RAINA 55 - Mereka Sama

259 22 17
                                    

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1442 H
Mohon Maaf Lahir dan Batin🙏

Karena minggu kemarin nggak up, part kali ini kita panjangin sampe 3400 kata lebih. Kita harap kalian jangan skip-skip bacanya ya! Hargai setiap kata yang kita ketik. Terima kasih🥰

***

Dugh!

Bugh!

"Anjir salah apa lagi gue sama kalian!" pekik cowok yang dipukuli oleh gerombolan tukang rusuh sekolah. Ini sudah yang kelima kalinya dia dipukuli dalam sebulan.

"Lo yang bikin masalah, tapi kita ikutan kena, Bego!" seru salah satu dari mereka.

Ketua gerombolan tukang rusuh sekolah itu menarik kerah baju cowok yang dipukulinya, "Gara-gara lo, sekolah jadi ngadain razia besar-besaran dan kita semua kena hukuman!"

"Iya tuh! Gara-gara dia juga Mala di penjara!" pekik sahabat Mala, cewek itu sejak tadi hanya diam menyaksikan pem-bully-an yang dilakukan teman-temannya.

Cowok yang tubuh dan wajahnya sudah penuh memar itu malah tersenyum miring. "Kalian emang pantes dapet pelajaran biar nggak lakuin kebodohan lagi," ujar cowok itu, seakan tak takut dengan gertakan gerombolan tukang rusuh sekolahnya.

"Bangke lo!!"

Duagh!

Dugh!

Brakk!

Para gerombolan tukang rusuh sekolah semakin genjar memukuli dan menendang cowok dengan name tag bertuliskan Bisma Azka Tama itu.

Setelah kasus Bisma dan Mala terungkap, semua siswa menyalahkan Bisma atas apa yang terjadi di sekolah. SMA Yudana melakukan razia besar-besaran dan tak membiarkan satupun lolos. Hal itu dilakukan agar tak ada siswa lagi yang melakukan tindak kriminal.

Sayangnya, tindakan yang dilakukan sekolah malah berimbas pada Bisma. Sejak kembali masuk sekolah, kapten basket SMA Yudana itu menjadi bahan gosip dan bully-an, terutama oleh siswa-siswa yang bermasalah.

Uhuk!

Bisma memuntahkan sedikit darah dari mulut. Hal yang selalu membuat para gerombolan tukang rusuh tertawa puas. Bahkan mereka melempari Bisma dengan sampah dan puntung rokok. "Lo emang pantes dapetin ini, sampah!" Sekali lagi mereka tertawa.

Bisma memegangi perut yang terasa sakit, seluruh tubuhnya terasa mati rasa. Bisma tak terima ditindas seperti ini. Harga dirinya sebagai kapten basket hancur. Namun, tubuh lemahnya saat ini tak mampu hanya untuk berdiri ataupun membalas perbuatan mereka. Apa yang harus Bisma lakukan?

"Permisi," cowok berkepala botak tiba-tiba datang dan melewati para gerombolan tukang rusuh itu dengan santai. Siapa lagi kalau bukan Raka, dia membuat para gerombolan tukang rusuh kebingungan sekaligus marah karena merasa terganggu.

Bersamaan dengan itu, cewek berambut pendek yang datang bersama Raka langsung menendang kaki para gerombolan tukang rusuh hingga mereka duduk bersimpuh.

"Woi-!" pimpinan gerombolan tukang rusuh itu tak melanjutkan kemarahannya saat melihat Eria berdiri di depan mereka dengan tatapan tajam.

"Gue udah berkali-kali kasih peringatan ke kalian! Masih belum kapok kalian, ha?!" marah cewek berambut pendek itu. Rasanya sudah malas sekali dia menghadapi gerombolan tukang rusuh keras kepala ini.

"Selagi gue masih baik, kalian semua pergi dari sini!" lanjut Eria. Para gerombolan tukang rusuh yang kesal langsung pergi dari sana setelah menatap Bisma dengan sengit.

Raina✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang