RAINA 9 - Ganggu

280 29 0
                                    

Bisma berjalan menghampiri seseorang. "Hai."

Gerombolan cewek yang sedang asyik berbincang itu menoleh ke arah Bisma. Menatap cowok itu dengan tatapan kagum.

"Y-ya, Bisma," sahut salah satu dari mereka.

Bisma tersenyum membuat mereka menahan pekikan. "Emm, gue boleh minta brownies-nya?"

"Brownies?" Gerombolan cewek itu menahan tawa.

Mereka kira seorang Bisma--most wanted SMP Bakti--menghampiri mereka mau berkenalan, tapi ternyata mau meminta sepotong brownies.

"Iya," cowok itu mengangguk. Wajahnya sudah memerah menahan malu. Sialan gara-gara Inta gue ngemis minta makanan! batin cowok itu kesal.

Cewek itu menunduk, melihat sepotong brownies yang ada di piringnya sekilas lalu menatap wajah tampan Bisma. "Boleh, nih," ucapnya sambil menyodorkan piring.

Bisma mengangkat sebelah alisnya. "Beneran?"

Cewek itu tersenyum manis. "Iya."

Bisma mengambil piring itu. "Makasih ya!" ucapnya lalu membalikkan badan dan berjalan menghampiri Inta. Terdengar pekikan dari gerombolan cewek tadi.

"Bisma ganteng banget!"

"Ihh, ganteng banget!"

"Kalo senyum manis banget!"

Bisma tidak peduli dengan pujian mereka. Cowok itu memang tidak suka tebar pesona. Tapi, kalau Raina yang memujinya, pasti dia akan senang sekali.

"Nih," ucap Bisma setelah sampai di depan Inta.

Inta dengan cepat mengambil piring itu dari tangan Bisma dan langsung memakannya. "Thanks!"

"Sekarang kasih tau, dimana Raina?" tanya Bisma pada cewek itu.

Inta menghentikan kegiatan makannya sejenak. Menatap sekilas Bisma lalu menjawab pertanyaan cowok itu.

"Mana gue tau."

Jawaban Inta itu membuat Bisma menggeram. Cowok itu mengepalkan kedua tangannya menahan emosi. "Anj*ng!"

***

Raina menghentikan langkah. Cewek itu menggaruk dahinya, bingung. Sepertinya dia sudah melewati daerah ini sebanyak tiga kali, kenapa dia balik ke sini lagi?

Raina mendengus. "Sekolahannya Eria gede banget, anjir. Gue jadi bingung sendiri. Parkiran mobil mana sih?"

Ya, memang sudah lima belas menit Raina hanya berputar-putar mengelilingi sekolahan sahabatnya itu.

Raina memilih untuk istirahat sebentar. Duduk di bangku yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri.

Raina mengibaskan tangannya di depan wajah. Mengipasi wajahnya yang sudah memerah karena kepanasan.

"Emak bapaknya Eria napa bangun sekolah kek labirin sih? Kasihan muridnya kalo kesasar," gumam cewek itu.

Raina tersentak kaget ketika seseorang tiba-tiba duduk di sampingnya. Cewek itu menoleh ke kanan.

"Hai!"

Raina mengerutkan dahi melihat lima cowok yang tersenyum aneh ke arahnya. "Sendirian aja neng?" goda salah satu dari mereka.

Raina beranjak berdiri. Lebih baik dia segera pergi dari sana. "Duluan," ucapnya lalu melangkah pergi.

Baru beberapa langkah, mereka menghadang Raina. "Mau kemana sihh?"

Raina memutar bola mata malas. Ohh astaga, mereka ini anak SMP yang baru saja lulus atau preman sih?

"Sorry, gue mau lewat," ucap Raina dingin.

"Uuu, galak juga nih cewek," ucap salah satu dari mereka lalu mencolek dagu Raina.

Raina menepis tangan orang itu cepat. "Jangan kurang ajar deh lo!"

"Jangan galak-galak dong. Nanti gue tambah suka lho," ucap orang itu lalu tertawa bersama teman-temannya.

"Apaan sih, gaje banget lo pada!" cibir Raina membuat mereka menatapnya tajam.

"Ni cewek kayaknya harus dikasih pelajaran nih!"

Raina tersenyum meremehkan. "Mau kasih pelajaran gue apa? Matematika? Ipa? Ips? Bahasa Indonesia? Apa Bahasa Inggris, hm?"

Cowok yang Raina tebak adalah ketua gerombolan itu mengepalkan kedua tangannya. Raina tersenyum miring. "Apa? Mau hajar gue? Gue nggak takut sama kalian!"

Mereka sudah maju, berniat mendekati Raina, tapi suara seseorang membuat mereka mengurungkan niat.

"Pada ngapain di sini?"















🍂🍂🍂

Di cerita ini banyak banget kata-kata kasar. Maaf dan jangan ditiru yaa

Selamat membaca bab berikutnya
Terima kasih sudah membaca dan memberi suara😊

Raina✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang