Lelah

8 3 0
                                    

Hari pun berganti, Arion yang sedang berjalan ke arah sekolah, masih memikirkan Elvina tak tau mengapa. Namun tiba tiba ia melihat Azkia yang sedang berjalan sendirian.

"Azkia..", panggil Arion.

" eh arion, lu tumben dateng telat?", jawab Azkia.

"iya gua gak bisa tidur semalem, yaudah yuk jalan bareng".

"i-ya".

Azkia jadi lebih diam hari ini, mungkin karna ia masih memikirkan masalah nya yang belum selesai.

"A-arion..", ujar Azkia dengan wajah pucat.

"gua tau kok lu mau ngomong apa, lu gak usah takut Azkia, lu kan punya Naomi, Dani, gua dan Reza, kita pasti bantu lu kok".

"lu tau dari mana gua ada masalah?", tanya Azkia heran.

"kaya nya mendung nih, ayoo kita lari", ujar Arion dan berlari meninggalkan Azkia lebih dulu.

"hahaha, dasar Arion.. mendung apa nya coba", gumam Azkia dalam hati nya sambil tersenyum dan berlari menyusul Arion.

Sesampainya di sekolah, mereka segera ke loker nya masing masing, karna loker wanita dan laki laki dipisah lumayan jauh, namun, saat Arion membuka lokernya dia kesal karna banyak sekali sampah di loker nya, padahal buku pelajaran hari ini ia simpan disitu.

"bangsat siapa si yang naro sampah kaya gini", gumam Arion kesal dalam hatinya.

Dia tidak ambil pusing kali ini, ia lebih memilih bersabar dan membersihkan semua sampah itu sendirian.

Semua orang melihat Arion, namun tidak ada yang membantu nya sama sekali, yang ada hanya membicarakan dirinya.

Sesudah membereskan semua sampah, Arion segera menuju ke kamar mandi sekolah untuk mencuci tangan nya.

"sabar Arion, kaya gini doang mah lu bisa", gumam Arion dalam hati menenangkan dirinya sendiri.

Lalu ia segera menuju kelas nya, namun, lagi lagi dan lagi, meja nya di coret coret dengan tulisan, "dasar maling, mati aja lo", "haha anak sampah gak pantes lo disini".

Dani yang berusaha menghapus itu dari tadi tidak berhasil menghapus nya, dia tidak ingin Arion melihat itu, namun tulisan tulisan itu tidak bisa hilang dari meja Arion.

"dan..  Udah gak usah di hapus", ujar Arion.

"tapi...."

"udah gapapa dan".

Mendengar perkataan Arion, Dani pun berhenti membersihkan tulisan tulisan itu, Arion yang tidak perduli akan tulisan tulisan itu langsung duduk di meja nya, seakan akan tidak terjadi apa apa.

Dahlia yang melihat sikap Arion sangat kesal, "apa apaan tuh anak, tumben gak marah, bikin gua gak mood aja", gumam Dahlia dalam hatinya.

Tak lama Pelajaran pun dimulai seperti biasa, namun beberapa jam kemudian guru konseling datang ke dalam kelas Arion.

"maaf bu, apa Arion ada?", tanya guru konseling itu kepada guru yang sedang mengajar di kelas Arion.

"iya pak Arion ada, ada apa ya?".

"Arion di panggil ke ruang kepala sekolah bu, boleh saya Bawa Arion?".

"oh boleh pak"

Semua murid pun heboh karna Arion dipanggil ke ruang kepala sekolah, namun di balik kehebohan itu hanya Arion yang bingung, "emang gua salah apa ya?", pikir Arion.

"silahkan Arion ikut dengan guru konseling", suruh guru yang sedang mengajar di kelas Arion.

"baik bu", jawab Arion.

"woy, semangat !, jangan dengerin apa kata orang", ujar Dani menenangkan Arion.

"iya dan, thanks".

Arion pun berjalan mengikuti guru konseling, sambil berjalan ia memikirkan apa yang sebenarnya ia perbuat sampai sampai di panggil kepala sekolah.

Sesampainya di ruang kepala sekolah ia duduk di bangku tamu, dengan empat guru termasuk kepala sekolah dihadapan nya.

"kamu tau apa kesalahan kamu sampe di panggil kesini?", tanya kepala sekolah pada Arion.

"gak tau pak, emang saya salah apa ya?", ujar Arion bingung.

"kamu ini emang sial ya, gak pernah mau ngaku kesalahan sendiri", ujar salah satu guru.

"kamu kan yang nyuri dompet anak IPS B?".

"hah? Kok saya? Saya aja gak tau apa apa pak".

"sini kamu..!! " ujar kepala sekolah sambil memperlihat kan rekaman cctv di handphone nya.

Di rekaman cctv itu terlihat Arion yang sedang duduk dan tiduran di bangku depan kelas IPS B.

"ngapain kamu disana terus belakangan ini kalo bukan mau nyuri? ", tanya kepala sekolah curiga.

"oh itu saya nunggu Reza pak, saya mau ajak dia ngomong".

"ngomong apa kamu? Alasan aja!!, cepat kamu ngaku sekarang, kalo gak saya akan skors kamu atau bahkan saya keluarkan kamu !!", ancam kepala sekolah.

"tapi pak, saya beneran gak nyuri kok", ujar Arion dengan wajah serius.

"yaudah kalo kamu gak mau ngaku, silahkan kamu ke kelas kamu, nanti saya kirimkan surat skors kamu".

Arion merasa putus asa, dia tau kalau tidak akan ada yang percaya dengan omongan nya, dan pantas saja semua orang aneh hari ini, ternyata karna ini.

"yaudah lah biarin aja orang mau ngomong apa", gumam Arion dalam hatinya.

"terima kasih pak, saya kembali ke kelas dulu", ujar Arion dan pergi meninggalkan ruangan itu.

"aduh kaya nya gua kebelet pipis", ujar Arion dalam hati nya.

Dia pun berlari ke toilet, sesampainya disana ia menutup pintu bilik toilet, disana ia hanya duduk sambil menangis, hanya ini yang ia bisa lakukan, jika ia melawan pihak sekolah ia akan dikeluarkan dari sekolah ini, ia tidak mau itu terjadi, karna ia masih memiliki kakak yang sangat ia sayangi, yaitu kak sabrina.

"ayo Arion, lu bisa, lu udah banyak lewatin hal kaya gini", ujar Arion dalam hatinya sambil terus menangis, dia merasa bisa melewati nya, namun Air matanya tidak kunjung berhenti mengalir.

"apa mungkin sebenernya gua udah cape dengan semua ini?", ujar Arion dalam hatinya.

**********

Maaf kalo ada typo 😁

Change ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang