⚠️ – fighting & 18+.
Please, read at your own risk!!~~~~~
"Astaga babe, kau membuatku terkejut!" Harry sedikit berteriak sambil memegang dadanya. Ia hampir terjungkal saat sebuah tangan mungil memegang pundaknya.
"Ini jam tiga pagi Harry, kenapa kau mengendap-ngendap ke dapur lalu berdiri di depan kulkas seperti ini? Kau harus tidur, kau belum istirahat sama sekali malam ini." Ucap Naya dingin sambil menutup pintu kulkas yang daritadi terbuka.
Ya benar. Sebelum Naya memergoki Harry barusan, ia melihat Harry berjalan mengendap-ngendap menuju dapur. Lalu pria curly itu membuka pintu kulkas dan berdiam diri disana untuk beberapa menit. Entah apa yang ia lakukan. Ia terlihat hanya memandangi snack, kue-kue, dan makanan lain milik Niall.
"Aku lapar babe.." ucap Harry pada akhirnya. "Tapi aku takut Niall marah kalau ku makan makanannya itu," Harry menghembuskan nafasnya lemah.
"Sebentar lagi pagi. Nanti aku yang akan memasak sarapan untukmu." Naya beranjak dari tempatnya menuju kamar.
Harry menghela nafasnya pelan. Ia menahan tangan Naya lalu sedikit menarik gadis itu agar berhadapan dengannya.
"Maafkan aku Naya.." lirih Harry dengan wajah yang sangat menyesal. Ia tahu gadisnya itu masih marah padanya soal ia pergi ke club.
"Maaf? Soal apa?" Naya malah balik bertanya pada Harry.
"Soal tadi malam,"
"I don't wanna talk about it." Naya melepas pegangan Harry dari lengannya lalu segera menuju kamarnya.
"Kumohon maafkan aku Kanaya. Aku tahu aku bodoh sekali tadi malam. Aku malah pergi ke club lalu memutuskan untuk minum. Aku hanya lelah karena banyak paparazzi di premiere yang menyebutku womanizer Naya. Aku lelah disebut laki-laki seperti itu!!" teriak Harry keras disudahi dengan erangan kesal darinya.
Naya yang baru saja ingin menaiki tangga menuju kamarnya di lantai dua basecamp langsung membalik tubuhnya menghadap Harry yang terduduk lesu di kitchen set. Entah mengapa emosinya kembali tersulut mendengar kalimat Harry.
"Kau tahu Harry, dengan kau pergi ke club dan berdansa mesra bersama gadis yang bukan pacarmu itu, semakin membuat orang diluar sana menganggap kau benar-benar womanizer!!" Naya membalas teriakan Harry. Ia juga menatap Harry kesal.
"Jadi maksudmu aku memang seorang womanizer, begitu?" tanya Harry seraya menampilkan senyum sarkasnya.
"Aku tidak pernah menyebutmu seperti itu. Tapi kau sendiri yang memancing orang untuk menyebutmu dengan panggilan itu."
"Sama saja Nay. Hahaha aku tidak menyangka ternyata pacarku sama saja seperti paparazzi sialan itu" Harry berjalan menuju balkon di sebelah dapur. Ia memegang tralis besi geram.
Sesaat kemudian, Harry berteriak kencang "AAAAAAAAAAAAAA!!! I HATE MY LIFE!!"
Teriakan Harry sukses membuat air mata Naya tumpah seketika. Ia merasa gagal menjadi gadis yang baik untuk Harry. "Aku tidak pernah menyebutmu womanizer karena aku percaya kau bukan laki-laki yang seperti itu Harry!!"
"Kau punya aku yang siap menjadi teman cerita di segala kondisimu. Aku siap menjadi tempat pelampiasan segala keluh kesahmu Harry! Tapi kau malah lebih memilih pergi ke club dan berdansa dengan model cantik Kendall Jenner untuk menjadi pelampiasan rasa kesalmu pada paparazzi!! Aku jadi kecewa pada diriku sendiri karena aku tidak bisa menjadi pacar yang baik untukmu!!" teriak Naya dengan tangis yang semakin menjadi-jadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
what if...?
Fanfiction[Completed] -- "What if... I call you that you're a Draiocht?" "What is that Niall?" "In Irish we say Draiocht for a magic!!" "Am i a magic for you?" "Yeah, everything about you is magic, Naya. Do you agree Harry?" "Yeah, I do Niall. But, we have...