Sindiran

4 3 0
                                    

Mira pun langsung masuk ke kamar nya sambil menangis, karna ia tidak tau harus berbuat apa, ia menyesal telah mencuri dan membuat Arion harus menanggung semuanya.

Keesokan nya Arion berangkat sekolah seperti biasa, ia tidak bersama Elvina kali ini, karna Elvina di antar oleh ibu nya.

Namun Arion menunggu Elvina di tempat loker perempuan karna ia tidak mau Elvina berjalan sendirian dan di goda oleh laki laki, ya walaupun ia seperti pencuri mencurigakan yang berdiri di dekat loker wanita.

Dan tak lama Elvina pun datang lalu menghampiri Arion yang menunggu nya.

"kamu nungguin aku?", tanya Elvina.

"siapa lagi? Ya kamu lah", jawab Arion.

"cih malah marah".

Mereka berdua pun menuju ke kelas dan belajar seperti biasa, hingga bel istirahat berbunyi.

Arion yang dipanggil oleh guru untuk membahas masalah pencurian, langsung memenuhi panggilan itu.

"Arion mau kemana ya buru buru kaya gitu?", tanya Elvina pada yang lain.

"gua juga gak tau, mungkin kebelet kali", jawab Dani.

Reza yang mengetahui masalah itu hanya diam saja, karna Arion menyuruh nya untuk tidak membahas masalah itu dengan yang lain.

"yaudah karna gak ada Arion, gimana kalau kamu makan di kantin bareng kita? Kamu bawa aja bekal kamu, ya Elvina?", Ajak Azkia.

"i-iya deh", jawab Elvina.

******

"gimana apa kamu sudah siap dan yakin?", ujar guru pembimbing pada Mira.

"iya pak saya yakin", jawab Mira, namun sebenarnya ia masih takut dengan ancaman orang tua nya.

"yasudah kalau kamu udah siap, ayo ikut bapak ke ruang guru, kita jelasin kepada guru lain tentang masalah ini".

"emang nya bapak belum bilang ke siapapun tentang yang saya bilang kemarin?".

"belum, karna kemarin semua guru pada sibuk dengan situasi kelas yang baru, yasudah ayo ikuti bapak".

Mereka berdua pun berjalan perlahan menuju ruang guru, tangan Mira masih gemetar ketakutan, saat mereka sampai di ruang guru, ternyata para guru dan ibu Nia serta Nia nya sendiri sedang mengadakan rapat tentang kasus pencurian itu, dan ada Arion juga yang sedang di introgasi.

"ngapain kamu kesini? Sudah nanti saja kita sedang rapat", usir kepala sekolah pada guru pembimbing dan Mira yang baru masuk.

"tapi pak..".

"gak ada tapi tapi", sela kepala sekolah.

"saya tunggu saja pak di sana", ujar guru pembimbing menunjuk kursi kosong yang ada di ruangan itu.

Sambil berjalan Mira menatap Arion dengan perasaan bersalah.

"JADI GIMANA? KAMU MAU NGAKU GAK ANAK SIALAN!! ", maki ibu nya Nia.

"udah lah bu orang kalo gak punya harga diri gak akan ngaku", sambung Nia.

"saya minta anak ini dikeluarin pak", ujar Ibunya Nia.

"sabar bu kita belum mendengar penjelasan dari Arion", bela Pak Imron selaku wali kelas dari Arion, Nia dan Mira juga.

Mira ingin berdiri dan mengaku tentang semua nya, namun ditahan oleh guru pembimbing, karna guru pembimbing tau suasana saat ini terlalu panas untuk tiba tiba mengaku.

Arion pun menarik nafas nya, pertanda ia siap berbicara.

"iya saya yang mencuri", ujar Arion.

Mendengar pengakuan Arion, semua orang terkejut termasuk kepala sekolah, Mira dan guru pembimbing.

"haha ngaku juga kan lu", sindir Nia.

"cepat kamu minta maaf sama Nia dan ibunya, dasar aib sekolah !!", maki kepala sekolah.

Mira sangat terkejut mendengar perkataan Arion tadi, ia ingin membela Arion namun ia tiba tiba takut dan gemetar setelah melihat semua orang memaki Arion.

"tunggu pak, saya sebagai wali kelas ingin menanyakan beberapa hal degan Arion", ujar Pak Imron.

"tunggu apa lagi? Sudah jelas kan?", sambung ibu nya Nia.

"kenapa kamu lakuin hal itu? Kenapa kamu mencuri?", tanya pak imron.

"saya tidak ingin di jauhi teman teman saya, waktu teman teman saya mengajak saya membeli sesuatu saya tidak punya uang pak, dan akhirnya saya mencuri agar bisa membeli barang itu dengan teman teman saya", jawab Arion.

Mira dan guru pembimbing terkejut mendengar jawaban Arion, karna itu lah alasan Mira mencuri waktu Mira mengaku oleh guru pembimbing.

"Terus kenapa sekarang kamu mengakui perbuatan kamu? Padahal sebelum nya kamu bersikeras menolak bahwa kamu yang mencuri?", tanya pak Imron yang masih tidak percaya oleh jawaban Arion.

"saya telah memikirkan perbuatan saya ini waktu saya di skors kemarin, dan saya juga teringat dengan apa yang ibu saya sampaikan dulu, ibu saya bilang seperti ini kepada saya 'Arion, kamu jangan takut untuk mengaku kalau kamu salah, yang harus kamu takuti adalah saat kamu salah tapi kamu tidak mengetahui jika tindakan mu itu salah', seperti itu ucapan ibu saya dulu", jelas Arion.

Tiba tiba Mira meneteskan airmatanya karna mendengar perkataan Arion, ia tidak tau jika Arion sebaik ini, yang selama ini ia lakukan hanyalah membully Arion atas perintah Dahlia.

"yasudah kalau begitu, kamu boleh meminta maaf", ujar Pak Imron yang kagum dengan keberanian Arion.

Arion pun berdiri dan menundukan badan nya pertanda ia minta maaf.

"saya minta maaf atas perlakuan saya, dan saya janji tidak akan mengulangi nya lagi, saya siap menerima hukuman lagi", ujar Arion lalu duduk kembali.

Ibunya Nia dan Nia terlihat tidak terlalu perduli dengan permintaan maaf Arion, bahkan setelah Arion meminta maaf mereka berdua langsung meninggalkan ruangan tanpa mengatakan apapun.

"yasudah Arion, hukuman kamu ditambah, yaitu merapikan semua buku di perpustakaan dan menulis nomer nya dibuku jurnal", ujar Pak Imron.

"baik pak", jawab Arion lalu meninggalkan ruangan itu.

"huh sial, akhirnya ngaku juga tuh anak, loh itu kenapa dia nangis?", tanya kepala sekolah pada guru pembimbing.

**********

Maaf kalo ada typo 😁

Change ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang