Bisma terus memikirkan soal masalah yang menimpa keluarganya. Semua barang yang ada di dalam rumah hingga motor kesayangannya disita oleh perusahaan Adinata. Belum lagi Ibu yang mendadak pingsan.
Selain itu, Bisma juga tak habis pikir dengan reaksi Mala soal Ayah yang ternyata melakukan korupsi. Bisma membutuhkan tempat bersandar karena masalah yang membebani pikirannya. Bukan malah dihina dan disalahkan.
"Ayah kamu korupsi?! Ck, jangan sampe berita ini nyebar! Aku malu punya pacar anak koruptor, Bisma!"
Padahal kemarin Bisma sudah mati-matian mengumpulkan uang sakunya sampai dia kelaparan hanya untuk mengajak Mala kencan di bioskop.
Mala selalu marah jika keinginannya tidak terpenuhi dan cewek itu sama sekali tidak peduli dengan kondisi Bisma saat itu.
Walaupun begitu, Bisma tidak ada niatan untuk putus dari Mala. Dia hanya tak mau menyakiti hati perempuan lagi. Saking bodohnya Bisma sampai mengorbankan diri hanya untuk cewek tak tahu diri.
"Anjirlah!" Bisma mendecak kesal sambil mengacak rambut untuk yang kesekian kali.
"Boo, liat deh, ada orang frustasi ditinggal pacarnya tuh."
Bisma mengerutkan keningnya saat mendengar suara yang cukup menyebalkan dari meja belakang.
"Hah mana? Nggak keliatan." Raka mengedarkan pandangannya ke segala penjuru, pura-pura tak melihat keberadaan Bisma.
"Ck, itu lho depan kamu!" Eria memutar kepala Raka menghadap depan dengan kesal.
"Owalah itu. Biarin aja sih, bukan urusan kita," ucap Raka dengan nada sinis.
"Kasian ya," ejek Eria.
"Buat apa kasian? Itukan salah dia sendiri," Raka semakin memanas-manasi. Memang jiwa gibahnya tidak perlu diragukan lagi.
"Eh iya juga, biar dia sadar kalo pacarnya itu lebih dari iblis-"
Brakk!
Seisi kelas terkejut saat Bisma tiba-tiba menggebrak meja dengan keras. Cowok itu menundukkan kepalanya, mengatur napasnya agar tidak semakin meledak.
"Lo kenapa dah?" tanya Eria.
"Diem lo, bangsat!"
Seisi kelas tak percaya saat Bisma dengan lantang dan berani mengumpat pada Eria yang merupakan anak dari pemilik sekolah. Sedangkan Raka langsung menatap Bisma dengan tajam.
"Lo yang bangsat, bego!" Raka membentak Bisma.
Sret!
"Ngomong apa lo barusan?!" Bisma menarik kerah Raka dengan erat, tatapan tajam keduanya beradu. Mereka sama-sama tersulut emosi dan sepertinya tak ada yang mau mengalah.
Eria mengkhawatirkan keduanya, "Turunin tangan lo sekarang, Bisma!" teriak Eria dengan lantang. Namun, teriakannya tak dihiraukan oleh Bisma. Cowok itu masih menatap tajam Raka.
"Ucapan gue yang mana? Yang nyebut lo bangsat apa bego?" jawab Raka seraya tersenyum miring, seolah sedang menantang Bisma.
Bisma tak habis pikir dengan apa yang diucapkan Raka. "Lo tu kenapa, hah?! Punya salah apa gue sama lo?!"
Rahang Raka mengeras. "Salah lo banyak! Dan, kesalahan terbesarnya lo udah nampar Eria!"
Entah apa yang lucu, Bisma tiba-tiba terkekeh kemudian menatap sinis teman sebangkunya itu. "Bucin lo."
Raka yang mendengarnya semakin menarik sebelah sudut bibir, meremehkan Bisma. "Apa pantes kata-kata itu diucapin sama orang yang lebih bucin sampe mendekati BEGO?!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Raina✔
Genç KurguCompleted Ketika mantan datang memberi rasa nyaman di saat kita merasa bosan dengan pasangan Siapa yang akan Raina pilih? Bisma Azka Tama--cowok yang dulu meninggalkannya karena memilih cewek yang lebih cantik darinya atau Bryan Arsenio--cowok yang...