34 ~ Cemburu?

652 36 38
                                    

Setelah usah berbincang dengan ms Jeni, mereka satu persatu menyalimi ms Jeni dan beranjak meninggalkan ruangan tersebut. Naura yang berjalan di depan Devano, membuat Devano usil untuk memegang kedua pundak Naura dan berhasil membuat Naura menggeliat geli.

"Ih! Geli kak, lepas ih." Naura bergidik geli gala sampai depan ruangan.

"Jangan dirasain makanya,"

"Gimana ngga ngerasain, orang badan aku kok. Suka ngga jelas lah!" kesal Naura. Semua teman-temannya yang melihat kemesraan mereka hanya terkekeh, kecuali Aldi.

"Nauranya ngga bakal ilang kak, kasian tuh kegelian." Nashwa menunjuk Naura yang masih berusaha menahan geli lantaran tangan Devano yang masih terus menempel dipundaknya.

"Kak Devano! Geli kak," Devano yang mendengar itu hanya terkekeh, sebelum akhirnya ia agak menggeser sedikit kedua tangannya sehingga tak terlalu menempel pada tengku leher.

"Masih geli?" tanya Devano polos yang langsung mendapat gelengan dari Naura.

"Aelah! Modus! Kalau mau rangkul, tinggal rangkul aja sih." ledek Fatih yang langsung mendapat tatapan sinis dari Aldi.

Entah mengapa, sedari tadi Aldi merasa muak sekaligus emosi kala melihat Devano yang terus bermesraan dengan Naura.

"Heh, kak Devano tuh perlahan tapi pasti. Yakan kak?" Anneth menaik turunkan alisnya, membuat Devano mengerutkan keningnya lantaran tak mengerti maksud ucapan Anneth.

"Apasih Neth? Ngga jelas banget," Nashwa menoyor kepala Anneth.

"Maksud gue, kak Devano tuh lagi pdkt in Naura secara perlahan woi. Kode-kode, modus-modus gitu dia mainnya. Yakan kak?" tanya Anneth yang kini tengah meminta jawaban dari mulut Devano.

Devano yang tadinya berdiri di belakang Naura, langsung maju sedikit dan berdiri sejajar dengan Naura. Ia langsung merangkul pundak Naura, membuat jantung Naura rasanya berhenti sesaat.

"Gue tuh anggep Naura adek gue, Naura juga anggep gue kakaknya. Ya, kita cuman kakak adek aja, yakan Nau?" Devano menatap Naura yang kini tengah berusaha mengontrol dirinya agar tak terlihat salah tingkah lantaran Devano yang tiba-tiba merangkulnya begitu saja.

Naura yang mendengar pernyataan Devano langsung merasa netral kembali. Ia langsung mengangguk dan mengulas senyum lebar kala mendengar pertanyaan dari Devano.

"Masa sih? Tapi kalian seperti orang sedang pdkt loh." Toran tak percaya dengan pernyataan keduanya.

"Perasaan biasa aja. Lagian kalau cuman karena pegangan tangan atau ngerangkul, kakak kan boleh kali kayak gitu." jawab Naura.

"Tapi kalian cocok tau," celetuk Anneth yang langsung membuat Nashwa mengacungkan kedua jempolnya.

"Ngapain sih bahas ngga guna?! Mau sampai kapan berdiri disini?! Udah ayok jalan!" ketus Aldi yang sudah merasa jenuh dengan bahasan yang seolah menjodohkan Naura dan Devano.

Devano melepas rangkulannya, kemudian menatap Aldi penuh tanya, ia tak mengerti mengapa Aldi begitu sensi saat ini. "Bang, loe kenapa sih? Kok kayaknya daritadi sewot bener. Kenapa?"

"Bacot!" jawab Aldi ketus yang kemudian langsung berjalan lebih dahulu meninggalkan yang lain.

Keenam anggota tim lainnya hanya menatap Aldi penuh tanya, terutama Devano. Aldi sebelumnya tak pernah semarah ataupun se-sensi ini, kecuali kala ia tengah dilanda emosi lantaran ada hal yang tidak ia sukai ataupun menyinggung dirinya.

Aldi sendiri memiliki kepribadian yang hampir sama dengan Devano, jarang emosi. Jika Aldi dan Devano telah emosi, siapapun akan tertunduk dengan mereka. Berbeda dengan Devano yang mampu mengeluarkan kata-kata menyakitkan kala emosi, Aldi sendiri masih mampu mengontrol ucapannya lantaran ia memang tak memiliki bakat omongan pedas seperti Devano.

The Sound Of Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang