53 ~ Awal Pertengkaran

787 56 35
                                    

Masalah ngga akan pernah selesai dengan cara kabur atau mendem, yang ada makin memperumit. Hadapin masalahnya, selesaikan dengan kepala dingin.
~vch~
.
.
.
Maap banget kl partnya absurd sm banyak typo ;(
.
.
.
Baca sampai bawah ya, karena ada berita kesenangan wkwk

🎶🎶🎶🎶

"

Salah ngga sih kak kalau saat ini aku mikir kakak ngga peduli sama perasaan aku?" tanya Naura yang langsung membuat Devano menghentikan aktivitasnya, menoleh ke arah dirinya yang kini masih berdiri di tempat yang sama.

"Kok ngomong gitu?" tanya Devano balik yang kini tengah berjalan ke arah Naura, dengan langkah yang sedikit dipercepat.

"Cuman nanya aja,"

"Nau," panggil Devano yang hanya membuat Naura mendongak, menatap wajah Devano yang kini telah berdiri sempurna di hadapannya. "Kita ini udah jadian, jadi ngga usah ada lagi rahasia diantara kita apalagi itu bersangkutan sama perasaan." jelas Devano yang hanya membuat Naura mengangguk.

"Tapi, salah ngga kalau aku mikir gitu?" tanya Naura sekali lagi, berhasil membuat Devano harus berpikir keras apa yang sebenarnya terjadi pada Naura.

"Tergantung." Naura hanya menaikan sebelah alisnya kala mendengar jawaban Devano. "Kalau tanpa alasan yang jelas, ya salah." lanjut Devano seolah mampu membaca pikiran dalam benak Naura.

"Kalau aku mikir gitu karena aku ngerasa sikap kakak ke cewe lain lebih special daripada ke aku, salah ngga?" lagi-lagi pertanyaan yang terlontar dari mulut Naura bak sebuah teka-teki di benak Devano.

"Maksudnya gimana?" tanya Devano yang benar-benar tak mengerti maksud pertanyaan Naura.

Naura tak menggubris pertanyaan Devano, ia hanya menyunggingkan sebuah senyum yang begitu sulit diartikan oleh Devano, sebelum akhirnya beranjak menuju balkon dan menikmati dinginnya angin malam yang begitu menusuk, seolah tak peduli dengan kehadiran Devano yang kini tengah menatap lekat gerak-gerik dirinya. Tak ada yang tau jika kini Naura kembali meneteskan air mata, termasuk Devano.

Devano berusaha berpikir keras apa yang tengah terjadi pada Naura, apakah ini salahnya atau bukan? Ia sendiri tak tau pasti dan hanya menebak-nebak apa yang sebenarnya terjadi pada Naura. Satu yang terlintas dalam benaknya, Naura mungkin tengah dilanda cemburu lantaran kedekatan dirinya dan Anneth. Devano segera menyusul Naura yang kini tengah berada di balkon kamar tersebut, merangkul Naura secara tiba-tiba seperti biasa.

"Kamu nangis ya?" tanya Devano saat melihat Naura yang langsung mengusap kedua pipinya, seolah menghapus air matanya kala Devano yang tiba-tiba merangkul Naura. Dengan cepat Naura segera menggeleng, membuat Devano langsung menangkup wajahnya dan menatap intens kedua manik mata Naura yang kini masih memerah. "Bohong."

Naura menurunkan tangan Devano dari wajahnya, berbalik menatap luasnya cakrawala yang kini terlihat kosong. "Aku lagi mau sendiri kak," ucap Naura lirih.

"Tapi aku juga mau berduaan disini, gimana tuh?" ledek Devano yang berpikir untuk mengembalikan mood Naura, namun sepertinya gagal.

"Yaudah, kalau gitu aku aja yang keluar."

Devano segera menarik lengan Naura, menahan Naura untuk tetap berada di sebelahnya. "Gue ngga tau apa yang ada dipikiran loe saat ini, gue juga ngga tau kenapa loe bisa jadi sedingin ini dan apa yang bikin loe kayak gini. Yang jelas, kalau emang awal masalahnya ada diantara hubungan kita dan salah gue, harusnya loe bilang dengan jujur daripada bikin loe nethink dan nantinya malah bikin hancur hubungan kita."

The Sound Of Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang