Tuntutan

11 2 0
                                    

Arion pun tersenyum, ia tak menyangka jika Reza akan menyiapkan semua ini hanya dengan waktu dua hari, "apa emang Reza sebaik ini orang nya?", pikir Arion.

**********

"hmm.. Kira kira apa aja ya yang keluar di ujian masuk nya?", ujar Elvina dalama hatinya, ia sudah banyak membaca buku, tapi ia masih belum yakin dengan kemampuan nya.

"Tok tok tok", ketuk Alendra di depan pintu kamar Elvina.

"siapa?", jawab Elvina dari dalam kamarnya.

"ini aku kak, buka pintunya dulu sebentar, aku bawa sesuatu".

Elvina pun langsung membuka kan pintu untuk adiknya itu, ternyata Alendra membawakan susu untuk nya.

"tumben kamu bikinin kakak susu?", tanya Elvina heran, karna biasanya pembantu rumah tangga nya lah yang membuatkan ia susu.

"udah minum aja dulu, kak aku boleh masuk dulu ke kamar kakak?", ujar Alendra.

"yaudah, kamu mau ngapain emang?", balas Elvina sambil meminum susu yang diberikan Alendra dan mempersilahkan Alendra masuk.

Alendra pun duduk di kasur dengan tatapan yang serius, seakan akan ia lebih tua dari Elvina.

"kak sini kak", suruh Alendra.

Elvina menuruti perkataan Adiknya itu, ia menaruh gelas susu di meja belajar nya, dan menarik kursi agar duduk berhadapan dengan adik nya.

"kenapa?", tanya Elvina heran.

"pelajaran sekolah jaman sekarang, bagian satu, yaitu kakak harus jadi galak dan tidak terkalahkan, supaya gak ada yang berani bully kakak", jelas Alendra.

Elvina pun tertawa mendengar penjelasan Adiknya itu, karna Elvina mengira jika adikya tadi mau mengatakan sesuatu yang serius, namun malah bertingkah seperti itu.

"kamu apa apaan si, udah kaya anak kecil aja hahaha", ledek Elvina.

"kakak aku serius, mana sini buku kakak", ujar Alendra dan duduk di meja belajar Elvina kemudian menyingkirkan gelas susu yang tadi di letakan Elvina.

"nih kak, misalnya kakak lagi tidur di meja kakak, trus ada yang gangguin kakak, kakak langsung gebrak buku kakak di meja yang kenceng, biar orang itu takut", jelas Alendra lalu menggebrak buku dengan keras di meja Elvina.

Elvina pun memperhatikan pelajaran dari adiknya itu dengan serius.

"abis itu kak genggam kerah baju orang itu, dan kakak bilang 'bisa gak si jangan berisik!? Muak gua dengernya', gitu kak, ngerti kan?", ujar Alendra.

"iya ngerti kok, tapi kan itu kasar?".

"gak penting kak, kakak harus jadi yang paling cool biar kakak gak di bully, dan pelajaran yang kedua, yaitu ngomong nya gua lu sama orang yang bikin kakak kesel, biar kelitan kalo kakak marah, oke kak?".

"i-iya, tapi kan kakak belom pasti lulus tes ujian nya".

"kakak udah pasti lulus kok aku yakin", ujar Alendra agar kakaknya tetap percaya diri.

"oiya, dan inget ya kak, kakak jangan kebanyakan nunduk, kakak harus buka mata kakak biar orang takut, abis itu kakak harus dongakin pala kakak biar terksesan cool", sambung Alendra lagi.

"iya iya, kakak ngerti kok, yaudah kakak mau belajar lagi", balas Elvina.

"oke, inget ya kakak, kakak harus jadi yang paling cool di sekolah", ujar Alendra lalu perlahan berjalan meninggalkan kamar Elvina.

"siap kapten".

**********

Rapat guru pun diadakan, para guru dan beberapa wali murid yang berpengaruh berkumpul di ruangan rapat untuk membahas tentang strategi kelas 12 mendapatkan nilai tinggi.

"jadi gimana strategi sekolah ini agar murid kita bisa menaikan peringkat sekolah? Apa kalian ada saran untuk tahun ini?", ujar kepala sekolah.

"saya punya permintaan", ujar salah satu wali murid, yaitu ibu dari Nia, teman sekelas Arion dan juga termasuk teman Dahlia.

"apa itu bu? Kami akan mempertimbangkan nya", ucap wakil kepala sekolah.

"saya mewakili beberapa wali murid ingin menyampaikan jika semua kelas harus dirubah dan dirombak ulang", jelas ibu nya Nia.

"maksud ibu gimana?, bagaimana kita ngerombak ulang kelas nya?", tanya pak Imron, sebagai guru matematika.

"saya minta murid yang sangat pintar disekolah ini atau ranking teratas di gabung menjadi satu kelas, agar mereka bisa fokus dan bisa serius belajar karna akan banyak saingan di kelas nya".

"iya saya setuju itu", ujar para wali murid yang lain.

"gak bisa gitu dong bu, gimana nasib kelas lain kalau semua anak pintar dijadikan satu kelas?", ujar pak Imron.

"ya itu urusan mereka, siapa suruh mereka bodoh?", jawab ibu nya Nia dengan ketus.

Semua guru pun menatap pak imron seakan menyuruh pak Imron mengalah pada para wali murid.

Pak imron sangat kesal karna permintaan yang sangat tidak masuk akal dari para wali murid itu.

"tapi bu, jika sekolah kita ketauan melakukan itu bisa bisa dinas pendidikan akan menegur sekolah ini", ujar kepal sekolah.

"gimana kalau kita juga memasukan seupuluh murid terbawah dalam kelas unggulan itu?", saran wakil kepala sekolah.

"maksud bapak?", tanya Kepala sekolah yang bingung maksud dari perkataan wakil kepala sekolah.

"iya, kita masukan sepuluh murid terbawah kedalam kelas itu, supaya jika dinas pendidikan menegur sekolah ini kita punya alasan, yaitu untuk membimbing sepuluh murid peringkat terbawah itu belajar di kelas yang berisikan anak anak pintar, agar mereka bisa berkembang, gimana? Bukan nya ini jalan yang terbaik?", jelas wakil kepala sekolah.

"iya saya setuju soal itu, namun pastikan jika sepuluh murid itu tidak mengganggu anak anak kami yang pintar ", jawab ibu nya Nia.

"iya kami juga setuju", sambung para wali murid yang lain.

Pak Imron sangat kesal mendengarkan rapat bodoh itu, "dasar orang orang serakah", gumam nya dalam hati.

**********

Maaf ya kalo ada typo 😁

Change ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang