ok malam ini double update yaaaaa xixixi
3k+ words! yeayyyyyyy!!!!
sebelumnya jangan lupa give ur vomment oke? cuz ur vomment means a lot for me💗
happy reading! Nxx
⚠️ – body touch.
Please, read at your own risk!!~~~~~
-Harry's pov-
Untuk itu aku ada
Memberi makna
Memberi lagu pada duniamuNiall menutup nyanyiannya dengan lembut. Aku menatap Niall bangga. Niall berhasil mengeluarkan isi hatinya menjadi sebuah lagu yang menurutku sangat indah.
"Aw, what a sweet song Niall! It sounds like a poem for your crush, isn't it?" Niall terlihat gelagapan sesaat setelah Zayn memujinya. Aku yang melihatnya sangat mengerti kalimat Zayn itu.
"I'm pretty sure that your crush must be proud of you Niall," aku tersenyum manis pada Niall. Setelahnya aku melirik sekilas ke arah Naya. Ia sedikit menundukan pandangannya.
Tepat sasaran. Aku berhasil menyindir Naya. Kenapa aku bisa bilang seperti itu? Ya sejujurnya aku sedikit geram pada gadis itu karena seharian kemarin ia benar-benar menghindari Niall. Aku tidak tahu kenapa ia melakukan itu. Yang jelas aku tidak suka melihatnya menyakiti Niall.
"But i'm not sure at all Hazz," Niall terkekeh pelan menyautiku.
"By the way, apakah sekarang kita akan langsung memanggang marshmallownya juga? Ku rasa daging ini sudah cukup banyak untuk kita berenam," Liam menyodorkan sebuah nampan berisi daging yang sudah dipanggang. Niall langsung menyerbu dagingnya dengan semangat.
"Panggang marshmallownya nanti saja Liam, kita makan daging ini saja dulu" sahut Niall sambil mengunyah makanannya.
"Jangan berbicara sambil makan Niall, nanti kau bisa tersedak" Zayn mengingatkan Niall.
"Ini enak sekali Zayn,"
"Hahaha iya aku tahu Niall,"
"Terimakasih Naya, Harry sudah bersedia meracik bumbu yang enak ini" Niall tersenyum bergantian ke arahku dan Naya.
"Anything for you Nialler," aku spontan menoleh ke arah Naya yang juga menoleh ke arahku. Kami mengucapkan kalimat yang sama bersamaan. Ku lihat Naya salah tingkah setelahnya.
"Aw, kalian cute sekali" Niall memuji kami berdua. Louis, Zayn, dan Liam tertawa melihatnya.
Aku menggaruk tengkukku yang tidak gatal. Kenapa mendadak awkward sekali suasananya. Ku rasa Naya juga merasakan hal yang sama.
Oh ya, aku belum memberitahu kalian. Semenjak Niall memintaku untuk bersaing secara sehat dengannya, aku sudah tidak sekaku biasanya pada Naya. Aku juga sudah meminta Naya untuk memanggilku dengan Harry saja. Tidak ada embel-embel mister lagi.
Niall juga sudah tidak pernah menunjukan ekspresi cemburunya lagi padaku kalau aku sedang bersama Naya. Bahkan sesekali ia menyemangatiku. Seperti 'Good luck, Hazz' dan lain sebagainya.
Aku juga berusaha melakukan hal yang sama padanya. Seperti saat aku memuji lagu yang Niall nyanyikan untuk Naya. Kami jadi saling menyemangati satu sama lain. Aku juga merasa lebih lega sekarang karena tidak ada lagi hal yang harus aku sembunyikan soal perasaanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
what if...?
Fanfiction[Completed] -- "What if... I call you that you're a Draiocht?" "What is that Niall?" "In Irish we say Draiocht for a magic!!" "Am i a magic for you?" "Yeah, everything about you is magic, Naya. Do you agree Harry?" "Yeah, I do Niall. But, we have...