62 ~ Bad Party?

791 49 95
                                    

Wajar kan jika aku kecewa melihat dirimu bersama dengan nya? Entah aku yang bodoh, atau memang aku yang tak pernah sadar jika mungkin ada sesuatu dibalik fakta persahabatan kalian.
~vch~
.
.
.
.
Hai! Maaf yak atas keterlambatan next.. maaf juga karena part ini menurut kalian absurd, byk typo, n gk nyambung :(

🎶🎶🎶

Seorang gadis tengah menatap dirinya di pantulan cermin, terlihat begitu anggun dengan balutan dress classic putih yang ia kenakan.

"Eh, cantiknya anak mama. Sini, mama poles dikit, biar makin cantik." celetuk seorang wanita paruh baya, berdiri di belakanh anak gadis kesayangannya yang kini tengah beranjak remaja.

Gadis itu hanya mengulas senyum, memeluk sang mama dan kembali duduk menghadap pada mamanya yang kini tengah mempersiapkan alat makeup untuk merias dirinya.

"Mama, kakak! Baju yang Ney pake, aneh ngga sih? Pas ngga? Terlalu heboh ngga?" tanya Neona yang kini tengah memutar-mutar badannya di depan cermin yang terletak dekat pintu kamar mandi, memperhatikan setiap inci pakaian yang ia pakai.

Naura dan Mama Nola reflek menengok, menatap Neona dengan gaun hitam yang lebih dominan pada warna abu-abu, se-lutut. Gadis kecil itu bertransformasi dan  terlihat layaknya gadis yang bukan lagi berusia 11 tahun melainkan terlihat lebih dewasa.

"Cocok kok, Ney. Rambutnya dikuncir aja, nanti minta Kak Ani yang tata rambut." jelas Naura, memberikan penilaian tentang penampilan adik kecilnya malam ini.

"Ney ngga mau pakai gaun yang putih aja? Biar senada sama mama dan kakak." Mama Nola memberikan tawaran pada gadis kecil itu, membuat Ney menggeleng dengan cepat.

"Ngga mau. Ney sukanya yang ini." Neona melipatkan kedua tangannya, seolah ia benar-benar tak ingin dipaksa untuk mengganti pakaiannya.

"Warnanya ngga sesuai tema, ngga malu?" balas Naura seolah mengiyakan usulan sang mama, membuat Neona berdecak kesal dan segera berhamburan mengambil ponsel yang sedang ia cas di dekat kasur.

"Yah, dia ngambek malah main hp." ledek Naura yang sedikit memancing emosi adiknya, namun dihiraukan lantaran Neona yang terlalu fokus dengan ponsel.

"Udah, kak. Diemin aja, lagi merenung kali. Sini, mama makeup-in lagi." nasihat Mama Nola, membuat Naura segera berbalik menghadap sang mama.

Dengan telaten, Mama Nola mempolesi wajah Naura dengan bedak tipis, sebelum akhirnya diberi blush on, eyeshadow, maskara, eyeliner, dan liptint.

Tok... Tok... Tok...

"Aku aja yang buka," ucap Ney dengan semangat empat lima, berlarian menuju pintu dan langsung membukanya.

Namun, seketika wajahnya kembali berubah kala mendapati seorang yang tak di harapkan oleh nya. Dengan langkah gontai, ia segera kembali menuju kasur dan mengambil kembali ponsel miliknya.

"Eh, Eney! Semangat amat buka pintunya, mama ada?" tanya pria tersebut yang kini langsung berhamburan masuk dan menutup kembali pintu kamar setelah mendapat kode dari gadis kecil itu.

"Loh, kok murung lagi?" tanya Mama Nola heran, membuat Ney hanya mengulas senyum yang dipaksakan.

"Cantiknya si kakak. Mau model rambutnya gimana, kak?" celetuk pria tersebut yang kini menghampiri Mama Nola dan Naura di depan cermin.

"Atur aja, Ni. Sanggul bagus kali, ya?" tanya Mama Nola balik, membuat Ani langsung menatap Naura seolah memperhatikan dengan detail dan menentukan model rambut seperti apa yang pas.

"Sanggul aja, nanti di kasih dikit rambut di pinggirnya gitu. Okey ngga, kak?" jelas Kak Ani di akhiri pertanyaan, meminta persetujuan dari sang pemilik rambut.

The Sound Of Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang