18 ~ Awal Sebuah Ambisi.

676 38 26
                                    

Cupu banget loe jadi orang, belum ngelangkah udah takut duluan. Loe ngga akan bisa sukses kalau udah nyerah duluan sebelum perang!
~vch~
.
.
.
.
Tolong baca sampai bawah bgt ya, soalnya penting butuuh masukan dari kalian, demi kenyamanan kalian juga :)

🎶🎶🎶🎶

"Berarti loe baper beneran kalau gue jailin pakai kata-kata gitu?" Naura langsung terbungkam. Seketika lidahnya berasa kelu saat mendengar pertanyaan dari Devano.

"Kok diem?" Devano menatap Naura dengan intens yang saat ini begitu mematung.

"Nahloh! Baper tuh," Fatih mulai menunjuk Devano, membuat Devano menatap Naura dengan begitu intens.

"Aku ngerasanya ngga, tapi kenapa ini rasanya ngga bisa ngomong?" batin Naura yang mulai merasa tak enak dengan situasi ini.

"Nau?" Devano mulai melambaikan tangan di depan wajah Naura, yang reflek membuat Naura langsung menengok ke arahnya.

"Jawab Nau," ucap Devano yang membuat lidah Naura semakin kelu, rasanya seperti ada yang membungkam dan menahannya untuk bicara.

"Hayulu! Anak orang baper beneran. Hayulu, hayulu." Aldi menepuk-nepuk tangan layaknya anak kecil yang tengah meledek seseorang.

"Waduh gawat ini," ucap Toran yang membuat seisi ruangan bertanya.

"Gawat kenapa?" Nashwa mewakilkan setiap orang yang ada di ruangan tersebut.

"Anak orang dibikin baper, hahahahaha." mendengar ucapan Toran, seketika semua langsung tertawa kecuali Naura dan Devano.

"Loe beneran baper?" sekali lagi Devano bertanya pada Naura, membuat tawa yang pecah kembali hening.

Naura tak menjawab, iya hanya menggelengkan kepalanya.

"Yakin?" Devano merasa tak yakin dengan jawaban Naura.

Naura kembali tak menjawab, ia hanya menganggukan kepalanya. 

"Terus kenapa ngga ngomong?" Devano kembali mencecar Naura dengan pertanyaannya yang tak bermutu.

Kini Naura mencoba menetralisirkan perasaan nya, ia tak ingin jika dirinya terlihat canggung atau gugup. Bisa-bisa, ia dijadikan bahan ledekan jika terlihat gugup. "S-suka-suka aku lah, mulut-mulutku ini kok kakak yang repot?"

"Santuy kali, gue nanya baek-baek nih." Devano terlihat kaget kala mendengar jawaban Naura yang tiba-tiba ngegas.

"Nah mampus kau! Makanya jangan jailin Naura terus, kena kan lu. Hahahahahhaah," ucap Aldi dengan logat batak yang sesekali ia gunakan.

Kalau kalian tahu, Aldi itu ada keturunan Batak, bahkan bisa dikatakan Aldi adalah orang Batak yang telah lama menetap di Jakarta. Tak heran jika terkadang logat daerahnya masih terdengar.

"Eh, hari ini mulai latihan yuk?" Naura merasa bosan dan malas jika seharian ini hanya menghabiskan waktu untuk berbincang hal yang tidak penting.

"Boleh tuh. Bosen juga ngobrol-ngobrol gini doang," ucap Anneth yang menyetujui usulan Naura.

"Bosen atau takut kebongkar?" Nashwa terkekeh kala melihat muka Anneth yang terlihat kaget.

"Apasih Wa, rese amat." Anneth memamerkan muka malasnya.

"Jadi, latihannya abis istirahat atau sekarang?" tanya Aldi yang meminta keputusan dari Devano selaku ketua.

"Sekarang mau?" Devano malah kembali bertanya.

The Sound Of Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang