⚠️ – sexual harassment, harsh words & fighting.
I'm begging you, PLEASE read at your own risk!!~~~~~
Here we are. The Boys and their girls berada di sebuah aula yang terhubung langsung dengan studio stage utama. Mereka sedang melakukan beberapa interview kecil namun saling terpisah satu sama lain.
Di aula ini juga ada sebuah bar yang memang sengaja diadakan untuk para artis yang menjadi tamu undangan. Karena akan ada perayaan after-party setelah acara award selesai. Kendati begitu, bar ini sudah ramai dipenuhi meskipun after-party belum dimulai.
"Harry," gadis berambut brunette memanggil pelan pria berambut curly yang sekarang sedang menjadi pasangannya di acara award yang mereka datangi. Mereka baru saja menyelesaikan interview mereka.
Pria yang merasa namanya dipanggil menoleh ke arah gadis yang sedang ia rangkul mesra itu. Ia memberikan tatapan 'ya, ada apa?' pada gadis itu.
"Astaga, kau tidak dengar ya? Zayn memanggilmu daritadi,"
"Ah ya?" sahut Harry seraya menoleh ke arah Zayn dan The Boys yang sudah menampilkan wajah kesalnya.
Bagaimana tidak kesal, mereka memanggil-manggil Harry sejak tadi namun Harry tidak mendengarnya sama sekali. Ia terlalu sibuk memperhatikan gadis yang sedang menjadi pasangannya sekarang. Gadis itu benar-benar sukses mencuri seluruh perhatiannya malam ini.
"Harry cepat! Kita dipanggil tim kru untuk penampilan nanti," ucap Liam sedikit mengeraskan suaranya.
One Direction akan tampil sebagai bintang tamu dan menyanyikan single mereka hari ini. Jadi mereka harus briefing dulu sebelumnya.
"Okay, I'm coming.." balas Harry. "Naya, kau tak apa aku tinggal dulu sebentar?" Harry meminta izinnya pada Naya.
"Haha tentu saja Harry," Naya terkekeh pelan.
"Aku akan menyuruh Ele, Perrie, Danielle, dan Barbara kesini," gadis-gadis itu sudah menuju seat masing-masing karena mereka sudah menyelesaikan interviewnya lebih dulu daripada Naya dan Harry.
"Tidak usah, aku saja yang akan menyusul mereka.."
"Okay baiklah. Aku juga akan menyusulmu sehabis ini," Harry melambaikan tangannya pada Naya dan dibalas dengan senyuman manis dari Naya. Selanjutnya mereka berpisah karena Naya mulai melangkah masuk menuju seatnya.
"Halo Miss, asisten pribadi One Direction?" seorang laki-laki menepuk pelan pundak Naya saat sedang menunggu gilirannya masuk karena gedung aula lumayan penuh kali ini. Naya hampir dibuat terjatuh karena terkejut.
"Oh, hai. Yep it's me," sahut Naya canggung.
Ia sedikit membelalakan matanya saat sadar kalau yang menyapanya adalah Calvin Harris. Seorang DJ yang namanya sedang naik daun sekarang. Ia kenal dengan Calvin karena The Boys sering mendengarkan lagu-lagunya.
"Call me Calvin," Calvin menjulurkan tangannya mengajak Naya berjabat tangan.
"Kanaya," Naya membalas jabat tangan dari Calvin. Mereka saling tersenyum setelahnya.
"Kau sendirian saja? Kalau tidak salah, tadi aku melihatmu dengan Harry.." Calvin membuka percakapan di antara mereka.
"Uhm ya memang, tapi Harry harus briefing dulu dengan The Boys dan panitia acara." Naya menjawab pertanyaan Calvin dengan ramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
what if...?
Fanfiction[Completed] -- "What if... I call you that you're a Draiocht?" "What is that Niall?" "In Irish we say Draiocht for a magic!!" "Am i a magic for you?" "Yeah, everything about you is magic, Naya. Do you agree Harry?" "Yeah, I do Niall. But, we have...