66 ~ Histeris

837 55 105
                                    

Kekuranganmu bukanlah alasan untuk ku meninggalkanmu... Aku tak peduli dengan kekuranganmu, aku hanya berusaha untuk melengkapi segala kekuranganmu
~vch~
.
.
.
Sebenernya mao update senen kemaren, eh tau2nya aku gagal ngetik karna rebutan tiket konser nano karena gercep2 an gt, setelah dua jam akhirnya dapet dan itupunn nitip ❤️

Nah, mao update kemaren tp ada some problem, jd baru bs update hari ini.. maapkeun yak :(
.
.
.

🎶🎶🎶🎶

"Kita....putus aja, ya?" lirih Naura dari dalam pelukan Devano, dadanya terasa sesak untuk mengucapkan kalimat itu untuk kedua kalinya.

Jujur saja, pikirannya kacau saat ini. Ia bingung, menyalahkan diri sendiri sudah tertanam dalam dirinya sejak kejadian beberapa menit yang lalu.

Devano semakin mengeratkan pelukan pada gadis mungil yang berada dalam dekapannya, emosinya kembali memuncak mendengar kalimat singkat dari kekasihnya itu.

"Nau, semua lagi emosi, termasuk aku. Jangan mancing." Devano mengelus surai panjang milik kekasihnya, berusaha selembut mungkin dan tak menaikan nada bicaranya demi menghindari adanya percekcokan.

Tangis Naura semakin pecah, ia benar-benar bingung saat ini. Tak ingin egois, namun nyatanya team yang telah dibangun bersama lebih berarti. Egois, jika ia tetap mempertahankan hubungannya dan membiarkan teamnya hancur begitu saja, pikir gadis itu.

"Aku... Sayang... Sama... Kakak... Tapi... Aku --"

"Ngga akan kenapa-kenapa. Kita ngga akan putus, team juga akan baik-baik aja. Ngga usah terlalu dipikirin." tenang Devano yang berusaha menenangkan gadisnya.

Ia tahu betul, pikiran gadisnya sedang kacau saat ini. Berusaha setenang mungkin untuk menghadapi tingkah gadisnya yang akan berpikir pendek kala sedang kacau.

"Kak... Demi team..." isak Naura yang sebenarnya tak rela jika hubungannya harus dipertaruhkan, namun ia tak ingin egois.

"Ngga, tanpa putus pun aku yakin team ngga akan kenapa-kenapa. Jangan pernah minta putus lagi, aku udah pernah bilang ngga akan ada kata putus diantara kita." jelas Devano yang semakin membuat kekasihnya mengeratkan pelukannya.

Hatinya kacau, pikirannya kacau, itulah yang tengah dirasakan gadis yang tengah beranjak dewasa tersebut.

"Please, kak, ngga usah egois. Loe ketua team, harusnya loe bisa mikirin itu. Gue tau alesan Naura ngomong gitu, dia cuman mau keutuhan team." cecar Nashwa yang kini memilih angkat bicara. 

Devano memicingkan matanya. Sungguh, hari ini benar-benar menguras emosi untuknya. Memilih menetralkan emosi demi gadis mungil dalam dekapannya, membuatnya mengusap wajahnya kasar dengan tangan kanan miliknya.

"Sekarang gue tanya, disini yang egois cuman gue doang atau semua? Loe ngga bisa nyalahin gue sepihak, kalo nyatanya loe juga egois."

"Gue egois darimananya sih, kak?! Jelas-jelas loe lebih egois! Keutuhan team di ujung tanduk, dan Naura tau itu. Tapi, loe? Loe malah mentingin ego loe buat pertahanin hubungan yang sebenarnya jadi alasan hancurnya team!" emosi Nashwa memuncak, tak terima jika dilibatkan dalam masalah ego yang menjadi hancurnya team.

Mendengar penuturan akhir Nashwa, tangis Naura semakin pecah dibuatnya. Ia memilih keluar dari dekapan Devano, sebelum akhirnya menatap orang-orang yang tersisa dalam ruangan tersebut dengan sendu, sebelum akhirnya beranjak pergi dari sana.

The Sound Of Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang