RAINA 32 - Menunggu

134 16 0
                                    

"Gue tadi liat Kak Mala berangkat bareng Bisma."

Raka yang sedang memangkas rumput taman sekolah sebagai hukuman akibat tadi berbicara kasar menghentikan kegiatannya mendengar nama Bisma—sahabatnya—disebut.

Raka mempertajam indra pendengaran. Matanya sesekali melirik dua cewek yang memakai baju olahraga sedang duduk di bangku sambil asyik bergosip.

"Serius? Bisma berangkat bareng kak Mala?"

"Iya, gue serius! Tadi pagi gue liat sendiri," cewek yang tadi memulai obrolan menjawab pertanyaan temannya setelah menegak air hingga setengah botol minum.

"Parah, parah! Hebat banget Kak Mala bisa berangkat bareng Bisma." Cewek yang mengikat rambutnya tinggi-tinggi itu menggelengkan kepala, takjub. "Ehh, bentar! Emang Bisma udah putus sama pacarnya?"

"Emm...nggak deh. Orang kemarin Bisma bikin story sama pacarnya."

"Jadi, Kak Mala..."

"Pelakor?!"

Raka menoleh dengan cepat ke arah dua cewek itu. Lalu, pandangannya tak sengaja melihat dua orang yang tadi dibicarakan berjalan melewati taman sambil bergandeng tangan.

Raka membanting gunting rumput yang dia bawa dan menggeram menahan emosi.

***

Brak!

Bisma terkejut. Sungguh, dia benar-benar terkejut. Tiba-tiba Raka datang menghampiri dia yang sedang makan mie ayam di kantin lalu menggebrak meja dengan kencang.

Hampir saja dia tersedak potongan daging ayam kalau Raka datang tiga detik lebih awal.

Bisma mendongak, menatap tajam Raka yang ternyata juga sedang menatapnya dengan tatapan penuh amarah. Bisma mengernyit. Raka tak pernah seberani itu padanya.

"Maksud lo apa tiba-tiba dateng gebrak meja?!" sentak Bisma. Ia sebenarnya hanya ingin bercanda. Tidak bermaksud membentak sahabatnya yang satu itu.

Tapi, ternyata Raka menanggapinya dengan serius, bahkan sangat serius sampai-sampai kerah seragam Bisma dicengkram erat Raka.

"Gue yang harusnya tanya, apa maksud lo, hah? Lo selingkuhin sahabatnya Eria?!"

Bisma mendengus. Menepis kasar tangan Raka hingga terlepas dari kerah seragamnya lalu mendorong bahu Raka. "Jangan deket-deket gue! Napas lo bau jengkol."

Raka reflek mengangkat tangannya hingga di depan mulut lalu menghembuskan napas. "Hah!"

Kepala Raka tiba-tiba pusing. Cowok itu langsung terduduk di bangku samping Bisma. "Gue padahal udah sikat gigi tiga kali lho pagi ini."

Bisma mengedikkan bahu tidak peduli. Ia kembali melanjutkan makannya. Kedua mata Bisma melotot melihat gelasnya tiba-tiba melayang.

Ternyata Raka yang mengambilnya.

"Heh, itu minuman gue, Brak!"

Tak memperdulikan perkataan Bisma, Raka menegak es jeruk hingga habis lalu meletakkan kembali gelas itu di depan Bisma. "Thanks."

Bisma menjitak kepala botak Raka saking kesalnya. "Udah tiba-tiba dateng gebrak meja, nuduh gue nggak jelas, sekarang lo habisin minuman gue? Nggak ada akhlak emang lo jadi temen!"

Seolah baru sadar apa tujuannya menghampiri Bisma, Raka kini menatap tajam Bisma. "Heh, lo selingkuh dari kak Raina, kan? Ngaku lo!"

Bisma mengernyit. "Siapa yang selingkuh, Mail?!"

Raina✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang