RAINA 4 - Best Friends

403 33 11
                                    

"WHAT?! SERIUS?!"

Eria menutup kedua mata ketika sahabatnya yang bernama Inta berteriak tepat di depan wajahnya. 

Eria sengaja tak langsung pulang ke rumah hanya untuk memberitahu Inta tentang hal ini. Beruntung dia sempat mengambil foto surat dari Raina sebelum Bisma merebutnya.

"DUA RIUS!" balas Eria tak kalah keras.

"Gilak, kok Kak Rain nggak bilang dulu ke kita sih!" Inta pun tampak sangat terkejut dengan keputusan Raina yang mendadak itu.

"Gue juga kaget pas baca suratnya anjir."

"Apa lagi gua!"

"Heh, kalian bisa nggak usah teriak-teriak?!" Bunda Inta yang sedang menonton film India melirik tajam anak dan sahabat anaknya itu.

"Santai dong, Bun. Nggak usah ngegas!" Mulut Eria terbuka lebar mendengar balasan Inta.

Inta menarik lengan Eria berlari keluar rumah sebelum Bunda Inta melempar toples yang sedang dia bawa ke arah mereka.

"Ternyata emak sama anak emang nggak beda jauh," gumam Eria. Cewek itu memperhatikan sahabatnya yang terlihat sedang memakai sepatu. "Mau kemana?"

"Kita datengin rumahnya." Inta tak menoleh sedikitpun, sibuk mengikat tali sepatunya sembari mengomel tak jelas.

Tentu saja Eria langsung menuruti ajakan sahabatnya itu. Ia sendiri pun penasaran dengan alasan Raina putus dengan Bisma tanpa sepengetahuan mereka berdua.

Jelas saja itu membuatnya... kecewa?

***

"KAK RAIN!"

"KAK HUJAN!"

"KAK RAINA!"

"SANTAN KARA!"

Eria menoleh sekilas ke arah Inta. Mengapa sahabatnya itu malah promosi?

"KAK NAA!"

"Woi, Kak Na!"

"Buka nggak pagar rumah lo?! Atau pagarnya gua dobrak?!"

Eria sudah geleng-geleng kepala melihat Inta yang memanjat pagar rumah Raina sambil berteriak. Bagaimana bisa ia mempunyai sahabat seperti Inta?

Inta turun dari pagar. Ternyata si pemilik rumah sudah keluar dan hendak membukakan gerbang. Bukan Raina, melainkan Mama cewek itu yang sepertinya memang mau pergi. 

"Nyari Raina ya? Di dalem tuh, masuk aja. Tante mau pergi ke mall nih," ujar wanita paruh baya itu dengan senyum sumringah.

Eria membungkuk sopan. "Iya, Tante."

Inta melambaikan tangannya pada wanita yang sudah berlalu dengan mobilnya. "Hati-hati tante, jangan lupa bawa oleh-oleh ya!"

Tanpa menunggu lama keduanya langsung berlari masuk ke dalam rumah tersebut. Tentu saja hal itu membuat Raina terkejut dengan kedatangan dua sahabatnya. Raina yang tengah meringkuk di sofa lantas duduk. 

"Kalian ngapain disini?!"

Tanpa basa-basi, Inta menunjukkan foto sebuah surat yang terpampang di layar ponsel Eria. "Buruan jelasin ke kita! Ini maksudnya apa!?"

Hal itu membuat Raina diam seribu bahasa. Tak tahu harus menjelaskannya bagaimana. Ia sebenarnya tak mau memikirkannya lagi. "Mau dijelasin kayak gimana lagi?" jawabnya lesu.

Eria menepuk pelan pundak Raina. "Kan kakak bisa cerita ke kita dulu, nggak kayak gini caranya," ucapnya selembut yang dia bisa.

Inta mengangguk menyetujui ucapan Eria. "Lagian kakak kan masih suka sama dia, gue yakin Bisma juga masih suka sama kakak."

Raina menatap kedua sahabatnya sambil tersenyum tipis, "iya, semoga dia nggak benci gue karena surat itu."

"Nggak kok, gue yakin Bisma nggak bakal benci sama kakak." Perkataan Inta barusan bisa membuat rasa cemas di hati Raina sedikit mereda. Eria tampak tak mengeluarkan sepatah katapun, hanya mengiyakan kalimat dari Inta.

"Ria," panggil Raina setelah cukup lama hening.

Merasa dipanggil, Eria pun menoleh. "Kenapa, Kak?"

"Gue.. udah nggak bisa ketemu Bisma." Raina menjeda kalimatnya sejenak. Menghela napas samar lalu melanjutkan ucapannya, "jadi gue minta lo awasin Bisma buat gue. Mau kan?"

Senyum lebar terlihat di wajah Eria. "Tanpa disuruh pun gue bakal laporan terus sama kakak." 













🍂🍂🍂

Raina itu Kak SH
Kalau Inta sama Eria itu siapa?
Ada yang bisa nebak?

Selamat membaca bab berikutnya
Terima kasih sudah membaca dan memberi suara😊

Raina✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang