Kekalahan Ratu

3 1 0
                                    

Karna penasaran, Azkia pun juga masuk ke perpustakaan, untuk mengetahui apa yang dilakukan Elvina.

Namun yang dilihat Azkia hanyalah Elvina yang sedang menangis di bangku perpustakaan, Elvina menangis sambil memegang buku yang berjudul "Abadi", itu adalah buku yang dipegang Elvina saat dirinya bersama Arion.

Azkia semakin tidak mengerti kenapa Elvina menjauh dari Arion, karna seperti yang ia lihat, Elvina sangat sedih jauh dari Arion.

Karna Azkia merasa tidak enak pada Elvina, ia pun memutuskan untuk pergi dari perpustakaan, karna ia hanya tidak ingin menggangu orang yang sedang sedih.

"Azkia kemana si? Lama banget, udah tau mau masuk kelas !", ujar Naomi kesal.

"nanti juga dateng, rewel banget lu Naomi", balas Dani.

Tak lama Dani berbicara seperti itu, tiba tiba Azkia datang dan segera duduk di samping Naomi.

"kamu ke toilet kok lama banget?", tanya Naomi.

"itu privasi Naomi, masa aku harus jelasin detail", jawab Azkia.

"yaudah lah".

"oiya tadi aku liat ayah kamu, dia jalan kearah ruang kepala sekolah, ayah kamu ngapain?", ujar Azkia.

"ayah ke sekolah?aku juga gak tau, biasanya si ada masalah yang cukup besar kalo ayah ke sekolah".

"oh gitu, pantes jalan nya kaya orang lagi kesel".

"haha emang ayah aku kaya gitu wajah nya", ujar Naomi sambil tertawa.

"o-oh maaf hehe".

"iya iya gapapa kok", ujar Naomi sambil menahan tawanya.

Tak lama mereka berdua mengobrol, Elvina pun masuk kedalam kelas dengan wajah yang murung, dan hanya Azkia yang tau mengapa Elvina datang dengan keadaan seperti itu.

"aku duduk sama Arion dulu ya?", ujar Azkia pada Naomi.

"iya gapapa kok", jawab Naomi.

Setelah itu Azkia pun duduk disamping Arion, karna Arion tertidur, Azkia memukul kepala Arion hingga terbangun.

"ah apaan si sakit", ujar Arion yang sudah terbangun sambil mengelus kepalanya.

"lagian tidur mulu", ujar Azkia.

"biarin aja si terserah gua, ngapain lu kesini?".

"gua cuma mau bilang kalo lu juga jangan egois".

"egois gimana?".

"ini tentang Elvina, kalo dia jauhin lu ya lu kerja lah", ujar Azkia.

"kenapa gitu?".

"soalnya gua liat Elvina juga menderita, dia juga gak jauh beda dari lu", jelas Azkia.

"kenapa lu bisa tau?".

"karna gua cewe, jadi perasaan gua bilang gitu".

"kenapa Naomi gak rasain kaya lu?".

"lu tau sendiri kan haha", ujar Azkia sambil tertawa.

"iya bener hahaha", balas Arion yang juga tertawa.

"yaudah gua balik ke tempat duduk gua dulu", ujar Azkia lalu kembali ke tempat duduknya.

Arion pun menatap Elvina yang sedang menulis dibukunya, ia berfikir jika perkataan Azkia ada benar nya juga, mungkin ia tidak harus egois kali ini.

Dan Tiba tiba pak Imron pun masuk ke kelas, untuk memberitahukan sesuatu.

"Elvina dan Dahlia, kalian berdua ikut bapak ke ruangan kepala sekolah sekarang juga", ujar pak Imron.

"baik pak", ujar Elvina.

Dan mereka berdua pun di bawa keruang kepala sekolah untuk ditanyai tentang kejadian saat Elvina mempermalukan Dahlia.

"ah sialan pasti ulah si tukang ngadu itu lagi !!", gumam Arion yang kesal pada Dahlia.

Namun saat sampai diruang kepala sekolah, semua orang berkumpul untuk membela Dahlia, termasuk ayahnya Naomi.

"haha berani ya kamu mempermalukan anak saya?", ujar ayah nya Dahlia pada Elvina yang sudah duduk di ruangan kepala sekolah.

"maaf pak, tapi Dahlia duluan yang membully saya".

"alah jangan alasan kamu sialan !".

Dahlia pun tersenyum melihat Elvina tidak berkutik seperti itu, dan ternyata ia salah menganggap Elvina berada di level yang jauh berbeda darinya.

Sekarang ia hanya menganggap Elvina seperti semut yang bisa diri nya injak kapan pun.

"sudah sudah, kamu mau discors atau dikeluarin dari sekolah ini?", tanya Ayah nya Naomi.

"oh jadi kaya gini rasanya jadi Arion", ujar Elvina.

"berani sekali kamu mengabaikan saya! ".

"kamu yang berani sekali memaki anak saya!!", ujar bu Aleta, yaitu ibunya Elvina yang tiba tiba datang.

"b-bu Aleta? Kenapa kesini?", tanya ayahnya Naomi yang ketakutan, karna bu Aleta adalah mantan bos nya dulu.

"Elvina ini anak saya, sombong sekali kamu sudah bisa memaki anak saya !".

Ayahnya Naomi yang tidak tau kalau Elvina adalah anak mantan bosnya sangat kesal pada ayahnya Dahlia dan kepala sekolah.

Karna jika ia tau Elvina adalah anak bu Aleta, ia tidak akan berani macam macam pada Elvina.

Ia pun menghampiri bu Aleta dan memegang tangan bu Aleta untuk memohon maaf.

"maaf kan saya bu, saya tidak mengenali anak ibu", ujar ayahnya Naomi.

"singkirkan tangan kamu", balas bu Aleta.

"baik bu", ujar Ayahnya Naomi lalu melepaskan tangan nya.

"sekarang saya ingin keadilan untuk anak saya di rapat ini, dan panggil saksi dari kelas mereka berdua".

"KALIAN DENGAR ITU? CEPAT PANGGILKAN ANAK SAYA NAOMI SEBAGAI SAKSI !!", teriak ayahnya Naomi yang marah.

"baik pak", ujar pak Imron lalu segera memanggl Naomi.

"sialan, kenapa jadi kaya gini?",gumam Dahlia dalam hatinya.

Tak lama pak imron memanggil Naomi, Naomi pun datang ke ruangan kepala sekolah sambil tersenyum melihat keadaan itu.

"kenapa ayah panggil aku?", tanya Naomi pada ayahnya.

"jelaskan kejadian saat Elvina dan Dahlia bertarung waktu itu, dan jelaskan dengan jujur".

"tumben, biasanya Dahlia yang selalu menang", ujar Naomi tersenyum sambil melihat kearah Dahlia.

Sementara Dahlia tidak bisa berkata apa apa, karna ia juga tidak menduga jika situasinya akan jadi seperti ini.

"sudah jelaskan sekarang", suruh Ayah Naomi.

"jadi waktu Elvina mau ke toilet, tiba tiba ada Dahlia yang lari dan nabrak Elvina sampe jatuh ke lantai, tapi Dahlia gak minta maaf atau bantuin Elvina, ia malah maki maki Elvina, karna Elvina kesel ya dibales dong", jelas Naomi.

"DASAR BODOH !", maki ayahnya Dahlia pada anak nya sendiri.

********

Maaf kalo ada typo 😁

Change ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang