23 ~ Adu Mulut

615 28 22
                                    

Kalau ngga ada bensin, ngga mungkin ada api besar
~vch~

🎶🎶🎶🎶

Naura menghadap seseorang dengan tubuh yang jauh lebih tinggi darinya kala ia berbalik badan. Siapa lagi kalau bukan Devano Danendra.

Beruntung Naura tak sampai terjatuh. Dengan cepat, Devano memegang tangan Naura dengan tangan kiri miliknya. Sedangkan Naura, ia dengan cepat memegang baju milik Devano yang agak kebesaran tersebut. (Bayangin sendiri deh gmn, author susah jelasin ny wkwk) 

"Kayaknya, loe ngga bisa ya kalau ngga nabrak gue sehari aja?" tanya Devano yang langsung melepas genggaman Naura perlahan.

"Berisik." sepertinya Naura masih terlihat kesal dengan ulah Devano.

"Masih ngambek ceritanya?"

"Ngga tau, berisik." Naura langsung berbalik badan dan menuju meja makan untuk bergabung bersama teman-temannya yang lain.

Devano hanya menggeleng kala melihat aksi Naura, yang jika sudah mengambek maka akan sangat sulit untuk dibujuk.

Devano menutup pintu tak lupa ia menguncinya, kemudian berjalan menuju meja makan dan duduk di hadapan Naura.

Posisi duduk mereka seperti Naura duduk diantara Anneth dan Nashwa, sedangkan Devano di antara Aldi dan Fatih. Toran sendiri duduk di kursi ujung yang tak berhadapan dengan siapa-siapa. (Bayangin ndiri aja wkwk, mejanya tuh ada 8 yang hadap2an terus nanti di ujung 2 hadap2 an gt, 10 kursi intinya)

"Kenapa Nau?" tanya Aldi tiba-tiba kala Naura memanyunkan mukanya.

"Ngga papa kak," jawab Naura singkat sembari membuka kotak makanan miliknya.

"Lagi sensi mbanya?" Nashwa menggoda Naura, membuat Naura semakin kesal rasanya.

Naura sama sekali tak menghiraukan ucapan Nashwa, ia fokus untuk menyantap makanan yang ada di hadapannya.

"Makannya pelan-pelan kali Nau," Devano menendang kaki Naura perlahan dari bawah meja, membuat Naura langsung menginjak kaki Devano.

"Aduh-aduh," ucap Devano spontan lantaran kakinya diinjak oleh Naura.

"Kenapa lu?" Aldi merasa heran dengan tingkah Devano barusan.

"Itu tadi keinjek banteng," Devano menyengir, membuat Naura kembali menginjak Devano kala ia baru saja mau menyuap sesendok makanan ke dalam mulutnya.

"Awwwwww, sakit anjir!" teriak Devano reflek.

"Kenapa sih kak? Kayaknya daritadi heboh banget," tanya Fatih.

"Diinjek banteng dibilangin," ucap Devano yang seperti memancing Naura.

"Mana ada banteng disini, halu toh kakak?" Toran merasa ada yang tak beres.

"Ada di depan situ tuh," ucap Devano sembari menunjuk arah asal, namun matanya melirik Naura.

Naura yang semakin kesal langsung menginjak kaki Devano dengan begitu gemas, membuat Devano kembali berteriak. "Awwww, awwww, ini sakit asli! Anjir!"

"Apaan sih dek? Daritadi ngga jelas banget." Aldi mulai greget melihat tingkah Devano yang menurutnya sedang tak jelas.

"Kak Dev pas di kantin tadi kejedot apa sih? Kok jadi aneh gini?" Anneth meledek Devano.

"Dibilangin diinjek sama ------" belum sempat Devano melanjutkan ucapannya,  Nashwa yang sedari tadi memperhatikan kaki Naura dan Devano segera angkat bicara.

The Sound Of Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang