RAINA 6 - Terus Siapa?

340 31 4
                                    

Ini aneh, kemarin Raina menceritakan pada kedua sahabatnya--Eria dan Inta--mengenai nomor baru Gavin. Keduanya kompak menjawab tidak tahu dan tak ada yang mendapat chat dari Gavin.

Raina jadi merasa ada yang janggal. Tapi, bagaimana cara mencari kebenarannya? Ia dan Gavin tinggal di kompleks yang berbeda, sekolah mereka pun berbeda.

"Raina?"

Seseorang menepuk pundak Raina, membuat cewek yang sedang melamun di depan rak makanan ringan terlonjak kaget. Entah kebetulan atau tidak, orang itu ternyata Gavin.

"Oh bener, kirain salah orang," ucap cowok itu lalu menghela napas lega. "Kok ngelamun di depan rak gini sih?"

Raina tampak berpikir sejenak, "kok lo disini?"

Pertanyaan Raina barusan membuat Gavin mengernyit. Tak lama, cowok itu terkekeh kecil. "Ya emang nggak boleh? Inikan tempat umum."

Raina bertambah bingung. "Lo habis dari lapangan basket?"

"Nggak tuh, gue dari rumah." Aneh, terakhir kali Raina chat dengan Gavin, cowok itu sedang berada di lapangan basket.

"Bukannya tadi lo bilang lagi di lapangan basket?"

"Mana pernah gue ke lapangan basket."

Raina berdecak pelan lantas mengambil ponsel, menampilkan room chat-nya dengan Gavin. "Ini lo kan?"

Kerutan di kening Gavin semakin dalam saat melihat room chat bernama dirinya. "Bukan gue itu. Gue nggak pernah chat sama lo."

"Boong!" ketus Raina.

Gavin berdecak. "Ck beneran, nomer gue masih yang dulu."

Sekarang Raina merasa pusing. Jika itu bukan Gavin, lalu siapa? Bahkan nomor tersebut tak ada di kontak milik Gavin maupun kedua sahabatnya.

***

"Tuhkan dibilang juga apa, itu pasti bukan Gavin!" Inta berseru saat Raina baru menyelesaikan ceritanya.

"Ya mana gue tau," Raina mencebikkan bibirnya.

Eria tak banyak berkomentar, fokus menghabiskan snack yang dibeli Raina tadi.

Raina mengacak rambutnya frustasi. "Terus gimana dong?" rengek cewek itu pada kedua sahabatnya.

Inta mendengus. "Tanyain aja langsung apa susahnya sih?"

Eria menghentikan acara makannya. "Kok feeling gue bilang kalo dia Bisma ya," ucapnya yang langsung membuat Raina dan Inta kompak menoleh.

"Jangan ngaco deh!" seru Raina. "Kalo itu Bisma, ngapain pake acara nyamar-nyamar segala coba?" Eria hanya mengedikkan bahu.

Inta tampak berpikir sejenak. "Tapi bisa juga sih. Dari kemarin kakak nggak ngerespon chat sama telponnya kan? Siapa tau lakuin itu biar direspon sama kakak."

Perkataan Inta barusan tidak sepenuhnya salah tapi tetap saja rasanya aneh. Menyamar seperti ini bukanlah gaya Bisma.

"Tanyain aja coba. Siapa tau dia mau ngaku."

Saran dari Eria benar-benar membuat Raina harus berpikir sangat dalam. Haruskah dia menanyakannya pada pada orang itu?

Terlalu larut memikirkan saran dari Eria, cewek itu tersadar ketika Inta dengan santainya berkata, 

"Udah gue chat nih."

Inta dengan wajah tanpa rasa bersalahnya menunjukkan layar ponsel Raina yang menampilkan room chat-nya dengan Gavin.

Raina✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang