Masa lalu Reza 2

6 4 0
                                    

Sesampainya didepan pintu kamar Reza, bibi pun ragu untuk mengetok pintu kamar nya reza. Karna bibi tau apa yang terjadi jika ia mengetok pintu itu.

Namun, karna perintah majikan nya, bibi tidak bisa mengabaikan perintah itu begitu saja.

Tok tok tok.

"Den.., bapak manggil aden di bawah. Ujar bibi.

"serius bi?". Tanya Reza sambil membuka pintu dengan wajah senang.

"iya den, mereka udah pulang".

"oke bi, makasih ya". Ucap Reza dan segera menuju ke ayah nya yang berada di lantai dasar.

"i-iyaa den". Jawab bibi ragu.

Reza pun sangat senang bertemu ayah dan ibu nya, karna dia ingin memberi tau pada kedua orang tuanya, kalau dia berhasil mendapatkan ranking 3 paralel di sekolah nya.

"ayah..., ibu..". Ucap Reza.

"sini nak, kamu duduk dulu". Ujar ayah Reza.

"kenapa yah?". Ucap Reza sambil duduk di samping ayahnya.

Tak lama setelah Reza turun, bibi pun ikut turun dari lantai atas.

"bi, mana jus nya?". Tanya ibu Reza.

"sebentar bu, ini saya buatkan". Ujar bibi sopan, dan segera membuatkan jus untuk Ibu Reza.

"Gimana sekolah kamu?". Tanya Ayah Reza.

"baik kok yah. oh iya, aku mau kasih tau ayah kalo tadi pengumuman ranking".

"terus kamu ranking berapa?".

"aku Ranking 3 paralel, dan ranking 1 di kelas yah".

"semester kemarin kamu ranking berapa?" tanya ayah nya lagi.

"Ranking 5 paralel yah".

"siapa ranking satu di sekolah mu?".

"I-itu Evan yah". Jawab Reza gugup.

" Evan anak nya temen ayah lagi?".

"i-iya yah".

"yaudah, kamu masuk kamar sana".

"baik yah". Uca reza lalu naik ke kamarnya.

"Bi, ikat pinggang saya yang baru mana ya? Ini ikat pinggang yang saya pake udah gak enak". Tanya ayah Reza pada bibi yang sedang membuat jus.

"A-ada pak di ruang pakaian". Jawab bibi.

"bisa tolong ambilin sebentar bi?". Suruh Ayah Reza.

"kamu apa apaan si, orang bibi lagi bikin jus buat aku" ujar ibu Reza kesal.

"yaudah selesain aja dulu bi, abis itu tolong ambilin saya ikat pinggang".

"baik". Jawab bibi.

Tak lama kemudian, bibi pun selesai menyiapkan jus untuk ibu Reza. Lalu bibi segera mengambilkan ikat pinggang ayah Reza di ruang pakaian.

"ii-ini pak ikat pinggang nya". Ujar bibi sambil memberikan ikat pinggang kepada Ayah reza.

"makasih bi". Ucap Ayah Reza.

Sesudah memegang ikat pinggang nya, Ayah Reza langsung menuju ke lantai atas untuk melihat anak nya. Sesampainya di depan pintu kamar Reza, ayah nya langsung mengetuk pintu kamar anak nya.

Tok tok tok

"iyaa?" ucap Reza sambil membuka pintu kamarnya. Namun melihat ayah nya yang sedang membawa ikat pinggang, membuat tubuh nya  Reza gemetar.

"ayah mau masuk". Ujar Ayah Reza.

"a-ayah a-aku minta maaf ". Ucap Reza sambil menahan nangis.

"minggir kamu dari situ".

"ayah, aku gak akan kalah lagi dari anaknya temen ayah, aku mohonnn ampunin aku.. Hiks". Ujar Reza yang masih menangis.

Namun melihat Reza yang seperti itu, membuat ayah nya tambah marah padanya. Ayah nya langsung memaksa masuk, dan mengunci pintu kamar Reza. Ayah Reza sangat kejam dan langsung memukuli Reza menggunakan ikat pinggang yang ia bawa.

Sementara ibu nya Reza di lantai dasar masih diam saja, ibu nya Reza terlalu malas untuk berbuat sesuatu.

"bu.. Apa Reza akan baik baik aja?" tanya bibi pada ibu Reza.

"kamu gak usah ikut campur, kerja aja yang bener, lagian saya juga males liat anak bodoh itu". Ujar ibu Reza dengan ketus.

"t-tapi.. Bu?".

"udah saya cape mau ke kamar, kamu siapkan air hangat buat saya mandi nanti".

"b-baik bu". Jawab Bibi patuh.

Ibu nya Reza pun langsung melempar tas nya ke lantai, dan masuk ke kamarnya karna berisik mendengar tangisan Anak nya yaitu Reza.

Setelah puas memukuli Reza, ayah nya Reza turun dari lantai atas kamarnya Reza. Bibi melihat ada sedikit darah di ikat pinggang Ayah nya Reza sebelum dia  menuju kamar manar mandi untuk menyiapkan Air hangat.

"anak sialan, kenapa bisa aku punya anak bodoh kaya dia?". Ucap Ayah Reza sambil melipat lengan kemeja putih yang dipakainya.

"bi, ambilin saya Air dulu". Suruh Ayah Reza.

"baik pak". Jawab bibi.

Setelah itu bibi pun langsung menyiap kan Air hangat untuk ibu Reza, saat melihat ke meja makan, bibi pun lega karna ayah Reza sudah masuk ke kamarnya. Dan bibi segera memanggil ibu Reza, karna air hangat nya sudah siap.

Sesudah melapor pada Ibu Reza, bibi langsung menyiapkan kotak P3K untuk mengobati luka luka Reza.

Sesampainya di kamar Reza, bibi terkejut melihat Reza yang sedang menangis di lantai kamarnya dengan penuh luka akibat pukulan ayah nya.

"hikss.. hikss.. Bibi, aku takut". Ujar Reza yang masih tergeletak di lantai kamarnya sambil menangis.

"iya Den, sini bibi obatin". Ucap bibi yang sedang membangunkan Reza yang tengah tergeletak.

"bi.. Kenapa ayah jahat sama aku, hikss..?".

"gapapa den, bibi akan selalu temenin aden". Ucap bibi menenangkan.

"Bi.., aku sayang bibi aja".

"iya den, aden harus jadi anak yang kuat nanti kalo udah besar, dan jangan mau di pukul sama ayah aden lagi". Ujar bibi sambil mengelus kepala Reza.

"i-iya bi". Ujar Reza sambil memeluk bibi.

**********

Maaf ya kalo ada typo 😁

Change ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang