chapter; 4

179 32 43
                                    

weh hampir 3k words nih semoga ga suntuk ya bacanya :""))))







~~~~~

-Naya's pov-

"Baiklah, kita sudah sampai" Paul memarkirkan mobil di sebuah garasi.

Aku tercengang. Kenapa? Jujur saja, aku terkejut dengan lokasi basecamp One Direction. Berada tepat di tengah kota London.

"Ku kira basecampnya tersembunyi dari keramaian," kataku sambil menenteng tas bawaanku.

"Hahaha tidak Miss. Tempat ini memiliki lokasi paling strategis karena dekat pusat kota dan juga bandara. Sebetulnya masih ada beberapa basecamp lagi. Ada yang di Inggris, Irlandia, dan juga ada yang di US, tapi itu dipakai ketika The Boys butuh privasi lebih atau kalau ada job ke US." Jelas Paul. Aku mengangguk paham.

"Ayo, mari ku antar ke kamarmu." Paul berjalan duluan di depanku. Mempersilahkanku untuk masuk ke dalam basecamp.

Basecamp ini berbentuk rumah mewah seperti mansion, dan ada beberapa rumah kecil yang mengelilingi. Ada garasi yang cukup besar dan muat untuk menampung 10 mobil dan beberapa bus. Saat memasuki basecamp, kalian akan langsung disuguhkan dengan ruang tamu yang sangat besar. Lurus masuk ke dalam ada banyak ruangan, dan di bagian kiri ada dapur yang besar pula lalu di sebelah kanannya ada tangga. Basecamp ini terdiri dari tiga tingkat.

"Ku rasa ini sangat besar kalau hanya di tempati oleh The Boys. Apakah mereka hanya berlima disini?"

"Semua kru tinggal disini. Pada saat day off-pun sama. Kecuali ketika sedang cuti, mereka akan pulang ke rumah masing-masing. Berhubung day off kali ini lumayan panjang, jadi mereka memutuskan untuk pulang dulu." Jelas Paul dengan sabar. Selanjutnya ia berjalan menuju lantai dua.

"Ah ya, ini kamarmu. Kau beruntung karena kau bersebelahan dengan mereka berdua," kata Paul sambil menunjuk pintu kamar berwarna abu-abu dengan ornamen H, dan pintu berwarna hitam dengan ornamen N.

Kalimat Paul kembali berhasil membuatku terkejut. Itu cukup jelas memberitahuku siapa pemilik dari masing-masing kamar. Kalianpun pasti tahu kan? Sungguh, aku adalah orang paling beruntung hari ini.

"Kamar Liam, Louis, dan Zayn ada di lantai tiga. Kamar semua kru di lantai satu, termasuk kamarku. Semua ruangan dan kamar disini diberi nama siapa yang menempatinya, jadi ku rasa kau tidak akan kesulitan untuk mengetahui tentang apapun disini." Ucap Paul sambil membuka pintu kamarku.

Aku kembali terkejut saat melihat isi kamarku. Semua tone warna benda yang ada di kamar ini tipikal diriku sekali.

"Mr. Claffin bilang kau menyukai warna pastel dan navy. Jadi ia mendekor ini khusus untukmu." Jelas Paul.

"Paul, I have no words to say but I'm really speechless, thank you so much," aku memeluk Paul erat. Menangis bahagia dalam pelukan Paul.

"Hey Naya, you deserve this all. Setelah apa yang kau lakukan untuk kami,"

"Apa yang aku lakukan?" tanyaku bingung.

"Kau menyelamatkan One Direction especially Harry dari perampokan dimalam setelah X-Factor."

"Wh-what?!!"

"Sepertinya kau tidak menyadarinya, dimalam final One Direction di X-Factor ada sekelompok orang yang ingin merampok The Boys. Terlihat dari kamera cctv gelagat mereka mencurigakan. Mereka terus menyebutkan nama Harry berulang-ulang. The Boys tidak bisa keluar dari studio X-Factor untuk beberapa jam karena perampok itu tetap stand by menunggu The Boys keluar. Namun kau datang dan menawarkan roti Madam Emma pada mereka, membuat mereka terkecoh dan itu adalah waktu yang tepat untuk The Boys keluar dari studio. Betul saja, kebesokan harinya polisi menangkap mereka dengan dugaan perampokan berencana. You saved them Naya."

what if...?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang