.

"Belajar suka? Maksudnya?" tanya Naura polos yang tak mengerti maksud Devano.

Devano tersontak kaget kala mendengar pertanyaan Naura, ia sendiri bingung mengapa ia menanyakan hal itu pada Naura. "Lupain, reflek ngomong."

Naura menampilkan wajah bingungnya, "Maksudnya apasih?"

"Ngga ada. Udah jangan pikirin yang ngga pasti, pikirin yang pasti-pasti aja." Naura semakin dibuat bingung lantaran Devano yang tengah random. Devano memilih memainkan piano, ketimbang memikirkan apa yang tengah terjadi pada dirinya.

"Pikirin yang pasti? Di dunia ngga ada sesuatu yang pasti kak, selain mati."

"Ada,"

"Apa?"

"Gue." Naura semakin dibuat bingung, kini otaknya tengah berpikir keras untuk mencerna maksud ucapan Devano.

"Maksudnya?" tanya Naura yang akhirnya memilih menyerah lantaran tak mampu mencerna ucapan Devano.

Devano memberhentikan permainan pianonya, ia benar-benar merasa ada yang salah dalam dirinya. Ia bangkit berdiri, menarik lengan Naura, "Hm, ngga ada. Udah ayok!"

"Mau kemana?" tanya Naura polos, membuat Devano langsung membalikan badan dan menatap tubuh mungil Naura.

"Ke KUA," jawab Devano santai, yang langsung membuat Naura memukul lengan kekar miliknya.

"Serius dih,"

"Ya, ke ruangan ms Jeni lah Nau. Pikun atau amnesia sih?" Devano menarik lengan Naura untuk mengikuti dirinya.

Naura hanya bisa mengangguk dan mengikuti Devano, tanpa melepas gandengan Devano. Perlahan Devano membuka pintu, memastikan jika kondisi di luar ruangan sudah benar-benar aman.

Keadaan luar yang terlihat sepi, membuat Devano memutuskan untuk segera berlalu keluar ruangan. Tak lupa, ia pun mengunci ruangan tersebut untuk mencegah terjadinya kehilangan. Devano dan Naura berjalan menyusuri lorong lantai 1 yang terbilang luas dan panjang, membuat mereka memilih untuk berjalan santai.

The Sound Of Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang