hei!
seperti biasa, vomments okay?💗👉👈
happy reading!^^
⚠️ – harsh words, fighting & traumatic past events.
Please, read at your own risk!!~~~~~
"Kita harus mencari Naya dan membawanya kesini secepatnya. Yang Harry butuhkan hanya Naya."
"Aku tahu itu Payno. Tapi bahkan kita tidak tahu dimana ia berada.." Louis memijit keningnya pelan. "Bagaimana Zayn? Apakah orangmu sudah ada perkembangan tentang Naya?"
Zayn menoleh ke arah Louis yang terduduk di bangku sebelah ranjang Harry. "Belum. Lagipula kalau sudah ada mereka pasti akan langsung mengabari."
"Hanya kau yang bisa kami andalkan Zayn. Terimakasih banyak sudah mau membantu," kata Liam seraya menepuk pundak Zayn.
"Sudah kewajibanku Liam." Zayn tersenyum pada ketiga sahabatnya. "Ah ya, aku pamit dulu. Aku harus membeli obatku karena kemarin belum sempat membelinya. Titip salam untuk Harry kalau ia sadar sebelum aku kembali."
"Tentu mate. Hati-hati,"
Tak lama setelah Zayn pergi, Niall beranjak dari tempatnya. Mengambil jaket, kacamata, dan masker wajahnya.
"Kau mau kemana Niall?" tanya Liam.
"Aku tidak sanggup disini lama-lama melihat Harry yang seperti itu. Mungkin aku akan ke KFC. Apa kalian mau? Akan aku bawakan nanti,"
"Aku titip cola saja," sahut Louis.
"Kau Liam?"
"Kau tahu kesukaanku Niall,"
Niall mengangguk paham. Setelahnya ia keluar dari ruangan itu dengan sedikit berlari. Berharap orang itu belum pergi terlalu jauh.
"Zayn!!" panggil Niall saat melihat Zayn baru saja ingin memasuki mobilnya.
"Niall? Ada apa?"
"Berhentilah menyembunyikannya. Aku tahu kau kemarin bertemu Naya." Kalimat Niall membuat Zayn membelalakan matanya terkejut. Pria itu buru-buru mengajak Niall masuk ke dalam mobilnya.
"Darimana kau tahu?" tanya Zayn pelan saat mereka sudah berada di dalam mobil.
"Aku melihatmu berkirim pesan dengannya semalam. Kenapa kau tega tidak memberitahu kami Zayn? Kau tahu Harry tidak mungkin melaku---"
Zayn membekap mulut Niall. Ia tahu Niall akan terus mengoceh panjang kali lebar dan itu akan semakin membuat dirinya pusing.
"Lepas Zayn!!" Niall menarik rambut indah milik Zayn. Membuat Zayn reflek menjitak kepala Niall.
"Aw sakit arab!"
"Kau tahu aku tidak suka rambutku dipegang orang lain," Zayn berkata sebal seraya mulai mengendarai mobilnya.
"Itu karena kau tega tidak memberitahu kami soal Naya." Balas Niall tidak mau kalah.
"Kau sendiri tega mengulur waktu pencarian. Bahkan menyewa orang untuk berpura-pura menjadi orang suruhan Mr. Claffin yang memata-matai pencarian."
Niall terdiam setelah Zayn mengatakan itu. Dalam hatinya bertanya-tanya bagaimana bisa Zayn mengetahui itu. Namun ia segera tersadar bahwa Zayn mengambil alih semua koneksi ponsel dan laptopnya juga The Boys.
Fyi, Zayn memang menghandle semua pencarian Naya. Mulai dari memblokir satu arah koneksi The Boys dan management 1D agar mereka bisa berkomunikasi bebas tanpa ketahuan, menyewa orang untuk mencari keberadaan Naya, melacak via chip yang dipasang di kartu penduduk, melindungi mereka dengan para bodyguard yang menyamar, sampai membayar orang yang mengetahui kejadian ini agar tutup mulut supaya tidak terjadi kehebohan di seluruh dunia. Kalian tahu sendiri kehebohan seperti apa yang akan terjadi kalau fandom ini mengetahuinya kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
what if...?
Fanfiction[Completed] -- "What if... I call you that you're a Draiocht?" "What is that Niall?" "In Irish we say Draiocht for a magic!!" "Am i a magic for you?" "Yeah, everything about you is magic, Naya. Do you agree Harry?" "Yeah, I do Niall. But, we have...