-Naya's pov-
"Niall jangan terlalu pecicilan, kau itu baru saja sembuh," Liam memperingati Niall yang sedang berlari-lari menghindari kejaranku.
Aku sedang mengejar Niall si perut karung itu. Aku sebal karena Niall memotretku diam-diam saat aku sedang makan. Aku ingin sekali merebut ponselnya untuk menghapus foto itu. Fotonya sangat absurd teman. Aku sedang mengunyah makanan terpampang sangat jelas. Yang membuatku semakin malu adalah porsi makanku yang lumayan banyak. Arghh Niall!!
"Aku hanya menghindari kejaran Naya, Liam. Hahahaha tangkap aku kalau bisaaa" seru Niall sambil tertawa kencang. Menyebalkan sekali.
"Niall, ayolah hapus fotoku yang jelek ituuuuu!!" Aku berteriak sambil terus mengejar Niall.
"Inikan handphoneku, kenapa kau memaksa untuk menghapus foto yang ada di handphoneku? Lagipula kau itu tidak pernah jelek Naya, kau selalu cantik.." bisa-bisanya ia menggombaliku dari atas sound.
Ya, Niall memanjat sound agar aku tidak bisa menggapainya. Sialan kau Niall.
"Niall berhati-hatilah, nanti kau terjatuh." Zayn ikut memperingati Niall. Melihat Niall berdiri disana membuat Zayn merinding. Tentu saja kalian tahu kalau Zayn takut ketinggian kan?
"Itu memang handphonemu Niall, tapi bukan berarti kau bisa memfotoku dengan bebas sesuka hatimu.." aku menggoyang-goyangkan kaki Niall dengan tatapan memelas. Berharap Niall segera menghapus fotoku yang jelek itu.
"Hapus saja fotonya Niall, kasihan Naya" ucap Louis yang dari tadi menonton kegaduhan yang kami perbuat.
"Kumohon Niall hapuslah foto menjijikan itu.."
"Lihatlah Lou, Naya sangat menggemaskan sekali saat sedang makan,," Niall menunjukan fotoku pada Louis.
"Hahaha Naya, sebetulnya aku kasihan padamu. Tapi harus ku akui kau lucu sekali di foto ini" astaga, sekarang Louis malah berpihak pada Niall.
"Oh c'mon Louiiiii" aku memukul-mukul lengan Louis kesal.
"Akhirnya aku memiliki aibmu Naya! Akan ku posting pada saat ulang tahunmu nanti hahahaha" tawa Niall dan Louis semakin pecah.
"Niall don't you dare!!" aku memukul-mukul lutut Niall sekarang.
Seandainya aku bisa memanjat soundnya juga, aku akan melakukannya dengan senang hati. Tapi sayang, sound yang Niall taiki terlalu tinggi untukku.
"Ayo Niall, kirim fotonya di grup sekarang," Louis mengeluarkan ponselnya. Menunggu Niall mengirim fotoku di grup.
"Argh kalian berdua menyebalkan!!" aku menggerutu kesal seraya berjalan pergi menjauh dari Niall dan Louis. Sedangkan mereka berdua masih cekikikan di tempatnya.
"Naya kau mau kemana?!"
"Bukan urusanmu." Aku menjawab singkat dengan nada sedikit membentak. Setelah itu aku berlari menuruni stage sampai akhirnya...
"Awas Nayaaa!!!"
Brukk..
"Ahh!!" teriakku saat tubuhku menabrak Harry sampai terjatuh. Aku pun ikut terjatuh karena reflek berpegangan pada Harry.
"Naya, kau tidak apa?" Harry membantuku berdiri. Ia memberikan tangannya padaku. Aku menerima tangan Harry lalu segera bangun.
Astaga, aku membuat milkshake Harry tumpah dan yang lebih parahnya adalah baju Harry basah total karena tumpahan milkshake.
"Maafkan aku, apakah ada yang sakit? Astaga, maafkan aku, aku benar benar ceroboh," aku berusaha membersihkan tumpahan milkshake di baju Harry.
KAMU SEDANG MEMBACA
what if...?
Fanfiction[Completed] -- "What if... I call you that you're a Draiocht?" "What is that Niall?" "In Irish we say Draiocht for a magic!!" "Am i a magic for you?" "Yeah, everything about you is magic, Naya. Do you agree Harry?" "Yeah, I do Niall. But, we have...