-Naya's pov-
Satu jam kemudian, disinilah aku sekarang. Di aula besar dalam stadium dengan One Direction dan pelatih koreo mereka Paul Roberts. Namun mereka biasa memanggilnya dengan Roby karena ia memiliki nama depan yang sama dengan Paul Higgins. Niall bilang, supaya tidak tertukar.
"C'mon boys, berhentilah bermain-main. Liam, kau sebelah sini" kata Roby sambil mengatur letak posisi awal The Boys.
"Will, watch out!" Louis melempar bola kearah Will. Untung saja tidak mengenai Will karena ia berhasil menghindar.
"Louis berhentilah bermain bola," Roby menghela nafasnya sabar seraya mengambil bola lalu menyimpannya dalam kotak. Ia menyita bolanya.
"Ah kau tidak asik Roby,"
"Kembali pada formasimu Louis" perintah Roby. Louis segera berdiri pada tanda x. Tanda formasi awal.
"Ah aku bosan," kata Harry sambil membuka kaosnya lalu berputar-putar mengelilingi aula. Roby mengusap wajahnya kasar.
"Harry ayolah,"
"Tangkap aku kalau kau bisa Roby," Harry malah meledek Paul sekarang. Aku tidak bisa berhenti tertawa dari pinggir aula. Mereka benar-benar benci menari.
"Argh kenapa kalian sangat sulit diatur" Roby mengerang kesal dan itu membuat kelima laki-laki itu semakin gencar untuk meledeknya.
"Naya tolong bantu aku mengatur mereka," pinta Roby. Aku langsung mendekat ke arah Harry yang masih berputar-putar dengan kaosnya.
"Kau tidak akan bisa menangkapku Miss Aprilla,"
"Mr. Styles, kalau kau ingin latihannya cepat selesai berhentilah bermain-main" aku meyerah dengan Harry. Ia tidak bisa ku kejar sekarang.
"Ku rasa kita bisa langsung belajar koreo baru nya Roby, kalau dari formasi awal terlalu lama" keluh Zayn.
"Zayn benar," sahut Liam.
"Baiklah," Roby mengalah.
Aku heran mengapa Roby bisa sesabar itu melatih The Boys. Kalau aku jadi dirinya, mungkin aku akan resign dan mencari artis baru yang bisa dilatih dengan baik. Tapi, begitulah adanya dari One Direction. They're just normal guy but terrible dancer.
"Niall, kau memang tidak seperti mereka yang berkeliaran di dalam aula, tapi berhentilah memakan snackmu dan cepat ikut dalam formasinya" aku mendekat ke arah Niall dan merebut snacknya.
"Hei Naya kau tidak bisa melakukan itu pada kuuuu" Niall berusaha merebut snacknya kembali.
"Akan ku belikan dua bungkus snack big size kalau kau berlatih dengan baik sekarang,"
"Benarkah?" raut wajahnya berbinar.
"Ya, tentu saja" aku tertawa dibuatnya. Mudah sekali membujuk Niall. Kau hanya perlu membelikannya makanan maka ia akan menuruti semua yang kau perintahkan.
"Okay baiklah," Niall mengambil sebotol mineral lalu meminumnya. "Ayo Roby, kita mulai latihannya!!" Niall sangat bersemangat sekarang.
"Niall kau di sebelah sini," Roby memposisikan Niall di paling kiri.
"Aku dimana?" tanya Harry.
"Kau di tengah Harry. Zayn kau di antara Niall dan Harry," mereka berdua segera menempati posisi sesuai arahan Roby.
"Liam kau disini, dan Louis kau paling kanan. That's it.." Roby selesai mengatur formasi. "Koreonya tidak akan jauh berbeda dengan yang sebelumnya, hanya akan ada beberapa penambahan sedikit"
KAMU SEDANG MEMBACA
what if...?
Fanfiction[Completed] -- "What if... I call you that you're a Draiocht?" "What is that Niall?" "In Irish we say Draiocht for a magic!!" "Am i a magic for you?" "Yeah, everything about you is magic, Naya. Do you agree Harry?" "Yeah, I do Niall. But, we have...