Hancur

3 1 0
                                    

Bu Ina yang tidak tega melihat kak Sabrina seperti itu, perlahan ia menghampiri kak sabrina yang sedang tersungkur dilantai, lalu bu Ina memeluk kak Sabrina dengan hangat, karna ia tau bagaimana rasanya kehilangan.

Setelah cukup lama bu Ina menemani kak sabrina menangis, akhirnya kak Sabrina merasa sedikit tenang, namun ia masih tidak tau harus berbuat apa setelahnya.

"apa kamu punya keluarga lain?", tanya bu Ina pada kak sabrina.

Kak sabrina pun mengusap air matanya, walaupun ia terlihat sedikit tenang, tapi hatinya masih sangat terpukul.

"saya punya keluarga besar, tapi saya tidak mau mengabari mereka", ujar kak sabrina.

"kenapa?".

"karna keluarga besar saya tidak cukup baik pada keluarga saya".

Bu Ina merasa sangat kasihan dengan kedua anak ini, kakak nya masih kuliah, dan adik nya baru masuk smp, ia tidak membayangkan bagaimana kedua anak ini akan hidup nantinya.

"gimana kalo kita urus ibu kamu dulu?", ajak bu Ina.

"iya bu, aku juga ingin melihat wajah ibu", jawab kak Sabrina.

Akhirnya mereka berdua mengurus semua nya, kak Sabrina masih tidak menyangka jika ibu nya telah tiada.

Saat mereka berdua kembali ke kamar rawat Arion, mereka melihat Arion yang sudah sadar dan duduk di atas ranjang nya.

"kakak", ujar Arion saat melihat kakaknya.

Kak sabrina pun berlari menuju adiknya itu, ia memeluk Arion dengan erat sambil meneteskan kembali air matanya.

"kak, kakak kenapa nangis?", tanya Arion.

Kak sabrina tidak menjawab, ia masih memeluk Arion dengan erat.

"dan ibu kemana? Kak ibu mana?", tanya Arion.

Bu Ina menarik kak Sabrina yang sedari tadi memeluk Arion.

"sudah dek, adik kamu harus tau masalah ini", ujar bu Ina sambil melepaskan pelukan kak Sabrina.

Kak sabrina pun melepaskan pelukan nya, ia menatap Arion dengan mata yang berkaca kaca, ia merasa tidak sanggup memberitahukan Arion, namun ia merasa Arion harus tahu.

"kak kenapa?", tanya Arion bingung.

"i-ibu udah gak ada, dia gak selamat", jawab kak Sabrina.

Arion yang mendengar itu sangat terkejut, namun ia tidak menangis, ia hanya bingung karna dalam waktu satu hari keluarganya kacau balau seperti itu.

"cih pembohong", ujar Arion lalu meneteskan sedikit Air matanya, ia berbicara seperti itu karna sebelumnya ibunya bilang kalau mereka akan selalu bersama, namun ibunya malah pergi meninggalkan dirinya.

Arion pun mengusap sedikit air matanya itu, ia sangat sedih, namun ia tidak bisa menangis seperti kakaknya, ia tidak tau mengapa seperti itu.

"kakak udah makan?", tanya Arion.

Kak Sabrina dan bu Ina sangat bingung, karna Arion lebih tegar dari kakaknya sendiri, bahkan Arion tidak menanyakan lagi dimana ibunya.

"b-belom", jawab kak Sabrina.

"ayo makan", ujar Arion.

"i-iya".

Akhirnya mereka bertiga makan terlebih dahulu dikantin rumah sakit, Arion tampak baik baik saja, dokter juga bilang kalau Arion sangat cepat pulih, dan itu jarang terjadi pada pasien kasus kecelakaan parah.

"kamu baik baik aja?", tanya kak Sabrina pada Arion.

"iya aku baik baik aja", jawab Arion sambil tetap memakan buburnya.

"kepala kamu gimana?", tanya kak Sabrina lagi, karna kepalanya Arion masih ditutupi perban.

"cuma sedikit pusing", jawab Arion.

Setelah selesai makan, mereka bertiga kembali ke kamar rawat Arion, sementara kak Sabrina dan Bu Ina langsung mengurus semua nya lagi.

Kabar tentang meninggalnya aktris Melvi pun sudah tersebar, para wartawan menunggu di depan rumah sakit, begitu juga dengan para polisi yang menjaga keamanan.

Arion tidak mau terekspos media, jadi kakaknya lah yang terpaksa meladeni semua Media, sementara bu Ina sudah pulang kerumahnya.

Dan keesokan nya ibunya Arion dikubur disebuah bukit, Arion tidak ingin ibunya dikubur di pemakaman keluarga, dan bukit itu adalah tempat Arion dan ibunya selalu bermain musik bersama, semua orang datang kecuali Arion, karna Arion masih beristirahat dirumah sakit, Arion juga tidak ingin melihat keluarga ibunya lagi.

"kak sabrina Arion dimana?", tanya Naomi.

"Arion ada di rumah sakit", jawab kak Sabrina sambil mengusap usap kepala Naomi.

"ayo kerumah sakit", sambung Dani.

"iya ayo", ujar kak Sabrina lalu berjalan meninggalkan pemakaman ibunya.

"tunggu", ujar nenek nya Arion yang duduk di kursi Roda.

"ada apa?", tanya kak Sabrina.

"kalian berdua jangan malu maluin keluarga saya lagi nantinya", ujar nenek Arion.

kak sabrina pun menatap neneknya itu, ia mengepalkan tangan nya seakan akan ingin melampiaskan semua kemarahan nya, namun ia tidak sebodoh itu mencari masalah dengan neneknya dan paman paman nya.

"nenek tenang aja, karna saya dan Arion bukan keluarga ini lagi", ujar kak Sabrina tegas, lalu ia pergi meninggalkan mereka semua ditemani dengan Dani dan Naomi.

Sesampainya di rumah sakit, Naomi dan Dani berlari memeluk Arion sambil menangis.

"A-arion kamu gapapa?", ujar Naomi sambil menangis.

"i-iya lu gapapa ? Hiks ", sambung Dani yang juga menangis.

"gua gapapa kok", balas Arion, namun selama ini tatapan Arion sangat kosong.

"kak, nanti kita pulang kemana? ", tanya Arion.

"rumah yang kemarin gak usah kita tempatin, ibu punya tabungan banyak dan asuransi buat kita, jadi kakak udah beli rumah baru di dekat rumah lama kita, ya walaupun hanya rumah kecil", jawab kak Sabrina.

"makasih ya kak", ujar Arion.

Setelah beberapa hari Arion pulih, kak Sabrina dan Arion pulang kerumah barunya, mereka berdua membereskan beberapa barang kecil, karna yang lain sudah di urus kak Sabrina hari hari sebelumnya.

Saat tengah berberes rumah, tiba tiba dua orang polisi datang mencari Kak Sabrina dan Arion.

"permisi", ujar polisi itu.

"iya ada apa?", tanya kak Sabrina.

"apa benar ini rumah barunya Sabrina dan Arion?", tanya salah satu polisi.

"iya pak benar, ada apa ya?", ujar kak Sabrina penasaran.

*********

Maaf kalo ada typo 😁

Change ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang