happy friday!^^
fyi, don't worry darling dah update chapter 2 ya, janlups baca juga wkwkwk
oh ya chapter ini juga pendek maaapin wkwkwkwk
yauda gitu aja, hope u enjoy this chapter and don't forget gimme ur vommentssss😜💗
Nx
~~~~~
"Daddy mau kemana? Daddy jangan pergiii" Olivia langsung lompat ke pangkuan Harry yang sedang memakai jaket. Kalau Harry tidak siap, ia tidak bisa menangkap putri kecilnya yang aktif itu.
"Ada pekerjaan yang harus daddy selesaikan dulu Olivia.." Harry mengacak rambut Olivia gemas.
"Nanti daddy kesini lagi ya kalau kerjanya sudah selesai," pinta Olivia dengan tatapan memohon. Harry terkekeh melihatnya.
"Iya nanti kalau pekerjaan daddy sudah selesai daddy kesini lagi. Oliv, Archie, mau daddy bawakan apa?" Harry menurunkan Olivia dari pangkuannya lalu berjongkok menyamakan tinggi dengan Olivia. Ia juga menarik tangan Archie yang sedari tadi berusaha menahan tangis.
"Kita tidak mau apa-apa. Kita cuma mau daddy cepat pulang. Iya kan Archie?" Olivia langsung memeluk Harry erat. Seakan tidak mau berpisah dengan ayahnya lagi.
Archie juga melakukan yang sama. Bahkan sekarang ia sedikit terisak. Padahal Harry hanya pergi sebentar untuk menyelesaikan sisa photoshoot Gucci yang tertunda.
"Olivia, Archie ayo sini sayang, nanti daddymu telat lho" panggil Naya yang sedari tadi hanya diam melihat konten bawang kedua anak dan ayah ini.
"Mommy jahat! Mommy jahat karena lebih milih uncle Niall padahal uncle Niall bukan daddy Oliv!!" teriak Olivia tepat di depan wajah Naya. Gadis kecil berambut curly itu berlari kesal menuju kamarnya meninggalkan Naya yang diam mematung karena kalimatnya.
Olivia dan Archie mengetahui soal ini karena sebelum Niall dan The Boys pulang, Naya sempat berusaha menjelaskan soal perasaannya pada Niall. Sialnya, ini dua bocah itu memergokinya. Alhasil seperti inilah jadinya. Olivia dan Archie marah padanya karena Naya mempunyai rasa pada orang yang mereka anggap sebagai unclenya.
Suasana berubah menjadi awkward. Naya tidak berani melihat ke arah Harry yang sedang menenangkan tangisan Archie yang semakin menjadi-jadi. Naya terduduk di ubin menundukan kepalanya. Dengan posisi seperti itu ia bisa melihat langkah Harry yang menggendong Archie menuju kamar Olivia. Meninggalkan Naya sendirian yang sudah mulai meneteskan air mata.
"Dad jangan tinggalin Archie dan Olivia.." bisik Archie parau di depan telinga Harry.
Harry menggeleng kuat lalu tersenyum meyakinkan putra kecilnya yang terlihat lemah. Ini kali pertama bagi Harry melihat Archie menangis seperti ini. Biasanya Archie selalu riang dan bersemangat.
"Olivia.." panggil Harry saat memasuki kamar Olivia. Ia melihat putrinya duduk di depan jendela sedang menatap langit sembari menangis.
"Daddy, Oliv nggak mau mommy sama uncle Niall dad.." Olivia mendekat ke arah Harry yang sudah duduk bersebelahan dengannya. "Daddy nggak sayang ya sama mommy?"

KAMU SEDANG MEMBACA
what if...?
Fanfiction[Completed] -- "What if... I call you that you're a Draiocht?" "What is that Niall?" "In Irish we say Draiocht for a magic!!" "Am i a magic for you?" "Yeah, everything about you is magic, Naya. Do you agree Harry?" "Yeah, I do Niall. But, we have...