64 ~ Kembali

639 53 39
                                    

Ada hal yang bisa diperbaiki dan menjadikan hal itu lebih baik, adapula hal yang tak bisa dikembalikan dengan mudah. Biarlah apa yang telah kita lalui bersama, menjadi kenangan indah antara kita yang akan menjadi cerita lama dalam hubungan kita.
~vch~

🎶🎶🎶

Dunia terus berputar, waktu silih berganti termakan oleh hari. Tak terasa sudah hampir dua minggu berlalu, sejak pesta perayaan ulangtahun Devano. Semuanya masih seperti semula, tak ada yang berubah, kecuali dua remaja labil yang kini lebih milih menghindar satu sama lain.

Ralat, bukan sang pria lah yang memilih menjauh, melainkan sang gadis yang merasa masih perlu berdamai sesaat dengan hatinya lantaran kejadian dua minggu yang lalu. Ia memilih menjaga jarak, bersikap dingin layaknya tak memiliki hubungan apapun.

Seperti saat ini, terlihat jelas kala para anggota Unrivaled Team tengah menikmati waktu luang mereka lantaran para guru tengah mengadakan rapat diskusi untuk perayaan ulangtahun sekolah, membuat para siswa maupun siswi diberikan kebebasan untuk melakukan latihan atau aktivitas yang mereka inginkan.

Tak ingin menyiakan waktu, para anggota Unrivaled Team memilih untuk mengistirahatkan diri mereka dan berkumpul bersama di ruang makan pribadi. Bukannya mereka malas latihan, mereka selalu berlatih setiap hari dan memfokuskan diri mereka kepada penampilan terbaik mereka, membuat sang ketua tim memberikan keringanan agar mereka dapat bersantai.

Klek!

Pintu ruangan terbuka sempurna, menampilkan seorang gadis yang kini tengah membawa sekantung besar belanjaan, ditemani oleh sahabatnya yang selalu setia mendampingi dirinya.

"Wessss! Mantap pisan, euy." celetuk Fatih, mengacungkan jempol ke arah dua gadis tersebut.

"Borong sembako, mbaknya?" ledek Aldi.

"Iya, biar kenyang. Pasti lama, jadi daripada bolak balik minimarket, sekalian aja borong. Hahaha," tawa gadis itu pecah, sebelum akhirnya ikut berbaur bersama yang lain di meja makan tengah.

"Tutup pintunya, Wa. Jangan lupa kunci," ingat Devano, membuat Nashwa mengangguk dan segera melalukan yang dinstruksikan oleh Devano.

Naura meletakan sekantong belanjaan besar di atas meja, mencari snack yang ia inginkan terlebih dahulu dan sedikit mengeluarkan beberapa cemilan di atas meja.

"Ayok-ayok, dipilih-dipilih. Diskon 100%, dijamin ngga nyesel." ledek Toran yang seolah mendagangkan cemilan di atas meja.

"Buset, udah kayak punya loe aja. Ngga di obral sekalian?" ledek Anneth, mengikuti arah ledekan Toran.

"Diobral, beli tiga gratis nol. Hahahah," tawa renyah keluar dari mulu Naura, membuat yang lain menatapnya heran.

"Apasih, Nau? Loe kesambet setan apaan? Garing!" Nashwa menoyor kepala Naura pelan, membuat Naura mengkerucutkan bibir mungil miliknya dan berhasil membuat Devano mengulas senyum.

Diam-diam, ternyata ada seorang gadis yang tengah memperhatikan setiap gerakan Devano. "Kenapa loe senyum-senyum? Jadi loe yang kesambet ceritanya? Atau jangan-jangan otak loe panas?" tanya gadis itu, berniat memegang kening Devano namun segera di tepis oleh pria bertubuh jangkung itu.

"Ngga kenapa-kenapa, jangan megang jidat gue." balas Devano dingin, sontak membuat mata Naura tak beralih fokus dari pria yang merupakan kekasihnya itu.

The Sound Of Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang