Aku Takut

2 1 0
                                    

"maaf nak Arion tante menelfon, sekarang tante lagi kerja, gimana keadaan Elvina?", tanya bu Aleta yang penasaran pada kondisi anak nya.

"bilang aku baik baik aja", sahut Elvina dari dalam selimutnya.

"d-dia baik baik aja tante", ujar Arion.

"oh yasudah kalo begitu, makasih nak Arion", balas bu Aleta lalu mematikan telfon nya, karna ia sedang mengadakan rapat.

"Elvina..".

"aku lagi mau sendiri, jadi kapan kapan aja kamu dateng nya", ujar Elvina memotong ucapan Arion.

"tapi..".

"aku mohon".

"y-yaudah kalo kaya gitu, nanti aku kesini lagi", ujar Arion lalu pergi dari kamar rawat Elvina.

Sambil berjalan ia berfikir apa yang terjadi pada Elvina, apa kondisinya memburuk?atau dia marah?tapi tidak mungkin jika dia marah, karna Elvina bukan tipe orang yang suka marah.

Karna ia masih khawatir dengan kondisi Elvina, akhirnya ia hanya menunggu Elvina di dalam mobil nya, sambil ia memakan makanan dari kakaknya.

Dan tak sadar hari pun sudah malam, Elvina sedang menatap keluar jendela sambil melihat bintang bintang dan melukis nya, ia juga menulis sesuatu di buku nya.

Namun malam itu sangat berat bagi Elvina, ia menangis karna kondisi nya semakin memburuk, bahkan ia tidak bisa menulis dan melukis dengan baik lagi, karna tangan nya sangat lemas dan selalu bergetar.

"kan bener kamu lagi sedih", ujar Arion yang tiba tiba muncul dari pintu kamar rawat Elvina.

Elvina pun terkejut saat Arion masuk ke kamar rawatnya, dan ia langsung menghapus air matanya, seakan akan tidak terjadi apa apa.

"k-kamu kenapa bisa masuk?", tanya Elvina.

Karna seharusnya waktu malam hari Elvina tidak boleh dikunjungi oleh siapapun, bahkan oleh keluarga nya, karna suster penjaga tidak memperbolehkan nya.

Lalu Arion pun menghampiri Elvina dan mengelus rambut Elvina dengan lembut.

"itu gampang Elvina, tadi suster penjaga nya aku ajak foto dan aku kasih tanda tangan, jadi dia bolehin aku jenguk kamu", jelas Arion.

"dasar kamu genit", ujar Elvina lalu mencubit perut Arion.

"haha itu kan buat jenguk kamu Elvina", balas Arion sambil tertawa.

"alesan !".

"terserah kalo kamu gak percaya, oh iya kamu lagi lukis apa?", tanya Arion penasaran lalu melihat apa yang Elvina lukis.

"aku lagi lukis bintang, dan jendela kamar ini".

"terus kenapa kamu nangis?tadi siang juga kamu nangis?".

"a-aku gapapa, cuma kayaknya kondisi aku mulai memburuk", jelas Elvina.

Lalu Arion pun mengacak acak rambut Elvina, ia tidak mau Elvina menjadi tambah sedih jika ia juga sedih, jadi ia harus berusaha untuk terlihat ceria di depan Elvina.

"mau main gak?", tanya Arion.

"hah?main kemana?aku kan lagi dirawat".

"ayo ikut aja", ajak Arion lalu membungkukan badan nya di depan Elvina.

"k-kamu ngapain?", tanya Elvina bingung.

"aku tau kamu gak bisa jalan, jadi ayo aku gendong".

"g-gendong?", ujar Elvina malu malu.

"iya udah, nanti aja mikir nya", balas Arion.

Elvina pun menuruti perkataan Arion kali ini, ia naik di punggung Arion, lalu Arion berjalan ke lantai atas sambil menggendong Elvina.

"A-arion, emang kamu gak cape?", tanya Elvina yang tidak enak pada Arion.

"cuma tiga lantai lagi kok", ujar Arion lalu terus berjalan menuju ke lantai atas.

Sesampainya dilantai atas, Arion langsung membantu Elvina untuk duduk di bangku panjang yang ada di atap rumah sakit.

"gimana?seger kan?", tanya Arion yang sudah duduk di samping Elvina.

"iya seger", balas Elvina dengan wajah yang sangat gembira sambil melihat bintang bintang.

"Elvina cita cita kamu jadi apa?".

"hmm aku mau jadi guru seni, aku pengen ngajarin banyak orang buat ngelukis", jawab Elvina.

"kalo gitu aku juga mau serius ngelukis, jadi kamu harus ajarin aku ya?", ujar Arion.

"kamu kan udah jago".

"tapi masih juara dua hahaha", ujar Arion sambil tertawa.

"emang guru kan harus lebih jago dari murid nya", ledek Elvina sambil tertawa juga.

"cih sombong", balas Arion sambil tersenyum pada Elvina.

"Arion, kamu inget gak kalo dulu kita juga pernah kaya gini?ngobrol di atas rumah sakit", tanya Elvina.

"inget kok mangkan nya sebelum ajak kamu kesini aku beli sesuatu buat kamu", ujar Arion lalu mengambil sesuatu dari kantong nya.

Dan ternyata yang dibawa Arion adalah permen kaki yang sangat dibenci oleh Elvina dulu.

"nih buat kamu hahaha", ledek Arion.

"ih kamu masih makan permen aneh ini?", tanya Elvina sambil tertawa.

"ya jelas lah, udah tau enak, kamu aja yang norak, sini aku makan", ujar Arion lalu mengambil permen itu lagi dari tangan Elvina.

"kok di ambil lagi?".

"kamu gak boleh makan ini Elvina, nanti kondisi kamu makin memburuk", ujar Arion sambil mengelus rambut Elvina.

"dasar pelit!".

"terserah kamu mau ngomong apa hahaha", ledek Arion sambil tertawa.

"Arion, sebenernya aku takut", ujar Elvina.

"takut apa?".

"aku takut dengan kematian sekarang, semenjak aku ketemu kamu dan yang lain nya, aku merasa kalau aku mau terus hidup", ujar Elvina lalu meneteskan sedikit air matanya.

Dan Arion pun tiba tiba memeluk Elvina, ia tidak bisa melihat Elvina yang biasa nya terlalu tersenyum jadi seperti itu, itu membuat hati nya sangat sakit karna ia tidak bisa melakukan apapun untuk Elvina.

"aku bakal selalu temenin kamu Elvina", ujar Arion yang masih terus memeluk Elvina.

Sementara Elvina tidak bisa menahan tangisan nya, ia benar benar takut sekarang, karna ia sudah terlanjur mencintai Arion.

Keesokan nya, Elvina pun menjalani terapi dari dokter, ia berusaha untuk sembuh dan ingin hidup berasama yang lain nya.

Arion juga selalu membantu Elvina menjalani terapi itu, ia menyuapi Elvina saat Elvina makan, dan ia juga selalu menemani Elvina dirumah sakit bersama Alendra.

Elvina juga mulai mengajari Arion melukis dengan baik, karna Arion hanya bisa melukis wajahnya saja.

********

Maaf kalo ada typo 😭

Change ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang