happy reading<3
vote juga yaaaaa xixi~~~~~
You never love yourself half as much as I love you,
You'll never treat yourself right darling but I want you to,
If I let you know, I'm here for you,
Maybe you'll love yourself like I love you oh..Lagu Little Things dari One Direction memenuhi radio taksi yang ditumpangi Naya. Ia menikmati setiap kata pada lagu itu. Membayangkan ia menjadi salah satu Directioners yang beruntung dengan menonton konser One Direction di barisan paling depan.
Ya, Naya seorang Directioner. Ia sangat amat menyukai, atau mungkin sangat mencintai kelima laki-laki yang menyebut diri mereka dengan One Direction.
Ah, kalau aku punya uang lebih aku harus menonton konser mereka. Naya bertekad dalam hatinya.
"Kau menyukai mereka Miss?" supir taksi membuka obrolan di antara mereka.
"Mereka? Maksudmu One Direction?"
"Ya, siapa lagi memangnya. Kau sangat menikmati lagunya," supir taksi itu mulai menggumamkan nada lagu Little Things.
"Hahaha yeah I'm their fan. Aku menyukai mereka sejak awal mereka di X-Factor," Naya tertawa kecil.
Pikirannya berkelana saat ia pertama kali melihat audisi dari personil One Direction. Melihat betapa menggemaskannya mereka semua. Muka ABG yang belum puber, memakai celana terlalu bawah, memakai banyak gelang, dan rambut yang disisir seadanya. Kalau dipikir-pikir itu sangat menjijikan. Tapi Naya menyukainya.
"Hampir seluruh gadis yang ku temui menyukai mereka, bahkan ketiga anak perempuanku sangat histeris ketika melihat mereka muncul di tv," supir taksi itu menceritakan tentang putri-putrinya yang menyukai One Direction.
Apa yang dilakukan oleh anak dari supir itu sama persis seperti yang dilakukan Naya ketika ia melihat One Direction di tv.
"Aku mengakui mereka sangat bertalenta, suara mereka bagus, wajah mereka juga tampan-tampan. Jadi menurutku wajar saja anakku histeris melihat mereka. Mereka rela melakukan apapun untuk bertemu 1D. Bahkan si kecil Ashley yang baru berumur 8 tahun selalu mengatakan 'aku akan melakukan apapun demi melihat mereka bahagia', aku tak tahu maksudnya apa. Memangnya mereka tak bahagia dengan hidupnya sekarang? Populer di seluruh dunia, penjualan album terlaris, belum lagi merch original yang menghasilkan banyak uang. Kurang bahagia apa lagi?"
"Entahlah Sir, mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama seperti Ashley. Seorang penggemar yang tulus tidak akan membiarkan idolanya terluka kan?" Naya tertawa mendengar semua cerita supir taksi itu. Tentu saja ia akan membahagiakan idolanya itu dengan tulus.
"Kau ada di stan mana Miss? Mungkin aku akan menceritakan dirimu kepada anakku. Mereka akan senang mendengar bahwa banyak orang yang menyukai 1D,"
"Hm, ku rasa aku menyukai Harry Styles. But they all stole my heart. I love them all." Naya tersenyum manis. Membayangkan Harry juga tersenyum mendengar kalimatnya itu.
"Ah si keriting itu. Dia sangat manis Miss. Ku rasa kau cocok dengannya,"
"Oh wow, thank you Sir.."
Harry kau dengarkan supir itu bilang apa? Kau cocok denganku. Naya meneriakan kalimat itu berulang-ulang dalam pikirannya.
"Ah ya, sudah sampai di tujuanmu Miss" taksi melipir ke pinggir untuk menurunkan Naya.
"Thank you so much Sir," Naya memberikan ongkos taksinya. Tak lupa dengan tip untuk supir itu.
"Thank you Miss, ku doakan kau bersama Harry Styles,"
"Itu berlebihan Sir, tapi ku rasa terimakasih banyak. Salam untuk anak-anakmu. Ku harap aku bisa bertemu mereka di konser One Direction, sebagai team lucky." Supir taksi itu tersenyum ramah atas perkataan Naya.
Selanjutnya Naya langsung menuju kantor tempat ia mendaftarkan diri untuk pekerjaannya. Ia disambut ramah oleh security yang berjaga.
"Ada perlu apa Miss?" tanya security itu.
"Mr. Claffin yang memintaku datang, mungkin ia akan mengambil hasil medical check upku." Naya menunjukan beberapa amplop coklat berisi dokumen kesehatannya.
"Apa kau Kanaya Ariessa Aprilla?" security itu memeriksa Naya dengan metal detector.
"Y-ya itu aku," Naya menjawab gugup.
Bagaimana security itu mengetahui namanya?
"Baiklah ikut denganku." Security itu berjalan menuju lift, Naya mengekor dibelakangnya.
Ia memencet angka tiga sebagai lantai yang akan dituju. Setelah sampai di lantai tiga, mereka langsung menuju sebuah ruangan seperti ruang meeting.
Ruangan itu bertembok kaca bening yang memperlihatkan seisi ruangan. Naya bisa melihat jelas ada Mr. Claffin disana.
"Silahkan masuk Miss,"
"Thank you." Naya memasuki ruangan itu. Kemudian menyapa pria yang duduk di bangku depan meja kerjanya. "Mr. Claffin,"
"Hey Naya, take a seat please." Mr. Claffin mempersilahkannya duduk.
"Aku membawa berkas medical check upku, mungkin kau mau melihatnya Sir," Naya memberikan amplop coklat itu dengan sopan kepada Mr. Claffin.
"Terimakasih Naya," Mr. Claffin membuka dan mulai membaca hasil medical check up milik Naya.
Hasilnya bagus. Ia menggumam kecil. Sampai pada tulisan, Asthma +.
"Kau memiliki asma?"
"Apakah itu berarti aku tidak diterima bekerja Sir?" Naya balik bertanya. Ia mendadak cemas menunggu jawaban dari Mr. Claffin.
"Tentu saja tidak, kau tetap diterima. Kenapa kau sangat pesimis Naya? You know, you're really what we need." Kalimat Mr. Claffin berhasil membuat Naya lega.
"Thank you Sir,"
"Ah ya, hari ini kau sudah bisa mulai bekerja."
"Are you sure sir?"
"Yeah of course, kau akan dijemput oleh kepala manager klienmu. Kau satu team dengannya."
"O-okay Sir. Then, what I'm suppose to do?"
"Kau hanya menjadi asisten pribadi klienmu, seperti yang sudah ku bilang saat interview. Klienmu terdiri dari lima orang pria dan yang harus kau lakukan adalah mengingatkan tentang jadwal mereka, melakukan pekerjaan yang mereka suruh padamu, kau juga harus menjaga mereka dengan baik karena mereka sedikit sulit diatur. Tapi tenang saja mereka pria yang baik. Kau akan senang bekerja dengan mereka." Mr. Claffin menjelaskan dengan detail tentang apa yang harus dilakukan Naya.
Naya mencatat dalam notebook kecil miliknya. "Baik sir, I'll do my best."
"Oh ya Naya, atasanku bilang, kau harus lebih fokus pada salah satu dari mereka. Tapi aku lupa namanya, kau bisa tanya nanti dengan kepala managernya. Ini juga ada beberapa rules yang harus kau patuhi selama kau bekerja dengan mereka." Mr. Claffin memberi beberapa lembar kertas berisi rulesnya. Naya langsung dengan cermat membacanya.
"Ah Paul kau sudah datang," Mr. Claffin menyambut seseorang yang baru memasuki ruangan tersebut.
"Naya, ini kepala teammu. Kau akan bekerja bersamanya." Naya reflek menoleh ke sumber suara.
"Mr. Paul Higgins??!!!!!"
~~~~~
nahloh ko ada Paul?????

KAMU SEDANG MEMBACA
what if...?
Fanfiction[Completed] -- "What if... I call you that you're a Draiocht?" "What is that Niall?" "In Irish we say Draiocht for a magic!!" "Am i a magic for you?" "Yeah, everything about you is magic, Naya. Do you agree Harry?" "Yeah, I do Niall. But, we have...