RAINA 24 - Follow Back

182 22 0
                                    

"Silahkan Tuan Putri."

Suara berat itu membuat Raina menolehkan kepalanya ke kiri, sedikit tersentak melihat Bisma yang sudah berdiri di samping pintu mobil yang terbuka.

Seulas senyum terbit di wajah cantik Raina. Bisma menutup pintu mobilnya setelah Raina keluar. "Kok kamu ngajak aku ke sini?" Raina bertanya dengan raut wajah bingung yang kentara.

"Iya, kita kan mau silaturahmi sama saudara kamu," Bisma tertawa melihat Raina yang melotot mendengar jawabannya.

"Maksud kamu apa?!" Raina mencubit lengan Bisma cukup keras, membuat cowok itu mengaduh kencang.

"Aduh, Rain! Sakit!"

Merasa kasihan, Raina melepaskan cubitan pada lengan Bisma. "Abis kamu rese banget sih!" Raina melipat tangan di depan perut, menyenderkan punggung di pintu mobil lalu memalingkan wajah, tidak mau melihat Bisma.

Bisma menahan tawa melihat Raina yang mengembungkan pipi, pertanda kalau dia sedang marah. Bisma berdiri di depan Raina. Kedua tangannya terulur menepuk-nepuk pipi Raina.

"Ish!" Raina menepis kedua tangan Bisma dari pipinya.

"Tuh kan bener!" Raina menoleh ke arah Bisma dengan alis terangkat satu. "Kamu sebelas dua belas sama macan kalo lagi marah gini!" Tawa Bisma berderai melihat wajah memerah Raina.

"Bismaa!"

***

"Rain, itu saudara kamu disapa dulu."

Raina melirik tajam Bisma yang sekarang sedang menunjuk singa yang ada di dalam kandang. "Hai singa, apa kabar? Maaf aku nggak pernah jenguk kamu, maaf ya."

Setelah mengatakan itu, Raina menoleh ke arah Bisma. "Puas kamu?!" Bisma tertawa sampai memegangi perut melihat raut kesal di wajah Raina.

Raina mendengus dan berjalan pergi meninggalkan Bisma. "Ehh, Rain, tunggu!" Bisma dengan mudah menyusul langkah Raina. Ia menggenggam tangan Raina lalu mengecup jemari tangannya. "Maaf, ya."

Mendapat perlakuan manis dari Bisma, amarah Raina seketika padam. Bahkan sekarang lutut Raina merasa lemas. Ia merutuki dirinya sendiri. Selemah itu dia dengan perlakuan manis dari Bisma.

"Hm." Raina memalingkan wajah, menutupi kedua pipi yang pastinya sekarang sudah memerah seperti kepiting rebus.

Namun, sepertinya usaha Raina gagal karena suara kekehan Bisma terdengar dan telunjuk cowok itu yang menoel pipinya. "Gemes banget sih, jadi pengen cium."

Raina melotot mendengarnya. "Nggak boleh!"

***

Setelah berkeliling kurang lebih tiga jam, Raina dan Bisma duduk di salah satu kursi batu yang disediakan sambil makan es krim.

"Enak?" Raina yang sedang asyik makan es krim hanya mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Bisma. Bisma tersenyum geli. "Nanti beli lagi kalo masih kurang."

Raina mendongak. Bisma bisa melihat kedua mata bulat cewek itu yang berbinar. "Serius?"

Bisma mengacak puncak kepala Raina saking gemasnya. "Iya, tapi setelah makan siang dulu, oke?"

Raina mengangkat tangan dan menaruhnya di pelipis. "Siap!"

Lagi-lagi, Bisma mengacak puncak kepala Raina. Cewek itu benar-benar menggemaskan di mata Bisma. "Kamu mau makan apa?"

Bisma menggerakkan kepalanya, mengikuti Raina yang mengedarkan pandangan. Kedua mata elang Bisma tak sengaja menangkap dua orang yang duduk di dekat mereka.

Raina✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang