2,7k words :")))
happy reading yapp walaupun gajelas bgt crita ini tu😭👌
~~~~~
-Harry's pov-
Angin malam menusuk hingga ke tulang. Aku semakin mengeratkan jaket seraya membenarkan masker wajah yang kugunakan. Ya, aku tidak menggunakan mobil kali ini. Berjalan-jalan di malam hari tanpa ada orang yang menyadari ternyata menyenangkan.
Well, aku hanya ingin berkeliling dan menikmati indahnya kota Paris sekarang. Ini malam terakhirku disini sebelum besok jam tiga pagi kami akan melanjutkan perjalanan tour.
Aku sudah izin dengan Paul sebelum aku keluar tadi. Beruntungnya, Paul mengizinkanku. Sebetulnya Paul menyarankanku untuk pergi bersama The Boys dan Naya, tapi aku menolaknya dan memintanya untuk tidak memberitahu kalau aku ingin berkeliling Paris. Kenapa? Karena mereka alasanku keluar sendiri malam ini.
Tentu saja aku senang menghabiskan waktu dengan mereka. Namun, terkadang aku butuh me timeku sendiri. Walaupun sebenarnya kali ini aku hanya ingin sedikit menghindari seseorang. Ku rasa kalian tahu orangnya. Ya, gadis yang sekarang menjadi asisten pribadiku.
Aku seperti terjebak dengan permainanku sendiri. Aku ingin pergi tapi tidak bisa. Aku ingin bertahan pun juga tidak bisa. Sesulit inikah yang namanya jatuh cinta? Ditambah sahabatku juga menyukainya. Arghh. Aku merasa.. buntu, mungkin?
Bayangkan kalian di posisiku. Aku pernah mencintai seorang perempuan dengan tulus, namun ia mencampakanku. Lalu tuntutan management, aku harus pura-pura berkencan dengan gadis-gadis yang sudah mereka siapkan. Skenario sudah disiapkan dengan sebaik mungkin, aku hanya tinggal memainkan kepalsuan itu. And, Louis. Aku tidak bisa menyangkal kalau aku menyukainya. Bahkan sekarang pun aku masih menyukainya. I know that's crazy, management sangat marah saat tahu kalau Larry is real. Tapi aku tidak bisa membohongi perasaanku.
Saat semua terasa sulit untukku, gadis itu datang memberikan harapan baru untukku. Dengan sikap dan sifatnya yang tulus itu, aku percaya ia bisa membantuku dari semua keputus-asaan ini. Namun, kenyataannya tidak semudah itu. Niall, sahabat yang sudah ku anggap sebagai saudaraku juga menyukai gadis itu. Aku tidak mungkin memaksakan Naya bersamaku. Itu akan menyakiti Niall.
Tapi, Naya adalah orang yang di pilih management untuk menjadi pacar palsuku. Management sengaja tidak memberitahunya karena ia seorang Directioner. Aku hanya bisa menunggu pasrah kapan waktunya aku memainkan peran jahat itu. Dan aku yakin sampai saatnya tiba, kami semua akan tersakiti, tanpa pengecualian.
Astaga, kenapa permainan hidup ini tidak ada ujungnya?! Aku hanya ingin hidup yang tenang tanpa penuh kebohongan.
Persetan dengan itu semua. Aku melihat arloji yang melingkar di pergelangan tanganku, pukul tujuh malam. Setidaknya aku masih ada waktu hingga pukul sembilan untuk berkeliling. Aku memutuskan untuk mampir ke kedai kopi di sudut kota dengan pemandangan Eiffel Tower.
"Hot cappuccino and croissant, please" aku menyebutkan pesananku.
Selagi pelayan kedai menyiapkan pesananku, aku mengambil tempat di depan kedai. Kota Paris sangat indah teman. Kalian akan menyesal kalau tidak melakukan jalan-jalan santai seperti aku sekarang.
"Amusez-vous, Monsieur (ini pesananmu Tuan)" pelayan tadi datang dengan nampan berisi cappuccino dan croissant pesananku.
"Mercy," balasku ramah. Aku langsung menyesap hot cappuccinoku. Ditambah dengan croissant dengan isian coklat yang lumer di mulut. Astaga, ini pilihan yang tepat untuk camilan dimalam suram yang dingin seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
what if...?
Fanfic[Completed] -- "What if... I call you that you're a Draiocht?" "What is that Niall?" "In Irish we say Draiocht for a magic!!" "Am i a magic for you?" "Yeah, everything about you is magic, Naya. Do you agree Harry?" "Yeah, I do Niall. But, we have...