update in the A.M cuz why not😹😹
vote before read please?💗
hope u enjoy! Nx
~~~~~
-Naya's pov-
"Hai guys! How was the camp? Did you guys enjoy it?" tanya Paul saat aku dan The Boys baru menaiki mobil elp tour.
Paul menjemput kami sore ini dari hutan perkemahan. Kami berkemah selama dua malam. Ku rasa itu cukup sekali untuk mengistirahatkan diri dari segala kesibukan.
"We're really enjoy it Paul!!" seru Zayn heboh.
"That's amazing dad, ku rasa kita harus sering-sering camp lagi nanti!!" sahut Niall tidak mau kalah.
"Hahaha, nanti aku bilang pada Will kalau kalian ingin camp lagi" kata Paul mulai mengendarai mobil menuju hotel.
Waktu perjalanan kali ini akan memakan waktu sekitar dua jam. Karena letak hutan perkemahan ada di kaki gunung yang lumayan jauh dari pusat kota.
Setelahnya mereka mulai mengobrol ringan bersama Paul. Ku rasa The Boys sangat merindukan Paul walaupun hanya dua malam tidak bertemu. Paul juga terlihat seperti seorang ayah yang menanggapi celotehan anak-anaknya yang kegirangan karena mendapat waktu liburan. Menggemaskan sekali mereka.
Aku duduk di bagian belakang. Ku setel lagu dari ipod yang sudah tersambung dengan earphone wirelessku. Lagu dari One Direction terputar secara random. I have no idea lagu apa yang akan ku dengar jadi lagu One Direction lagi yang ku putar.
For your information, aku bukan orang yang bisa mengobrol asik dalam kendaraan karena aku tipikal orang yang mudah merasa mual. Beruntungnya The Boys dan Paul paham dengan kondisiku jadi mereka akan membiarkanku sendiri kalau aku sudah terdiam dan memasang earphone saat perjalanan.
Namun kali ini bukan karena alasan itu aku memasang earphone di perjalanan. Pikiranku tidak bisa berhenti memikirkan dua hal yang hampir membuat jantungku copot. Yang pertama saat aku mengetahui Niall mencintaiku yang ku baca pada note di ponselnya. Yang kedua saat Harry memelukku dimalam pertama camp.
Tentu saja aku kepikiran dengan itu semua. Ini terasa seperti mimpi untukku. Entah mimpi indah atau mimpi buruk, yang jelas perasaan takut, senang, kalut, khawatir, excited, tidak menyangka bercampur jadi satu.
Ditambah akhir-akhir ini sikap Harry menjadi lebih perhatian padaku. Ia jadi super duper baik padaku. Tidak seperti saat pertama aku bekerja dengan mereka. Lalu puncaknya saat aku tidur satu sleeping bag dengannya.
Astaga sejujurnya aku tidak tidur malam itu. Jantungku tidak bisa berdetak dengan santai semalaman. Harry tidur dengan posisi memelukku. Bahkan ia sedikit menaikan sweaterku dan sweaternya. Kulit punggungku dan kulit perutnya saling bersentuhan agar aku bisa merasa hangat. Ya benar teman. Asmaku hampir kambuh malam itu.
Lalu untuk posisi tidurku itu membelakangi Harry. Tentu saja aku tidak akan sanggup tidur berhadapan dengannya. Ia bisa menggodaku terus karena pasti muka gugupku akan sangat terlihat.
Untuk yang bertanya kenapa harus saling bersentuhan kulit, ya karena metode skin to skin itu lumayan efektif untuk meredakan rasa dingin. Kalau kalian pernah mendaki gunung pasti kalian paham. Sebagai catatan juga, kami hanya menaikan sweaternya sedikit saja. Bahkan tidak sampai setengahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
what if...?
Fanfiction[Completed] -- "What if... I call you that you're a Draiocht?" "What is that Niall?" "In Irish we say Draiocht for a magic!!" "Am i a magic for you?" "Yeah, everything about you is magic, Naya. Do you agree Harry?" "Yeah, I do Niall. But, we have...