Satu tahun berlalu, semuanya terlewati dengan sangat baik dan tak ada lagi pertengkaran hebat diantara Unrivaled Team maupun hubungan Naura dan Devano. Tak terasa, kini masa akhir Devano dan Aldi menyelesaikan masa-masa SMA mereka sudah hampir di depan mata. Kini mereka tengah hiatus baik dari aktivitas team, maupun aktivitas dunia hiburan. Keduanya terfokus untuk mencari tempat kuliah yang mereka inginkan dan juga pada ujian yang akan dilaksanakan satu minggu mendatang.
Seperti saat ini, Devano tengah berada dalam kamar kesayangannya, terfokus pada layar laptop miliknya yang menampilkan nama-nama kampus yang nantinya akan ia jadikan tempat melanjutkan pendidikannya.
Tok... Tok... Tok...
"Dev, aku masuk boleh ngga?" teriak seorang dari depan kamar Devano, membuatnya seketika mengulas senyum sumringah lantaran hafal dengan suara gadis tersebut.
"Masuk aja, Nau. Kayak ke kamar siapa aja," ucap Devano pada gadisnya, membuat Naura segera membuka pintu dan masuk ke dalam ke kamar kekasihnya.
Klek!
"Kamu lagi belajar?" tanya nya, meletakan sepiring buah di atas nakas samping kasur Devano.
Devano menggeleng, membuat Naura segera duduk di sebelah dirinya dan ikut menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang milik Devano.
"Terus, kamu ngapain?" tanya Naura penasaran.
"Nyari kampus," ucap Devano tanpa menoleh.
"Kamu jadi ngambil beasiswa itu?" tanya Naura lirih, membuat Devano langsung meletakan laptopnya di samping dirinya dan langsung menatap Naura dalam.
"Kamu keberatan kalau aku ngambil?" bukannya menjawab, Devano malah balik bertanya.
Naura menggeleng lemah, "I know, that's your dream. Aku ngga mau jadi penghambat mimpi kamu, kamu bisa ambil kalau kamu mau." jawabnya lirih.
Jujur saja, untuk mengatakan itu bukanlah hal yang mudah bagi Naura. Nyatanya, ia takut nantinya Devano akan meninggalkan dirinya dan ia akan merasakan sebuah kehilangan untuk kesekian kalinya.
"Kamu takut kalau aku bakal ninggalin kamu?" tebak Devano, membuat Naura langsung mengangguk lemah. "Kalau kamu bisa minta sesuatu, apa yang pingin kamu minta?" tanya Devano sekali lagi.
Naura memejamkan matanya, "Aku mau, kamu selalu di samping aku dan jangan pernah ninggalin aku lagi. Aku takut," ucapnya lirih, menahan air matanya yang siap mengalir kapan saja.
Devano tersenyum mendengar penuturan Naura, ia tau gadisnya masih dilanda rasa trauma akan sebuah kehilangan yang pernah menimpanya. Tanpa aba-aba, Devano meraih kedua tangan gadisnya dan menggenggam erat.
"Aku ngga akan ninggalin kamu, jangan takut. Aku janji, bakal selalu ada di samping kamu dan jagain kamu. Jangan nangis, aku ngga mau kamu nangis karena aku."
Naura membuka matanya, menatap Devano sendu dengan matanya yang sudah berkaca-kaca. "Boleh ngga, kalau aku minta kamu kuliah di Indonesia aja?" tanya Naura ragu.
Mendengar permintaan gadisnya, Devano terdiam. Ini bukanlah keputusan yang mudah untuknya. Di satu sisi, Royal College Music adalah kampus impiannya sejak dulu. Namun di sisi lain, ia berat untuk meninggalkan gadisnya. Ia takut, nantinya akan membuat rasa trauma Naura semakin besar jika dirinya memilih menggapai mimpinya.
"Lupain, Dev. Raih mimpi kamu, i know that's your dream." celetuk Naura lirih, sebelum akhirnya melepas genggaman Devano dan berbalik.
Devano menahan lengan Naura, membuat Naura menoleh dan kebingungan. "Aku ngelepas beasiswa itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sound Of Love [COMPLETED]
Любовные романыBagi Naura, musik adalah segalanya membuat dirinya menjadi fokus untuk menggeluti seni musik. Harapan terbesarnya adalah masuk ke Sound Of Music School, sekolah musik favorite di Jakarta. Dengan jerih payahnya, Naura berhasil mendapatkan beasiswa da...