[Completed]
--
"What if... I call you that you're a Draiocht?"
"What is that Niall?"
"In Irish we say Draiocht for a magic!!"
"Am i a magic for you?"
"Yeah, everything about you is magic, Naya. Do you agree Harry?"
"Yeah, I do Niall. But, we have...
⚠️ – little bit fighting & traumatic past events. Please, read at your own risk!!
~~~~~
-Niall'spov-
"Niall, kau sedang free kan sekarang?" tanya Paul di tengah-tengah perbincangannya ditelfon.
"Seperti yang kau lihat Paul," aku memang sedang bersantai ria di sofa menonton kartun sambil mengemil kacang.
"Bisa tolong aku bantu bangunkan Harry? Ia harus fitting kostum untuk movie video baru kalian," pinta Paul yang masih memegang ponselnya itu.
"Uhm.." aku berfikir sejenak dan menatap Paul yang sedang menampilkan wajah memohonnya padaku. "Okay, baiklah dad.." ku hela nafasku pelan. Tidak bisa sekali aku diberi tatapan seperti itu karena aku adalah orang yang mudah luluh.
Aku segera menuju kamar dimana Harry tertidur. Kami sedang berada di apartment di LA karena minggu ini kami akan shooting movie video untuk single album terbaru kami. Proses shooting akan memakan waktu lumayan lama jadi management menyewa apartment khusus untuk kami.
Pintu kamar Harry tertutup rapat dan aku langsung mengetuk pintunya tiga kali. "Harry?" panggilku ragu sambil mengetuk pintunya lagi.
Tidak ada jawaban. Aku menimbang apakah aku langsung masuk saja atau tidak. Sepertinya pintu kamarnya juga tidak dikunci karena ia tidur bersama Naya. Haha, iya mereka tidur berdua. Tapi ku yakin mereka tidak akan melakukan you-know-what-i-mean karena Naya adalah pemegang prinsip virgin until married. Sama seperti aku.
Aku menelan ludahku pelan saat aku mulai memasuki kamar Harry. Ini adalah pertama kalinya aku akan berinteraksi dengan Harry dan Naya setelah hampir satu bulan aku menjaga jarak dengan mereka berdua. Kalau bukan karena Paul memohon seperti tadi, aku tidak akan mau membangunkan si brengsek ini.
Astaga, walaupun brengsek tetap saja ia adalah band mate, sahabat, bahkan saudara untukku. Ironis sekali bukan, ketika orang yang paling dekat dan paling ku percaya adalah orang yang paling berpotensi untuk menyakitiku.
Ku lihat ranjang di kamar ini kosong, tapi beberapa bed cover menutupi lantai sebelah ranjang tepat di dekat jendela balkon. Aku berjalan menuju bed cover itu karena feelingku Harry tidur disana.
"Harry?" Panggilku pelan hampir berbisik.
Benar saja. Ia tidur di lantai beralaskan bed cover dengan posisi berhadapan dengan Naya. Ku lihat mereka tidur dengan pulasnya. Bahkan Harry tidak bangun sama sekali walaupun aku sudah beberapa kali memanggil namanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.