chapter; 36

120 15 11
                                    

⚠️ – harsh words, fighting & little bit b x b.
I'm begging you, PLEASE read at your own risk!!








~~~~~

-Niall's pov-

"Ini keripik kentangmu Niall," Liam memberikan sekantong keripik kentang berbagai macam rasa. Ah, surga dunia.

"Thank you dad!!" pekikku senang seraya membuka lalu mulai memakannya. Liam tersenyum sebagai balasan.

Kami berenam sedang berkumpul untuk mempersiapkan perlengkapan movie marathon di rumah Naya berhubung Danish dan mom Rissa pergi ke rumah saudaranya sejak tadi malam. Jadi tinggal kami saja sekarang disini dan kami bebas melakukan apapun. Kata mom Rissa anggap saja seperti rumah atau basecamp sendiri, dan kitapun dengan senang hati melakukannya.

"Nay, aku beli soda and some bottles of alcohol tidak apa kan? Low alcohol, see?" Harry menunjukan beberapa botol alkohol pada Naya. Gadis itu hanya menggeleng tapi tetap tersenyum. Ia memakluminya.

"Don't drink too much okay?" gadis itu mengambil beberapa alkohol tersebut lalu menyimpannya di lemari khusus.

"Itu milik Louis kok Nay,,"

"I know Harry," ucap Naya sambil mengacak rambut Harry pelan. Sedangkan Harry menyengir sesaat.

Astaga, masih pagi aku sudah melihat pemandangan seperti ini. Menyesakkan sekali. Tapi aku bisa apa.

Mereka berpacaran and i think that's none of my business again. Walaupun aku ingin sekali hajar Harry sampai babak belur sekarang. Tidak peduli statusnya sebagai band mate, sahabat, atau bahkan saudara laki-lakiku. Aku benci padanya. Aku benci saat mengetahui fakta ia memacari Naya dan akan menyakiti gadis itu dalam beberapa bulan lagi.

"Harry aku perlu bicara denganmu." Ucapku dingin. Ia langsung memasukan ponsel yang sedari tadi ia mainkan ke dalam kantongnya.

Fyi, ia sedang berchatting dengan Naya. Hawa panas langsung menjalar ke seluruh tubuhku.

"Ada apa Niall?" tanyanya lembut.

Ia mempersilahkanku duduk di sebelahnya. Tapi aku tetap pada posisi berdiriku. Untuk sekarang aku merasa tidak sudi untuk duduk bersebelahan dengannya.

"Tidak usah basa-basi. Jelaskan padaku apa maksudmu mendekati Naya?"

Ia mengerutkan dahinya dan menatapku bingung. Melihatnya seperti itu, aku menahan diriku agar tidak menonjoknya sekarang juga.

"Did you ask me a question that you already know what the answer is, Niall?"

what if...?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang