RAINA 14 - Heboh

222 24 2
                                    

Raina berjalan keluar toko. Menghela napas sejenak, kemudian mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya, hendak menghubungi seseorang.

Raina mencari nama kontak seseorang. Menekan tombol panggilan lalu mendekatkan ponsel ke telinganya. Menjauhkan ponsel dari telinga ketika suara seseorang dari sebrang telepon terdengar.

"Woi, apa kak?!"

Raina mendengus. "Bisa nggak, nggak usah teriak-teriak gitu?"

Terdengar suara Inta yang cengengesan. "Hahaha, iya maap. Ngapain kak? Kalo nelpon gini pasti lagi butuh. Lo kan kalo lagi butuh baru nelpon gue."

"Tau aja lo," balas Raina. "Ehh, lo bisa jemput gue nggak?"

"Haa?!" Raina kembali menjauhkan ponselnya mendengar suara menggelegar Inta. "Emang lo lagi dimana?"

"Mall."

"Lo ngapain di mall? Ngemis? Ohh, ya udah gih, terusin. Kalo dapet uang, gue ditraktir yak!"

Raina mengeratkan genggamannya pada ponsel. "Inta!" geramnya.

"Apa kak Raina cantik?"

"Jemput gue," rengek cewek itu.

"Lo dateng sama siapa?"

"Bisma."

"Ya udah, pulang bareng Bisma."

"Ihh, gue dilabrak ibunya lagi! Bisma udah pulang sama ibunya. Gue ditinggal."

"What?!" teriak Inta. Bukannya kasihan, sahabatnya itu malah tertawa. "Hahaha, kasian amat lo kak!"

"Anjir lo!" umpat cewek itu. "Please, jemput gue, Ta! Kalo lo jemput gue, lo makin cantik deh."

"Gue emang dah cantik dari lahir kali kak."

Raina seperti mau muntah mendengar ucapan sahabatnya itu. "Ta, jemput gue, please!"

"Gue lagi sibuk kak."

"Lo sibuk ngapain?"

"Rebahan."

"Anjir."

Masih dengan telepon yang ditempelkan ke telinga, mata Raina menyipit. Sepertinya dia kenal dua orang yang berjalan masuk ke dalam salah satu butik itu. Mereka tidak asing lagi di matanya.

Yap, Raina memang kenal dengan dua orang itu. Bahkan sangat kenal.

Raina menghampiri dua orang itu. Berdiri beberapa meter dari mereka. Cewek itu bertanya lagi, "lo lagi ngapain, Ta?"

"Emm, gue lagi sibuk rebahan nih."

Raina mengangguk-anggukkan kepalanya. Kedua matanya terus menatap dua cewek yang sedang sibuk memilih baju. "Ohh, lo rebahan dimana?"

"Di rumahnya Eria."

"Ohh." Eria rumahnya di mall.

Raina melihat Eria yang sedang bertanya pada Inta baju mana yang lebih bagus. "Ehh, bilangin sama Eria, baju yang warna biru itu lebih bagus."

Raina melihat Inta mengangguk. "Er, kata kak Raina, baju yang warna biru lebih bagus."

Eria mengangguk, "oke siap! Bilangin sama kak Raina, makasih!"

Ternyata, kedua sahabatnya masih belum menyadari keberadaan Raina di dekat mereka.

Inta kembali mendekatkan ponsel ke telinga. "Kata Eria, makasih kak," ucap cewek itu.

"Yoi, sama-sama."

Inta dan Eria mematung. Mereka saling lirik. "Ehh, kok gue denger suaranya kak Raina ya?" bingung Eria. "Padahal kan lo yang telepon."

Inta mengangguk menyetujui. "Suaranya jelas banget deh. Nggak kayak lagi teleponan gitu."

"Ekhem," Raina sengaja berdehem keras. Kedua sahabatnya menoleh. Tersentak kaget melihat Raina yang berdiri tepat di belakang mereka.

Raina melipat kedua tangannya di depan dada. Cewek itu mengangguk-anggukan kepalanya. "Ohh, ini yang namanya rebahan?"

Raina menatap tajam kedua sahabatnya. "Sibuk rebahan sampe minta tolong jemput gue aja nggak mau."

Raina mencebikkan bibirnya. "Gue juga baru tau lho kalo Eria itu rumahnya di mall. Rumah baru lo, Er? Kapan pindah? Kok gue nggak tau?"

Inta dan Eria nyengir tanpa dosa. "Ehh, kak Raina, hehe."

"Dari kapan kak di sini?" tanya Eria basa-basi.

"Dari tadi," balas Raina santai.

"Ohh."

Kedua sahabat Raina itu saling pandang cukup lama seperti sedang merencanakan sesuatu. Tak lama mereka mengangguk dan...

"Lari!" teriak mereka berdua berlari meninggalkan Raina.

"Setan lo berdua!"

***

Inta dan Eria menambah kecepatan lari melihat Raina yang mengejar mereka.

"Er, kak Na ngejar kita!"

"Lari lebih cepet lagi, Ta!"

Melihat dua cewek yang berlari di mall, membuat seorang satpam bingung. Satpam itu ikutan berlari, menyejajarkan langkah larinya dengan salah seorang cewek yang tertinggal oleh temannya.

"Kenapa Neng, kok lari-lari?" tanyanya.

Inta menjawab asal, "gempa, Pak!"

"Hah, gempa?" Seketika satpam itu berhenti berlari lalu berteriak, "gempa, gempa, selamatkan diri kalian!!"

Pengunjung mall pun menoleh ke arah satpam itu. Sedetik kemudian, mereka berlari menuju pintu keluar mall untuk menyelamatkan diri.

Tanpa Inta sadari, jawaban asalnya itu membuat heboh pengunjung satu mall.













🍂🍂🍂

Inta, Inta😴

Selamat membaca bab berikutnya
Terima kasih sudah membaca dan memberi suara😊

Raina✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang