⚠️ – fighting.
Please, read at your own risk!!~~~~~
-Harry's pov-
"Dad, Archie berat tidak?"
Aku menggeleng lalu tersenyum sebagai jawaban pertanyaan Archie karena aku menggendongnya hanya dengan tangan kiriku. Sedangkan tangan kananku ditarik Olivia untuk segera masuk ke rumah Naya.
Ya, hari ini aku akan berkunjung kerumah Naya setelah tadi malam Archie dan Olivia menginap di apartmentku. Hanya mereka berdua yang menginap. Naya pulang tak lama setelah mengantarkan mereka. Aku senang saat Naya mengizinkan aku melakukan tugasku sebagai seorang ayah untuk Archie dan Olivia. Tentu saja aku melakukan ini tanpa sepengetahuan management. Tapi aku tidak bisa membohongi diriku sendiri kalau aku juga mengharapkan dirinya.
Naya mengatakan padaku kalau aku berhak atas Archie dan Olivia karena aku ayahnya meskipun tidak secara resmi. Karena seperti yang kalian tahu bahwa Naya adalah orang tua tunggal untuk kedua anak kami. Aku akan mulai memenuhi tugasku sebagai seorang ayah, namun tidak sebagai seorang suami. Naya, ia tidak ingin kembali padaku. Ia tidak mengatakan alasannya tapi aku bisa melihat sorot matanya yang masih memancarkan rasa belum ikhlas atas apa yang terjadi padanya.
"Hei, jangan terlalu kau fikirkan soal Naya. Ia hanya butuh waktu. Aku yakin cepat atau lambat ia akan kembali padamu," ucap Niall sembari mengusap pundakku pelan sebelum ia masuk ke rumah Naya.
Aku memandang punggung Niall sesaat. Sampai tiba-tiba ku lihat Naya menjerit heboh karena Niall mengagetkannya.
"Niall?! Kenapa datang tiba-tiba?!" tanya Naya yang langsung memeluk Niall erat lalu mencium pipi Niall sekilas. Ku lihat Niall membalas pelukan Naya namun tidak membalas ciumannya.
Selanjutnya, Naya membukakan jaket yang Niall kenakan lalu menggantungkan di tiang gantungan. Ia melakukannya seperti adegan di film-film ketika seorang suami baru saja pulang kerja. Astaga. Hawa panas menjalar dengan cepat di hatiku. Eh, tidak, tidak. Kau tidak mungkin cemburu dengan Niall kan Harry?
Tapi.. Entah hanya perasaanku saja atau bukan namun aku merasa tatapan Naya pada Niall sedikit berbeda. Cara Naya menatap Niall seperti bukan menatap seorang sahabat. Ada sorot lain yang menghiasi matanya saat ia menatap Niall.
Ditambah saat aku mendengar cerita Naya bahwa Niall yang mendampinginya saat melahirkan. Ia bercerita dengan wajah sumringah dan terlihat sangat bahagia. Bahkan Naya mengatakan ia seperti sedang ditemani oleh seorang suami betulan pada saat itu. Apakah Naya..? Aish. Aku menggeleng pelan untuk segera menepiskan pemikiran itu.
Setelahnya, Zayn, Liam, dan Louis masuk ke rumah Naya bersamaan dengan Olivia. Mereka langsung bertindak seperti tuan rumahnya sendiri. Persis sama seperti dulu ketika kami berkunjung kerumah Naya di London.
"Mommy!!" sekarang Olivia yang berteriak heboh sembari berlari menuju Naya dan langsung melompat ke pangkuan Naya.
"Lho, bukannya Oliv di apartment..." ku dengar Naya tidak melanjutkan kalimatnya.
"Iya Oliv sama Archie ajak daddy kesini mom! Tuh daddy," Olivia menunjuk ke arah aku dan Archie yang memang sedari tadi masih berdiri di teras depan pintu.
Mata hazel Naya menatap mataku sendu. Aku tahu ia berkaca-kaca disana. Tapi dengan cepat ia tersenyum manis walaupun aku sadar ia terpaksa melakukannya.
"Ajak mereka masuk sayang," Naya mengacak rambut curly Olivia sekilas lalu beranjak menuju dapur. Mungkin ia akan membuat suguhan untuk kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
what if...?
Fanfiction[Completed] -- "What if... I call you that you're a Draiocht?" "What is that Niall?" "In Irish we say Draiocht for a magic!!" "Am i a magic for you?" "Yeah, everything about you is magic, Naya. Do you agree Harry?" "Yeah, I do Niall. But, we have...