Sebelum kamu menyalahkan orang lain, biasakanlah untuk mendengarkan penjelasan yang mungkin akan membungkam dirimu ketika kamu telah memaki dirinya
~vch~🎶🎶🎶🎶
Devano yang menyadari kehadiran Naura di ruangan tersebut langsung menghentikan alunan melodi yang tengah ia mainkan. Naura yang menyadarinya langsung berhenti melangkah dan terdiam berdiri mematung di tengah ruangan.
Devano menatap manik kedua mata Naura dari kejauhan, seketika emosinya kembali memburu dirinya. Terbayang akan kejadian setengah jam yang lalu, membuat dirinya merasa begitu kesal.
"Kak Dev, aku --------"
"Keluar!" tegas Devano yang terdengar begitu dingin.
"Tapi kak ------"
"Gue bilang keluar ya keluar! Punya kuping ngga sih loe?!" seketika badan Naura langsung bergetar ngeri lantaran melihat Devano yang saat ini berbeda jauh, tidak seperti yang Devano ia kenal selama ini.
Naura masih berdiri mematung, ia berusaha mengumpulkan nyali untuk kembali menanyakan apa yang terjadi pada Devano, mengapa ia bisa berubah secepat ini?
"Kak, aku kesini cuman mau -----"
"Loe punya kuping ngga sih?! Gue bilang keluar sekarang juga Nau!" Naura sudah tak tahan lagi. Ia merasa begitu takut kala melihat Devano yang seperti ini.
Air mata Naura lolos begitu saja, ia tak kuasa menahan tangis kala mendengar dan melihat Devano yang semakin dingin. Devano yang melihat air mata Naura mengalir, merasa tak tega. Hatinya berkata ia salah, namun otaknya berkata dia tak salah.
Devano berjalan menghampiri Naura, kini ia telah berdiri persis di hadapan seorang yang berhasil membuatnya naik pitam. Naura yang menyadari Devano telah berdiri di hadapannya, reflek menundukan kepala lantaran takut jika ia harus kembali mendengar bentakan sekaligus lontaran pedas dari Devano.
"Jadi cewe jangan cengeng! Jangan lemah, baru digituin aja udah nangis, manja! Ucapan gue ngga sepedes haters, harusnya loe tegar saat dengerin semua omongan pedes orang!" Naura yang mendengar itu langsung menghapus air matanya dan mencoba menahannya.
Ia tak habis pikir, mengapa Devano begitu tega saat ini. Padahal, Devano yang ia kenal selalu berusaha melindungi dirinya lantas mengapa sekarang berubah menjadi menyakiti dirinya?
Naura kini telah menatap kedua manik mata Devano yang terlihat penuh amarah. "Salah aku apa sih kak? Kenapa kakak tiba-tiba jadi dingin? Kenapa kakak ------"
"Kalo emang loe ngga mau di ganggu sama gue bilang Nau. Gue ngga akan ganggu loe!" tegas Devano dingin yang memotong ucapan Naura. Perkataan Devano yang barusan terdengar begitu emosi.
"Maksud kakak?" Naura tak mengerti dengan ucapan Devano. Apa maksudnya? Naura sama sekali tak pernah merasa Devano mengganggunya, bahkan ia merasa selalu ingin dekat Devano.
"Loe pikir gue bolak-balik nyariin loe ngga cape?! Kalo dari awal loe ngga mau gue cari, loe harusnya bilang daripada bikin gue susah payah nyariin loe dan berusaha mecahin kode dari loe itu! Kalo emang loe mau berduaan sama Aldi tinggal bilang, gue ngga akan ganggu loe!" Devano meluapkan seluruh emosi pada gadis dihadapannya yang kini tengah menatapnya dengan tatapan yang tak bisa ditebak.
Naura kini paham akar dari alasan mengapa Devano berubah menjadi begitu dingin, Devano melihat ia berduaan dengan Aldi di Taman. Naura berpikir, mungkin Devano telah salah paham dan mengira dirinya tengah di kerjain oleh Naura.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sound Of Love [COMPLETED]
RomanceBagi Naura, musik adalah segalanya membuat dirinya menjadi fokus untuk menggeluti seni musik. Harapan terbesarnya adalah masuk ke Sound Of Music School, sekolah musik favorite di Jakarta. Dengan jerih payahnya, Naura berhasil mendapatkan beasiswa da...