chapter; 32

101 17 19
                                    

"Naya? Kau sudah bangunkah?" Liam mengetuk pintu kamar basecamp Naya.

Tidak ada jawaban.

"Naya kau belum makan sejak kemarin malam, jangan buat kami khawatir.." sekarang giliran Zayn yang mengetuk pintunya. Namun tetap nihil. Tidak ada jawaban dari Naya.

"Harry coba telfon, siapa tahu memang ia belum bangun dan tidak mendengar suara kita"

Harry langsung menuruti perintah Liam. Ia mulai menchatting dan melakukan panggilan ke ponsel Naya.

Setelah kejadian kemarin, Naya langsung pulang ke basecamp tanpa menyelesaikan acaranya. Kebetulan di California management juga menyediakan basecamp untuk One Direction. Paul tidak ingin memaksakan Naya untuk tetap menemani The Boys. Mereka membiarkan Naya beristirahat terlebih dahulu. Mental Naya juga sangat terguncang.

Bagaimana tidak, gadis itu dilecehkan di depan publik oleh pria brengsek bernama Calvin Harris. Kejadian itu dilihat jelas oleh The Boys. Mereka melihat pria brengsek itu meremas payudara milik Naya. Naya notabenenya adalah gadis yang sangat lugu. Maka dari itu ia sudah kalut duluan sebelum ia bisa melepaskan diri dari Calvin.

"Naya, aku memasakan sarapan untukmu. Apa kau yakin tidak ingin mencoba masakanku? Bawa seporsi makanan dan susu untukmu di nampan lumayan berat lho Nay. Ayo buka pintunya aku mulai pegal nih.." ucap Niall sedikit berteriak supaya Naya mendengarnya.

Siapa tahu saja Naya masih tidur kan, makanya ia tidak menjawab panggilan dari The Boys. Begitu pikir Niall.

"She's online!!" pekik Harry tiba-tiba sambil menunjukan roomchat Naya yang menunjukan aktivitas online. "But she didn't answer my call,"

"Ya tuhan, aku benar-benar khawatir padanya. Ia tidak memberikan jawaban sama sekali sejak tadi malam. Ku rasa kita harus mendobrak pintunya," Louis mendekat ke kamar Naya lalu mulai menggedor pintunya.

"Naya aku tahu kau sudah bangun. Please give us a sign if you're okay!!" teriak Louis frustasi sambil mengacak rambutnya kesal. Cairan bening mulai menetes dari mata indah Louis.

"Aku gagal menjaga adikku," ucap Louis pelan tapi keempat sahabatnya masih bisa mendengarnya.

Liam merengkuh tubuh Louis dan membiarkan Louis menangis dalam pelukannya. Sejak tadi malam Louis dan Harry yang terlihat paling frustasi karena kejadian yang menimpa Naya. Mereka berkali-kali menyalahkan dirinya sendiri padahal semua orang tahu itu bukan salah mereka. Namun pagi ini Harry terlihat sudah sedikit lebih tenang.

"Harry coba kau yang bujuk Naya, siapa tahu ia mau meresponmu" usul Zayn yang langsung disambut dengan anggukan setuju.

Harry mendekatkan dirinya dengan pintu kamar Naya lalu mulai mengetuk sambil memanggil nama Naya.

"Naya, please open the door.." suara Harry terdengar parau. Ia sangat berusaha untuk tidak menangis. "Or if you won't, just give us a sign for make sure that you're okay.."

"Please Naya, don't make us worry about you.." sambung Niall pasrah.

Niall menjatuhkan tubuhnya tepat di lantai depan kamar Naya. Perasaan bersalah benar-benar menyelimuti mereka semua.

"It's okay if you won't answer it too. But Cherry, I just want to say sorry because I couldn't take care of you. Kanaya, I'm so sorry.." Harry menyandarkan kepalanya pada pintu kamar Naya.

Zayn dan Liam juga sekarang terlihat pasrah. Mereka berlima sadar sepertinya tidak bisa mendapatkan jawaban Naya sekarang. Akhirnya, mereka memutuskan untuk memberikan Naya waktu sendiri beberapa saat lagi dan mulai beranjak pergi dari depan kamar Naya.

what if...?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang